" Pada akhirnya, Sepi menjadi tempat paling nyaman untuk sekedar menengkan pikiran dan hati "
- Tentang Aluna -
---------------------------------------
Sore hari, langit yang berwarna jingga rupanya sudah menampakkan diri, indah sekali. Itu sebabnya sekarang paham bahwa senja kedatangannya selalu ditunggu banyak orang. Selain indah untuk dipandang, senja rupanya lebih tau cara berpamitan. Seorang gadis cantik yang sedang menikmati senja disisi danau yang tampak damai, tidak terlalu banyak orang, tidak berisik, tidak terganggu. Dia mengeluarkan earphone dan novel dari dalam tas nya, kemudian mulai melakukan ritual nya. Memang saat-saat paling damai itu ketika kita menikmati sendirian, karena sekuat apapun seseorang dikeramaian, pasti akan ada saatnya memerlukan waktu sendiri, seperti yang sedang dilakukan Aluna, dia sedang menikmati waktu sorenya sendiri an di tepi danau.
Aluna mulai membaca novel yang baru saja ia beli, yang menarik perhatiannya untuk segera ia peluk, Aluna memang pendiam, Aluna memang tak banyak bicara, Aluna memang suks sendirian. Tapi siapa sangka? Dia ternyata kesepian.
"Huh, rasanya gue rindu keadaan dulu, waktu yang bahkan gabisa gue ulang lagi."
"Andai saja waktu bisa gue putar kebelakangan, andai saja takdir bisa bekerja sesuai keinginan gue, andai saja andai saja semua nya hanya tinggal perandaian, terlalu lama dikeramaian gue bahkan tidak menemukan jati diri gue sendiri, gue kangen ka alfa"
Aluna terus saja bergelut dengan pikirannya, sampai dia lupa dengan tujuannya datang kesini, semata mata buat menenangkan pikirannya. Aluna sedang fokus dengan pemikirannya sendiri, sedangkan ditempat yang sama seorang pria tengah mengajak adik kecilnya jalan-jalan, heumm reyhan tengah mengajak adik kesayangannya berkeliling sekitar taman di dekat rumahnya, taman yang sering orang kunjungi hanya untuk bersantai atau menikmati hari liburnya.
Tiba-tiba saja Rey menawarkan diri, mau dibelikan apa. Tanpa ragu ara berucap makanan kesukaannya.
"Ara pengen permen kapas sama ice cream bang"
"Eits jangan yang manis-manis semua, nanti dimarahin kanjeng ratu gimana?"
"Ih ya abang jangan bilang-bilang ke bunda"
"Gaboleh boong Ra, dosa"
"Yaudah kalau gitu Ara mau Ice cream aja" Final Ara
"Oke baik tuan puteri, rasa kesukaan kamu kan?"
"Iyaaa, abang gak lupa ingatan kan sama rasa ice cream kesukaan Ara?" Tanya Ara penuh selidik
"Engga dong, mana mungkin abang lupa" ucap Rey gemas
"Bagus deh"
"Yaudah Ara tunggu disini ya, abang beli ice cream dulu"
"Oke bang" jawab Ara sambil membentuk tangannya
Setelah itu, Reyhan pergi untuk membeli pesanan Ara, Reyhan menyuruh Ara untuk menunggunya ditaman itu, sedangkan Reyhan yang pergi untuk membeli Ice cream itu. Karena Ara merasa bosan, kemudian Ara pergi berjalan-jalan area taman tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada abangnya. Dia terus menyusuri sekitar taman, hingga mata cantiknya terfokus pada satu hal, yaitu seseorang yang sedang duduk di kursi dekat danau. Karena Ara merasa penasaran, Ara menghampiri gadis itu, dia berjalan ke arah gadis itu.
"Sore kak" Sapa Ara
Namun gadis yang Ara sapa hanya terdiam tanpa membalas ataupun sekedar menengok, Ara yang merasa di acuhkan akhirnya mendekat dan menepuk punggung gadis itu pelan. Karena merasa ada yang menepuk punggungnya, gadis itupun berbalik arah, dia menatap bingung anak kecil yang ada di hadapannya ini.
"Kenapa?" Sapa Aluna lembut
"Kaka ngapain disini? Udah mau malem, jangan sendirian disini kak, takut"
Aluna hanya tersenyum, menurutnya tidak ada yang salah dengan ucapan anak kecil itu, dia benar. Hari memang sudah mulai larut.
"Kamu sendiri ngapain disini hm? Ini udah sore loh" Tidak ada nada dingin dari nada bicara Aluna kali ini
"Ara lagi nunggu abang, lagi beli Ice cream"
"Eum gitu?"
"Iya kak"
Tak lama, dari arah belakang mereka ada seseorang yang terus berteriak memanggil nama seseorang.
"ARAAAAAA"
"RAAAA, KAMU DIAMANA?"
"ARAAAA"
" RAAAA "
Dia terus saja meneriaki nama Ara, pemilik nama yang merasa ada yang memanggilnya kemudian ikut berteriak.
"ARA DISINI BANG"
"DEKET DANAU"
Dan tak lama, seseorang yang meneriaki nya itu menyusul Ara, dia terlihat sangat cemas, dia takut adiknya kenapa-napa atau bahkan sampai diculik orang. Rey tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan bundanya.
"Ara gak papa kan?"
"Ara kemana aja? Kok bisa sampe sini? Abang bilang juga kan tunggu dulu, kenapa Ara pergi gak izin abang?"
Rey terus saja melontarkan pertanyaan bertubi-tubi.
"Abang kalau nanya satu-satu dong, Ara jadi Pusing jawabnya"
Karena dia merasa ada orang lain di antara dia dan adiknya, Rey melihat ke arah dimana Aluna sedang berdiri dan menatap ke arahnya. Rey kaget, karena yang ada di hadapannya adalah gadis yang dia suka disekolah, bagaimana bisa? Adiknya bersama dengan gadis itu, ini sangat kebetulan.
"Lu?" Tunjuk Rey masih dengan muka terkejutnya.
"Hm?"
"Lagi ngapain disini?" tanya Rey mengidentifikasi
"Penting buat lu?" Aluna menjawabnya dengan nada ketus
"Eum maksudnya ini kan udah sore mau malem, ko lu sendirian disini?"
"Bukan urusan lu" jawab Aluna sambil berlalu dari hadapan Rey
Reyhan cengo, baru kali ini dia bertemu seorang gadis yang menurut dia sangat unik, udah gitu jutek lagi.
"Udah mau malem nih, yuk pulang, nanti bunda nyariin"
"Ice cream Ara mana?" Ara menagih pesanananya
"Nih, udah kan? sekarang ayok pulang"
" Let's goooo bang "
Reyhan tertawa melihat tingkah adiknya yang sangat menggemaskan, karena disamping itu dia masih memikirkan gadis yang baru ia temui di taman. Gadis yang berhasil mencuri perhatiannya, gadis yang sangat ia ingin ketahui lebih dalam lagi, gadis yang dia pikir berbeda dengan yang lain. Ah sial, dia belum berkenalan dengan gadis itu, mungkin lain kali.
Yeayyy yuhu jan tinggalkan vote😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aluna ( On going)
Novela Juvenil"Jangan pernah meremehkan diri sendiri jika kamu tak bahagia dengan hidupmu. Perbaiki apa yang salah dan teruslah melangkah." - Rey "Sudah di titik lelah, tapi sadar harus tetap melangkah." - Aluna