TRAUMA
Enjoy~
BAGIAN KETIGA
Pelajaran kedua di hari itu adalah pelajaran seni. Guru menyuruh mereka untuk mewarnai atau menggambar, dan kemudian menulis nama di atasnya untuk dikumpulkan dalam setengah jam.
Jeongguk sangat bersemangat. Ia suka menggambar, termasuk mewarnai juga. Jeongguk meraih krayon dengan antusias dan mulai mewarnai.
Berbeda dari anak lain yang cenderung mewarnai dengan warna-warna terang, Jeongguk justru sebaliknya. Ia mewarnai sesuai dengan warna realitanya, dibanding warna mencolok yang asal.
Jeongguk juga punya teknik tersendiri saat mewarnai agar warnanya tidak terputus dan juga rata. Jeongguk akan mewarnai secara horisontal dengan menahan nafas dan dengan gerakan hati-hati.
Jeongguk juga mewarnai garis dengan sempurna, dan menulis namanya sebaik mungkin di sudut atas.
Jeongguk itu sebenarnya adalah anak yang cerdas, dan selalu berusaha sempurna dalam segala hal. Itulah sebabnya ketika ia kemarin gagal dalam soal pertama, ia sedih, dan bertekad agar membayar ketertinggalannya.
"Wow, Jeongguk! That's great! You're very good at coloring! Rapi sekali punyamu!" Puji Taehyung tulus. Jeongguk tersenyum mendengarnya. Wajahnya menghangat.
"Terima kasih. Punyamu juga bagus kok, Taehyung," komentar Jeongguk malu-malu.
Taehyung tersenyum.
"Kalau sudah selesai, ayo, kita kumpulkan. Kita masih harus membuat istana pasir, loh."
Jeongguk mengangguk. Memang setelah menggambar dan mewarnai, mereka kemudian disuruh untuk membuat istana pasir sebagus mungkin secara kelompok. Masing-masing kelompok dua orang, dan tentu saja Taehyung dan Jeongguk satu kelompok.
Setelah semua selesai, guru membimbing mereka menuju taman bermain yang ada di halaman sekolah.
Ada deretan panjang ayunan besi, cukup banyak, sekitar sepuluh ayunan. Di sebelahnya ada seluncuran yang tidak terlalu tinggi. Lalu, ada tiang-tiang dengan ukuran berbeda untuk didaki anak-anak. Ada jungkat-jungkit juga disana. Tentu saja, ini sekolah mahal, pasti fasilitas di sekolah sangat memadai.
Taehyung berlari ke arah kotak pasir yang ada di ujung, dia takut jika itu ditempati, makanya ia langsung saja berlari. Dan Jeongguk mengikutinya tanpa banyak bicara.
"Jeongguk, tolong isi ember yang paling besar, ya, biar aku isi ember-ember yang kecil."
"Baik."
"Eh, mau kemana, Jeongguk?"
"Ta-taehyung bilang, harus mengisi ember. Aku mau ke kran air buat mengisi ember."
"Apa?"
Mulut Taehyung membentuk huruf o, lalu setelah paham dengan situasi, barulah Taehyung tertawa."Jeongguk, maksudku di isi pasir, bukan diisi air!"
Jeongguk kembali duduk dengan wajah yang menunduk malu. Sedangkan Taehyung menepuk-nepuk bahu Jeongguk selama berusaha menahan tawanya. "Aduh, duh, ini lucu, sekali, ya Tuhan. . ."
"Ta-taehyung..."
Jeongguk tampaknya benar-benar malu, jadi Taehyung berusaha untuk mereda tawanya secara paksa. Sebenarnya dia masih ingin ketawa, sih.
"Hufh. . Ya sudah, ayo, diisi. Aku isi buat tiang istananya. Kamu isi yang besar buat istana intinya. Mengerti?"
Jeongguk mengangguk, wajahnya masih nampak malu-malu. Merekapun mulai mengisi ember.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA [Kookv]
RomanceTentang Jeon Jeongguk, bocah berusia delapan tahun yang harus pindah ke Los Angeles, mengikuti orangtuanya. Hidupnya yang sepi, penuh dengan penindasan, berubah ketika ia bertemu dengan Kim Taehyung. Bocah cantik dan lucu, yang selalu menolongnya...