Bab 15

1.6K 158 55
                                    

BAGIAN LIMA BELAS.

"Huuuh, I don't get it, ggukie! Aku masih nggak paham soalnya! Suusah sekali!" Taehyung mengerang, membenamkan wajahnya ke meja belajar dengan frustasi. Taehyung juga membanting pensilnya ke atas meja, tampak kesal sekali.

Jeongguk tersenyum tipis melihat tingkah Taehyung. Mereka saat ini sedang belajar bersama di kamar Jeongguk. Dan, meskipun Jeongguk homeschooling, ia tetap belajar dengan rajin bersama Taehyung.

Sebenarnya, hanya beralasan. Karena tanpa belajar dengan keraspun, Jeongguk bisa menguasai dengan sekali membaca. Dan daripada dikatakan belajar, Jeongguk lebih tepat dikatakan sebagai tutor pribadi Taehyung.

"It's okay, Tae, it's not an easy topic. Memang susah kok soalnya," Jeongguk meyakinkan.

"Then how come you got it so easily? Ini gak adil tau! Aku belajar mati-matian tetap gak bisa. Sedangkan ggukie sekali baca aja, langsung bisa. Why do I suck soooo bad at math?"

Taehyung mengerang dan kembali mengomel. Dengan sabar, Jeongguk mengelus rambut halus Taehyung lalu menjawab dengan lembut, "I'll work through them with you, okay? Nanti aku ajarin sampai bisa."

"Oookay," Taehyung duduk dengan benar lagi, mengambil pensilnya dan mulai mengerjakan. Kali ini, Jeongguk membantu menerangkan. "Ggukie, I'm gonna cry if I don't pass this math test."

"You will pass it, believe me. Now, berikan bukumu padaku, aku akan menulis beberapa rumus and we'll work through it together, okay?"

Taehyung mengangkat kepala menatap Jeongguk, lalu mengangguk. Ia mulai berkonsentrasi kembali.

Selama satu jam, mereka benar-benar serius belajar. Jeongguk mengajari Taehyung dengan sabar dan telaten. Begitupun Taehyung, ia bersungguh-sungguh saat Jeongguk mengajarinya.

Tak terasa sudah satu jam. Soal matematika Taehyung telah terselesaikan dan Taehyung sudah cukup memahami soal-soal itu.

"Taehyung, buang permenmu," bisik Jeongguk ketika menyadari Taehyung mulai mengemut permen. Taehyung yang masih sibuk belajar, mendongak, menatap Jeongguk heran. Ia mengeluarkan permen lolipop yang ada di mulutnya.

"Why? Kan permennya masih. Kok dibuang?" tanya Taehyung bingung. Jeongguk menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Dan, tentu saja, Taehyung tidak memahaminya.

"Jeongguk, why didn't you answer me, huh?"

Jeongguk menghela nafas. Sedang Taehyung; masih terus menatap Jeongguk, menunggu jawaban. Tapi, Jeongguk masih diam. Merasa kesal, Taehyung pun kembali sibuk pada buku-bukunya. Masih sambil menjilat permen lolipopnya.

Kembali ke keadaan Jeongguk, ia tidak bisa menahan diri untuk terus menatap bibir Taehyung yang terus bergerak-gerak karena lolipop.

Terkadang, bibir itu akan menjilat, mengemut, dan saat bibir itu melepas lollipopnya, maka, akan ada bunyi plup yang seksi.

Jeongguk tersipu dan tersentak dari pemikirannya barusan. Ia tampak begitu linglung. Bukan ini yang Jeongguk harapkan akan ia pikirkan. Tapi, Jeongguk sendiripun, tidak bisa mecegah pemikirannya sendiri. Pemikiran liar itulah yang masuk ke dalam otaknya.

Jeongguk hanya duduk di sana, merasa tak berdaya. Mengapa dia berfantasi tentang anak laki-laki? Dan bukan seorang gadis?

Tapi, sekali lagi, Jeongguk tidak bisa menahannya. Ia lemah. Ia pun kembali menatap. Menatap penuh damba pada kuncup merah muda yang masih saja menjilat dan mengemut. Mulutnya yang sedikit terbuka, terlihat sangat memanggil.

'Brengsek,' maki Jeongguk dalam hati. Memaki dirinya sendiri. Berpikir bahwa dia sangat bejat karena memikirkan hal tidak senonoh kepada sahabatnya sendiri.

TRAUMA  [Kookv] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang