Cruella; and Black Diary
Festival valentine (2)
|
||
___|||___
||
|Aku mengintip Audiens dari balik tirai pudiom.
"Aku tidak yakin" gumam ku pelan pada Laura
"Kau sudah cantik Ella tidak ada kacamata bundar. Tidak ada rambut hitam. Dan lihat kau memakai dress Gucci terbaru kau cantik" Laura kembali meyakinkan. Dan aku sedikit tenang tapi kembali gugup saat sang Mc memanggilku untuk memasuki Pudiom.
"Dan puisi Romantis selanjutnya akan dilakukan tutup oleh penampilan dari IPA 3-A. CRUELLA"
Ohh bagus aku benar-benar gugup sekarang berdiri di depan ratusan pendengar si auditorium tertutup tidak ada celah untuk menarik tirai tertutup apalagi kabur.
terdengar suara pekikan jika aku seorang penyihir entah itu ejekan atau pujian.
Bintang dan mata angin
Aku tak perlu kompas agar bisa menemui mu. aku tak perlu peta untuk melacak jejak kakimu.
untuk apa? karna kau ada di depan mataku.
Kau ibarat bintang yang dapat ku temui di langit. kau ibarat mata angin yang dapat menyentuhku ke titik tersembunyi. Tidak ada sekat di antara kita selain sang fajar.
Mataku terpaku ke arah Erlanger yang tengah tersenyum tipis atau bisa di bilang itu seringai.Suara riuh tepuk tangan mengakhiri puisiku.
Laura menyambut ku dengan pelukan dan pujian.
"Aku tadi menatapnya dan kami tenggelam beberapa saat" ujar ku malu-malu.
Sebuah dering pesan masuk menyapa kami. Dering ponsel ku.
Sebuah nomor tak bernama
+082599-------
Puisi yang bagus girl. tidak merasa kehilangan sesuatu?Aku mengernyitkan dahi dalam aku bukan orang yang ceroboh dan pelupa.
Sebuah pesan masuk namun kali ini berisi format gambar
Dan seketika jantungku berlomba marathon
Lalu pesan lain menyusul.
+085299--------
Temui aku di rootrof seorang diri tanpa teman maka buku hitammu kembali_ErlangerApa gayung ku bersambut.
Laura memekik senang.
Rasanya seperti menang lotre.Tanpa berpikir apakah Erlanger membaca isinya.
"Jangan gugup oke bersikap biasa dan jangan lupa cium bibirnya sebagai ungkapan terimakasih" saran Laura terdengar konyol tapi mampu membuat ku bersemu.
Apakah takdir sedang mendukungku sekarang.
Aku melihat punggung laki-laki berjas hitam berdiri dengan santai di pembatas rootrof.
"
Puisi yang bagus girl" suara serak Erlanger menyapaku itu sedikit membuat ku merinding entah mengapa suara bassnya begitu memikat.
"Jadi kau tak perlu kompas dan peta untuk menemukan ku. Karna aku berada di sini bukan" suara Erlanger berbisik halus di celah tengkuk ku. Tanpa sadar jarak kami begitu intim.
"I-Iitu hanya puisi" elak ku cepat. Sambil menyentuh kemeja untuk memberi sekat gugup.
"Puisi itu tertuju untuk Elang bukan. Dari sang burung pipit"
"Kau lancang membaca tanpa ijin pemilik"
Walau menyukai tapi aku harus sedikit tegas tidak mudah tergoda"Ohh baby gril jika tidak, aku tidak bisa tau buku itu milikmu, milik sang burung pipit" gumamnya pelan sambil menyelipkan sejumput rambut. Dapat aku rasakan jari tangannya menyentuh daun telingaku sengaja.
"Dimana bukunya" tanyaku gugup.
"Ada imbalan untuk bukumu baby gril dan aku perlu Dp untuk itu"
"Tapi itu milik ku" tersentak kaget apa aku harus menciumnya seperti saran Laura.
"Jika kau setuju kurir sedang menuju rumahmu jika tidak jangan harap buku itu kembali, Deal" tangannya masih bermain di telingaku
"Deal" jawab ku serak.
Erlanger mendekatkan wajahnya dapat aku rasakan jika napasnya begitu hangat menerpa wajah ku.
Mataku terpejam erat tanpa berani menatap apa yang di lakukan Erlanger.
Dapat kurasakan sudut bibir ku merasakan benda kenyal nan hangat hingga lupa suara klik. Anting ku di lepaskan.
"Sebagai jaminan lainnya baby gril" gumamnya pelan lalu lenyap seperti dibawah angin.
Wajah ku memerah padam. Ku lihat Erlanger berada di pintu rootrof. Menenteng benda kecil berkilau. Lalu memberikan isyarat tangan membentuk telpon.
Dengan otomatis aku meraba telinga ku. Anting ku.
+082599-------
Dinner white me, maka anting mu kembali.Aku hampir oleng apa itu ajakan kencan benarkah takdir memang begini alurnya apa nahkodanya tidak terlalu cepat.
Dan senja itu aku seperti kepiting merah yang terbakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUELLA ; and Black Diary
NouvellesSeperti cerita pada umumnya Masa Sekolah menengah atas adalah masa yang paling indah dimana kita mulai mencari jawab soal Asmara dan Cinta, mulai berharap 'andai aku jadi dia maka aku bisa sepertinya' memiliki wajah cantik, Ramah, dan memiliki pacar...