Bab 6

1.3K 167 13
                                    


Warning : 🔞❗Violence, abuse and harsh words​.

***

BAGIAN KE ENAM

Langkah kaki bocah lelaki itu terasa berat saat menelusuri lorong rumahnya sendiri. Ia memasang wajah sedih nan lesu, semenjak turun dari mobil mewahnya dan mendapati seluruh anggota keluarga nya tidak ada di rumah.

Wajah Jeongguk telah kusut sejak itu. Ayah dan ibunya memang selalu saja sibuk. Tidak ada hari tanpa mereka pergi hingga larut malam. Sebenarnya, Jeongguk sangat amat terbiasa. Hanya saja, ketika kakaknya juga tidak berada di rumah, Jeongguk langsung merasa sedih seketika itu juga.

"Tuan muda Dong Geon masih mengikuti les piano. Sebentar lagi, beliau akan pulang. Anda jangan bersedih."

Jeongguk sebenarnya saat itu sedang tidak enak badan. Bahkan sedari pagi, ia sudah merasa tubuhnya panas, tapi berkeringat dingin. Dan saat Jeongguk berniat main ke rumah sang sahabat, fikir nya: dengan melihat tingkah menggemaskan Taehyung, sakitnya akan reda, karena kadang hal itu benar-benar membantu.

Tapi, memang hari ini tak sesuai rencana, Taehyung justru jalan-jalan dengan kedua orangtuanya. Tak apa, mereka berhak karena Taehyung adalah anak mereka. Tapi, meski menyadari hal itu, toh ada ego Jeongguk yang juga ingin memonopoli Taehyung untuk dirinya sendiri. Memang gawat sih, tapi Jeongguk bisa apa? Egonya ini entah kenapa, semakin lama semakin besar saja. Rasa-rasanya, bahkan Jeongguk sendiri pun tidak bisa mengontrolnya.

"Tuan muda, ingin langsung ke kamar?"

"Iya, paman. Aku lelah sekali."

Sesekali Jeongguk berpapasan dengan pelayan di rumahnya yang mengangguk sopan padanya. Jika biasanya Jeongguk akan membalas dengan ceria, kali ini, dia hanya tersenyum simpul saja.

Hingga dia mencapai tangga, kemudian naik ke lantai yang sepi-tidak ada satu orangpun-seperti lantai di bawah tadi.

Pada akhirnya, perjalanan menuju kamarnya selama tiga menit dua puluh tiga detik itu berhenti. Jeongguk sudah berdiri di depan kamarnya. Membuka pintu kamarnya cepat, karena Jeongguk memang lelah seharian menunggui Taehyung. Ia butuh tidur, terlebih, tubuhnya memang tidak fit.

"Jam segini, kenapa baru pulang?"

Jeongguk terkejut. Paman Han juga. Kenapa ibunya bisa ada disini? Jeongguk menatap paman Han, seolah meminta penjelasan. Tapi, paman Han hanya menggeleng, iapun sama tidak tahunya. Sebelum ia menjemput tuan muda, nyonya Jeon masih belum pulang ke rumah.

"Kenapa tidak dijawab?"

Jeongguk memandang ibunya itu dengan raut wajah sulit diartikan. Ia tidak tahu harus berekspresi apa sekarang ini saat melihat ibunya untuk pertama kalinya berada di kamarnya. Seingat Jeongguk, wanita itu belum pernah masuk ke kamarnya. Hari pertama Jeongguk sekolah saja, ibunya itu hanya berteriak menyuruhnya ini itu, tanpa repot-repot masuk ke dalam. Jadi, ada gerangan apa wanita anggun ini berada di kamarnya, serta menyapanya seperti ini?

"Kau pasti dari rumah Taehyung, ya? Makanya sampai jam enam baru pulang rumah."

Jeongguk semakin merasa canggung, ketika ibunya terus bertanya tapi, menatapnya datar-tidak ada senyum disana.

"Aku bicara padamu, Jeon Jeongguk." sang ibu menyadarkan Jeongguk dari tatapan kosong. Jeongguk buru-buru merubah raut wajah bodohnya menjadi tersenyum begitu manis. "Iya, ibu. Aku baru dari sana. Maafkan aku jika aku main terlalu lama."

Nyonya Jeon hanya tersenyum. Tapi, seperti biasa, senyumnya kaku dan di mata Jeongguk selalu tidak pernah terlihat tulus. Tapi, mungkin memang begitulah wajah ibunya. Untuk bagian itu, Jeongguk sangat memakluminya.

TRAUMA  [Kookv] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang