Agreement

13.1K 353 0
                                    

Taeyong terbangun dan mengerang saat dia
merasakan rasa linu di sekujur tubuhnya. Dia membuka kelopak matanya dan mendapati tempat disebelahnya telah kosong. Taeyong melihat secarik kertas tergeletak diatas bantal, dia membuka dan membaca surat itu.

'Selamat pagi baby boy, maaf aku terburu-buru pergi, tanpa membangunkanmu karena kupikir kau pasti sangat lelah karena permainan kita semalam. Apakah kau menyukainya? Itu hanya permulaannya saja jika kau masih menginginkannya, aku menunggumu malam ini di salah satu rumahku untuk membicarakan peraturan-peraturannya. Kau tahu kemana harus menghubungiku baby boy'

Taeyong membaca sebuah alamat yang tertera di surat itu, rumah yang dimaksud pria itu berada di kawasan pinggir kota.

Taeyong kembali berbaring, dia tak tahu harus bagaimana, tadi malam benar-benar di luar bayangan Taeyong selama ini. Bagaimana Jaehyun sangat menikmati perannya sebagai seorang dominan, memperlakukannya seperti sebuah mainan.

Tapi mungkin itu belum seberapa. Lalu bagaimana nanti, apakah pria itu akan benar-benar mengenalkannya pada dunianya, batin Taeyong.

Pria itu seorang Iblis, Iblis berwajah tampan,
menggodanya untuk mencicipi dosa dan
Taeyong sudah tergoda. Dia sudah tenggelam
dalam gairahnya, dia sudah terjebak dalam
permainan yang dia rencanakan sendiri. Bukan Jaehyun yang memohon, tapi dia sendiri.

Tapi Taeyong bukan seseorang yang bodoh dan lemah, pria itu tak boleh menganggapnya sama seperti pria-perempuannya selama ini, dia seorang flight Lee. Jika Jaehyun punya peraturan maka diapun punya.

Taeyong berjalan ke kamar mandi dengan
langkah tertatih, daerah selangkangannya
nyeri dan perih. Dia memutuskan untuk
berendam dalam Air hangat dan minyak
aroma terapi, mungkin hal itu bisa mengendurkan otot-ototnya yang tegang dan
membuatnya bisa berpikir jernih.

Setelah menghabiskan waktu untuk berendam dalam air hangat dan dia nyaris tertidur di dalam bathtub, Taeyong memutuskan untuk turun ke dapur mengisi perutnya, di sana dia bertemu Evelyn yang juga sedang sarapan. Dia berjalan menuju meja makan dengan masih tertatih-tatih.

"Selamat pagi Evelyn" sapa Taeyong.

Evelyn mendongkakan wajah nya, menatap Taeyong yang berjalan tertatih "halo sayang, duduklah aku akan menyiapkan sarapanmu."

"Terima kasih" jawab Taeyong merona.

Dia yakin Evelyn pasti tahu apa yang terjadi semalam, tapi dia bersyukur wanita baik hati itu tidak menanyakan apa-apa padanya, selama mereka sarapan mereka hanya membicarakan hal-hal lain.

Jaehyun menyesap whiskeynya menatap lalu lintas kota dari kaca jendela apartmentnya, sampai sekarang Taeyong Flight Lee belum menghubunginya dan Jaehyun tak ingin menanyakan langsung pada pria itu, dia tak ingin memaksa pria itu walau ada keinginan dalam dirinya untuk menyeret pria itu kemari lalu bercinta dengan gila-gilaan.

Suara bel pintu mengejutkannya, dengan langkah gontai Jaehyun membukanya. Disana berdiri Taeyong Flight Lee menatap ke arahnya, lalu masuk kedalam.

Ada rasa senang dan lega pada diri Jaehyun tapi juga amarah karena pria ini tak mengindahkan perintahnya untuk menghubunginya, memberitahukan tentang persetujuannya untuk melanjutkan sesi mereka, dan itu membuatnya merasa gelisah sepanjang hari.

"Kenapa kau tak menghubungiku?" Tanya Jaehyun tajam.

Taeyong mengangkat bahunya tak acuh "kejutan, mungkin" jawabnya.

Jaehyun mengepalkan tangannya, masih tetap dengan sifat pembangkangnya. Dia sudah gatal ingin menghukum pria pembangkang di depannya ini, tapi dia ingin membicarakan tentang hubungan mereka terlebih dahulu.

"Apakah kau sudah makan?" tanya Jaehyun.

"Sudah, tapi aku merasa haus" jawab Taeyong.

Jaehyun pergi ke pantry, membuka lemari pendinginnya dan menuangkan orange juice untuk pria itu, Taeyong duduk di mini bar memperhatikan setiap gerak gerik pria itu.

Jaehyun duduk di samping Taeyong menunggu pria itu menghabiskan minuman nya.

"Katakan apa peraturan nya" kata Taeyong membuka suara

"Apakah kau yakin?" tanya Jaehyun.

"Entahlah, tapi tak ada salah nya untuk mengetahui peraturan nya" jawab Taeyong.

"Ini tentang apa yang akan kita jalani prince, ini tentang disiplin, hukuman dan bagaimana kau harus menerima setiap perintah ku" Kata Jaehyun.

"Katakan.." jawab Taeyong.

"Aku tak akan membuat kontraknya, karena ini hanya sementara selama kau berada disini. Tapi aku ingin kau tahu tentang semua ini dan meminta persetujuanmu jika kau memang menginginkannya, aku tak akan memaksa" lanjut Jaehyun.

"Hmm. Aku masih punya waktu sepuluh hari lagi" gumam Taeyong.

"Seperti kau tahu, aku melakukan sex dengan keras. Terkadang di luar masuk akal dan mungkin sadis menurut orang kebanyakan. Aku juga akan memberi beberapa hukuman jika kau tak menuruti perintahku, tapi jika kau menjadi pria baik selama kita bersama baby boy, kau akan kuberi hadiah tentu saja." Kata Jaehyun.

"Hadiah apa?" Tanya Taeyong.

Jaehyun bangkit dan berdiri di belakang Taeyong, memeluk pinggang pria itu. "Aku pria yang murah hati baby boy, mungkin aku akan memberimu orgasme yang hebat atau mungkin yang lainnya" bisik Jaehyun seraya menjilati leher Taeyong.

Taeyong mengerang. Nafasnya tercekat saat Jaehyun mencumbu lehernya, Ialu merengek saat pria itu beranjak menjauh. Taeyong memutar kursinya, dilihatnya Jaehyun berdiri menatap kearahnya dengan tangan dimasukan kedalam kantung celana.

Taeyong bangkit berdiri dan berjalan ke arah Jaehyun. "Aku punya syarat" kata nya.

"Kau tak berhak mengajukan syarat" ucap Jaehyun cepat.

"Aku tak ingin ada perempuan atau pria lain saat kita bersama" lanjut Taeyong tak menghiraukan ucapan Jaehyun.

Jaehyun terdiam sesaat. "Baiklah, bisa ku terima" jawabnya

Taeyong menatap Jaeyun. Dasar arogan! " lalu selanjutnya apa?" Tanya Taeyong.

Jaehyun merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sesuatu seperti gelang berwana hitam, dia meraih tangan Taeyong dan memasangkan gelang yang terbuat dari kulit dengan rantai agak panjang yang di ujungnya terdapat lingkaran seperti cincin.

"Kau milikku, baby boy." desis Jaehyun memasangkan cincin itu di jari tengahnya dan memakaikan gelangnya pada Taeyong.

Tubuh Taeyong bergetar, darah nya berdesir mendengar kalimat Jaehyun tadi. Sepuluh hari kedepan hidupnya akan berubah.

Dia akan menjadi milik Jung Jaehyun untuk digunakan pria itu sesuka hatinya, untuk menjadi mainan seks pria itu. Mengerikan sekaligus terasa sangat seksi.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Taeyong.

Jaehyun membawa Taeyong menuju salah satu ruangan yang terkunci rapat dan membuka nya, Jaehyun menarik tangannya agar Taeyong masuk. Taeyong menatap ruangan yang mirip perpustakaan itu, lalu Jaehyun menggeser salah satu lemari buku yang ternyata di belakangnya terdapat sebuah tombol. Jaehyun menekan tombol itu lalu dinding itu bergerak terbuka.

Jaehyun menarik tubuh Taeyong saat pria itu masuk ke dalam ruangan rahasia dan menuruni anak tangga yang terbuat dari batu, ruangan itu mengingatkan Taeyong pada kastil-kastil kuno Di London.

Mereka tiba di salah satu kamar. Taeyong melihat keseluruhan kamar berpenerangan redup itu dan merasa sangat takjub.

Di kamar itu terdapat sebuah ranjang bertiang empat dengan seprei putih, sebuah lemari kayu besar, sofa berbahan kulit, di dinding terdapat sebuah palang kayu seukuran tubuh pria dewasa dengan rantai besi di setiap sudut nya,dan di langit-langit kamar terdapat banyak gelang besi dan juga tali sling.

Yang lebih membuat Taeyong takjub adalah di ruangan itu terdapat sebuah sel yang cukup besar.

"Ya Tuhan.. " desah Taeyong menutup mulutnya dengan tangan.

Privatter Jaeyong🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang