[1.3] JAY

1.9K 273 64
                                    

abby menyiapkan satu kertas berukuran A3 dengan sketsa spektrum warna yang masih polos. ia juga menyiapkan satu set crayon pemberian jay saat ulang tahunnya kemarin. hari ini, abby tengah menunggu jay selesai dari ekskul basketnya. sambil menunggu di kelas sendirian, abby berencana untuk belajar mewarnai spektrum warna tersebut, dengan bermodalkan feeling, buku panduan warna, dan kacamata enchroma nya.

abby sangat tidak sabar untuk melukis spektrum warna di kain kanvas bersama jay di hari minggu nanti, maka dari itu abby bersikeras untuk belajar dan mengenal lagi warna-warna yang sangat banyak. setidaknya dia ingin membuat jay bangga pada dirinya. abby mengenakan kacamatanya sejenak dan meneliti setiap warna yang ada di buku dan juga crayon.

memang tidak terlalu membantu, karena hanya warna primer saja yang solid di pengelihatannya. sedangkan warna lain masih belum akurat, apalagi warna-warna yang hampir sama dan tidak ada perbedaan yang signifikan.

"yah, mau gimana lagi.." gumam abby sambil melepaskan kacamatanya.

dengan hati berdebar, abby mulai meraih crayon dan mulai mewarnai sesuai dengan kode warna yang tertera. meskipun ia tidak tahu pasti apakah crayon yang diambil sesuai dengan warnanya. sesekali, dia mencocokannya dengan mengenakan kacamatanya kembali. abby sendiri tidak mau untuk terus-terusan mengenakan kacamata tersebut karena abby merasa tidak begitu nyaman bila mengenakan kacamata, dan juga dirinya terlihat konyol dengan kacamata tersebut.

masih fokus dengan aktivitasnya, abby mendengar langkah yang cepat dengan sedikit di hentakan. suara seseorang yang saling beradu mulut pun mulai terdengar.

"mia! tunggu dulu mia!"

abby langsung melihat ke arah pintu kelas karena dirinya mendengar suara jay. derap langkah semakin mendekat dan abby melihat mia berjalan cepat masuk ke dalam kelas. dibelakangnya ada jay yang sibuk menarik lengan mia seakan menahan langkah mia untuk mendekat ke abby.

abby dibuat bingung dengan tingkah mereka, apalagi saat melihat mata mia tampak sembap dan sorot mata jay yang tampak marah dan takut. abby berusaha berpikir positif dan tenang. dirinya masih menyuguhkan senyuman manis dan ramah kepada mereka berdua yang kini berdiri di hadapannya.

"kamu yang bilang atau aku yang bilang?!" tanya mia kepada jay.

"mia stop!"

abby masih berusaha tersenyum meskipun kini sudut bibirnya sudah mulai turun. hatinya sangat berdegup kencang karena merasa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi beberapa menit ke depan.

"abby! lo cuman bahan taruhan jay sama temen-temennya! jay ga beneran mau deketin lo-"

"mia! please, stop!"

"dari awal lo pindah, jay sama temen-temennya udah ngomongin lo terus! dan mereka ngerencanain buat jadiin lo bahan taruhan, dan jay yang nerima taruhan itu, dia ditantang-"

"mia!"

"jay! kamu diem dulu!"

mia menuding jay yang memotong penjelasannya. keadaan abby kini sekarang sudah berkeringat dingin dan kukunya terus menekan jari-jarinya sendiri.

"jay ditantang untuk ngeluluhin hati lo, dan ajak lo tidur! kalau berhasil, jay dapet mobil yang dia pengin! tapi, gue gatau lo apain jay sampai dia ingkar janjinya sendiri, malah dia pacarin lo tanpa sepengetahuan kita semua!"

badan abby sudah semakin lemas dan kerongkongannya semakin sakit karena menahan tangis. abby mendengar semua penjelasan mia dan yang terlintas di benaknya adalah,

betapa bodohnya dirinya.

abby mengalihkan pandangannya menatap jay yang terdiam dan pucat pasi. matanya seakan berharap kalau abby tidak murka padanya.

comfort chain ; enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang