"Terjebak dalam keraguan itu tidak mudah."
- Tentang Aluna -
----------------
Ka Alfa ..
Ka Alfa..
Ka Alfa..
Jangan tinggalin aku, aku mohon..
Balik lagi
Aku gak mau sendirian ka..
Kaaaaaaa
Aku mohon jangan tinggalin akuGadis itu terus meronta dalam tidurnya, dia terus mengumamkan nama seseorang dengan histeris, dia seperti ketakutan dan merasa sendirian. Gadis cantik yang masih berbalut piyama warna maroon itu terus menggumamkan nama seseorang dalam keadaan mata terpejam.
Dia menangis, menjerit ketakutan, dia terus berteriak agar pemilik nama Alfa itu tidak pergi meninggalkan dia.Gadis itu adalah Aluna, Gadis yang sejak tadi terus mengigau, gadis yang sejak tadi meronta-ronta dalam tidurnya, gadis yang sejak tadi menangis.
Seseorang masuk ke dalam kamarnya karena mendengar tangisan Aluna."Sayang, kamu kenapa?"
"Sayang bangun"
"Bangun Nak, ini bunda"
Iya, orang yang masuk ke dalam kamar Aluna adalah Arida , bunda dari Aluna. Dia khawatir sesuatu yang dulu terulang kembali, tidak dia tidak akan pernah sanggup melihat itu kembali terulang di depan matanya, dia tidak akan sanggup mengulang kembali kepahitan itu.
Anaknya harus bahagia, anaknya harus merasakan kebahagiaan seperti orang pada umumnya, anaknya tidak boleh kembali lagi seperti dulu. Yang selalu mengurung diri di kamar, yang selalu menangis setiap hari, yang selalu menolak di ajak kemana-mana.
Hati Arida sakit kala kembali mengingat kenangan pahit itu, itu tidak boleh terjadi, Arida akan berusaha semampu dia untuk membahagiakan Aluna, anak kesayangan nya.
"Sayang" Panggil Arida seraya mengusap kepala Luna dengan lembut.
Dia tersiksa melihat anaknya seperti ini, hatinya ikut merasakan sakit itu.
"Luna sayang"
Tak lama kemudian Aluna bangun dan langsung memeluk bunda nya sambil menangis.
"Bun, Ka Alfa bun" Ucap Aluna seraya menangis memeluk Mama nya
"Ka Alfa ninggalin Luna"
"Ka Alfa jahat bun, dia ninggalin Luna"
Aluna terus meracau menyalahkan orang yang dia panggil Ka Alfa.
" Engga sayang, ka Alfa gak jahat, ka Alfa sayang sama Luna"
"Ka Alfa gak ninggalin Luna kok, Ka Alfa akan selalu ada buat Luna" Arida terus berusaha menenangkan putrinya itu. Dia terus mengusap lembut kepala Aluna penuh sayang.
"Tapi dia ninggalin Luna bun" Ucap Aluna sambil terisak
"Alfa gak ninggalin Luna, Dia bakal selalu ada buat Luna"
"Tenang ya syang, jangan nangis, sekarang Luna tidur karena besok hari pertama Luna masuk sekolah baru"
"Iya bun" Ucap Aluna seraya melepaskan pelukannya dan kembali memejamkan matanya
Arida menatap sendu ke arah Aluna, dia terus memperhatikan setiap lekuk tubuh Aluna. Sangat mirip persis sekali dengan dirinya waktu kecil. Aluna seperti poto copy an diri nya, bagaimana cara dia tertidur, cara dia tertawa , bahkan cara dia bertingkah pun sama seperti dirinya. Arida mencium kening Aluna lembut.
"Selamat tidur sayang, selamat tidur anak bunda" Ucap Arida seraya meninggalkan kamar Aluna. Sebelum menutup pintu, Arida mematikan lampu kamar Aluna karena Aluna tidak bisa tertidur jika lampu menyala. Baru setelah itu Arida menutup pintu kamar Aluna dan kemudian kembali tertidur.
_____________________________________
Pagi yang cerah, seorang gadis didalam kamar bernuansa serba hitam itu sudah siap dengan seragam sekolah nya, dia sudah beres dengan semua alat tulis. d
Dan dia bersiap untuk menyambut pagi yang menurutnya biasa aja. Dia sudah bersiap dengan menyambut hari-harinya yang baru, suasana baru, sekolah baru, teman baru? Ohh tidakkk!! Karena disana ada dua sahabatnya. Gadis itu masih sama dengan gadis semalam, gadis yang meraung tengah malam, gadis yang menangis tengah malam, dan gadis yang sangat ketakutan tadi malam. Iyaa!! Dia adalah Aluna lebih tepatnya Aluna Shakira Fransisca, gadis yang sebenarnya sangat ceria tetapi berubah karena 3tahun silam. Gadis yang berubah menjadi dingin, tidak banyak bicara, dan lebih banyak menyendiri. Dia bergegas turun dari kamarnya menuju ke meja makan, Anak tangga demi anak tangga di lalui mengiringi langkah gadis manis yang akan berubah sikapnya beberapa jam lagi."Selamat pagi sayang" Sapa Arida yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.
"Pagi bun" Jawab Aluna sambil tersenyum manis
"Papa?"
Karena Arida seakan paham apa yang dimaksud Luna pun menjawab
"Udah syang, papa ada Meeting jadi berangkatnya harus pagi"
"Oh gitu bun" Ucap Aluna sambil mengoleskan selai coklat kesukaannya ke atas roti
"Di abisin ya sayang"
"Iya bun"
Lama hening karena proses ritual makan pagi ini di sedang di mulai. Aluna yang sangat serius dengan sarapan pagi nya, dan Arida yang sedang membereskan meja makan yang sedikit berantakan.
"Mau bunda anterin lu?"
"Gausah bun, Lulu berangkat sendiri aja"
"Gak papa? Lulu yakin baik-baik aja?"
"Lulu yakin"
"Lulu udah selesai, Lulu berangkat dulu ya bun, Assalamualaikum" Ucap Aluna sambil mencium tangan Arida.
"Hati-hati sayang, Waalaikumsalam" Balas Aridha sambil mencium lembut pipi dan kening Aluna.
Arida terus saja memperhatikan putri kesayangannya itu, dia menatap prihatin putri nya, dia yang paling terpukul karena kejadian itu, dia yang paling menderita, dia yang paling terluka, tetapi dia juga yang harus menanggung semuanya.
"Maapkan bunda, Aluna harus tetap kuat apapun yang terjadi." ucap Arida sambil terus melihat ke arah Aluna yang sedikit demi sedikit menghilang dari balik pintu rumahnya.
Jangan lupa tinggalkan vote dan coment🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aluna ( On going)
Teen Fiction"Jangan pernah meremehkan diri sendiri jika kamu tak bahagia dengan hidupmu. Perbaiki apa yang salah dan teruslah melangkah." - Rey "Sudah di titik lelah, tapi sadar harus tetap melangkah." - Aluna