TRAUMA
***
BAGIAN KEEMPAT
Sekolah cukup menyenangkan bagi Jeongguk, terutama setelah mengenal Taehyung selama sebulan. Jeongguk sekarang dapat berbicara lebih percaya diri. Ia mulai tidak gagap, meskipun ia masih sering canggung dan juga kikuk, tapi Jeongguk telah mengalami banyak kemajuan dalam sosialisasinya.
Meskipun tidak terlalu dekat dengan teman-teman sekelas, tapi Jeongguk sudah mulai berbicara dengan mereka sedikit demi sedikit. Iapun mulai giat belajar bahasa Inggris.
Taehyung mendorongnya untuk lebih berani dan lebih serius belajar bahasa Inggris. Intinya, dorongan dan perlakuan Taehyung sedikit banyak membawa perubahan baik bagi seorang Jeon Jeongguk.
Kala itu, udara sejuk, embun tipis menutupi mobil-mobil yang diparkir di jalanan kota Los Angeles. Saat itu pukul 6:30 pagi, setengah jam lagi sekolah dimulai dan Jeongguk sudah sangat bersemangat.
Sejujurnya, dibanding dengan suasana sekolah, Jeongguk lebih tidak sabar untuk bertemu dengan Taehyung. Anak itu benar-benar sangat manis dan juga menyenangkan.
Jeongguk bergegas menyusuri lorong menuju kelasnya, napasnya tersengal. Dia menyesuaikan ranselnya di bahu saat melorot, lalu mempercepat langkahnya ketika selangkah lagi menuju ruang kelasnya.
Pandangan Jeongguk pertama kali tentu saja Kim Taehyung.
Bocah laki-laki itu melambai ke arah Jeongguk dengan penuh semangat. Jeongguk merasakan hawa dingin yang aneh meluncur di punggungnya saat melihat senyuman Taehyung.
Apalagi ditambah dengan genggaman lembut saat tangan mungil itu menuntunnya untuk duduk. Genggaman itu, mengirimkan rasa dingin lain yang menggeliat di punggung Jeongguk seketika.
"Jeongguk, senang melihatmu."
"Hn. Iya. Senang juga me. . melihatmu."
Dan merekapun memulai kelasnya.
Taehyung menguap beberapa kali ketika guru biologinya menulis di papan tulis. Matanya sayu, wajahnya nampak tidak bersemangat dan terlihat mengantuk.
Tidak ada yang pernah mendengarkan Mr. Space, pria berkacamata membosankan yang berbicara seolah-olah sedang berbicara dengan tanaman mati. Taehyung bahkan menjulukinya 'Manusia tanaman' karena dia terus berbicara tentang tanaman sepanjang hari. Saat Mr Space terus berbicara sendiri, Taehyung menguap sekali lagi, kali ini begitu terdengar sehingga semua orang menatapnya.
Mr. Space memandangnya dan mendorong kacamatanya yang tebal ke atas.
"Kim Taehyung.." Mr. Space melafalkan nama Taehyung begitu perlahan dan dengan geraman rendah.
"Yes, sir?" Taehyung menatap gurunya dengan tatapan bingung, membuat kelas yang tadinya terasa membosankan, entah kenapa jadi lebih menarik. Beberapa murid nampak terkikik geli melihat wajah polos Taehyung serta wajah mengerut Mr. Space.
"Am I boring to you, Kim Taehyung?"
"Of course not, sir," jawab Taehyung cepat-cepat. Ia menegakkan tubuhnya dengan kaku, hilang sudah semua rasa kantuknya tadi.
"Okey, so, then why are you sleeping in my class, Kim Taehyung?"
Taehyung nampak berfikir keras, dahinya bahkan mengernyit, ia kan tidak tidur di kelas Mr. Space, dia tadi menguap, tidak tidur tuh.
"Uhm, sir. . I wasn't asleep."
Pembuluh darah di kepala Mr Space berdenyut kencang, dan wajahnya mulai memerah. Dia tidak suka dibantah, bahkan meskipun dia salah, dia tidak mau dibantah, apalagi dibantah oleh bocah berusia delapan tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA [Kookv]
RomanceTentang Jeon Jeongguk, bocah berusia delapan tahun yang harus pindah ke Los Angeles, mengikuti orangtuanya. Hidupnya yang sepi, penuh dengan penindasan, berubah ketika ia bertemu dengan Kim Taehyung. Bocah cantik dan lucu, yang selalu menolongnya...