Part 5

2 4 0
                                    

"Entahlah, gue aja bingung sama isi otak sendiri, jadi jangan ribet mikirin."

- Tentang Aluna -

******

Jam menunjukan pukul 06:45 wib, yang artinya bel akan segera berdering. Tetapi, masih banyak murid murid yang berlalu lalang di koridor sekolah, berdiam di kantin, duduk santai di pinggir lapangan, neduh dibawah pohon, pokoknya macam macam bentuknya deh (dikira setan kali ah😭 ).

Dan tak lama sebuah mobil ferari berwarna putih parkir di area sekolah yang kebetulan dekat dengan lapangan, otomatis membuat hampir semua murid melihat kearah mobil itu.

Mereka jelas tau siapa orang yang berada di dalam mobil mewah itu, seseorang yang selalu di puja puja, di agung agungkan bak dewa, dikagumi, digilai hampir seluruh siswi SMA HARAPAN. Siapa lagi kalau bukan Reyhan Ardiansyah Nafta, seorang pria dengan rambut klimis, mata yang sangat indah apa lagi jika ditatap bisa bisa pingsan, perawakan tinggi, kulit putih.

Astaga titisan apa manusia satu ini. Dia bisa saja menaklukan semua murid SMAHA, tapi itu tidak ada gunanya buat dia.

Reyhan keluar dari mobil dengan gaya yang agak sedikit angkuh, banyak sekali bisikan bisikan tetangga yang mulai masuk ke telinga Rey, dan kelihatannya Rey sudah terbiasa dengan suasana seperti ini, dia berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kelasnya, dan saat bersamaan pula murid murid mulai membicarakannya.

"Astaga Mas ganteng banget sih"

"Gilak gilak inisih type gue banget"

"Emang Gasalah mamah gue sekolah in gue disini"

"Anget rahimku mas"

"Halalin aku dong mas"

"Mas aku padamu"

Dan masih banyak lagi pokonya. Gangerti lagi sama ciwi ciwi kalau udah liat cogan lupa daratan yak. Dan tampaknya Reyhan terus saja berjalan tanpa memperdulikan sedikitpun ocehan mereka. Dan Reyhan pun sampai didepan kelas nya, XII MIPA 1. Dia terbilang cukup pintar, tidak diragukan lagi sih, meskipun sering bolos. Tetapi, nilai nya tidak pernah mengecewakan. Dia duduk dibarisan paling belakang karena bagi Reyhan, tempat ternyaman itu ya paling belakang. (Kenapa orang orang demen beut duduk dibelakang yakk)
Reyhan duduk dengan bermain ponsel terlebih lagi sambil menggunakan Airphone, sehingga dia tidak menyadari kedatangan teman temannya.

"Lah tumben si bos disini" tanya Faro terheran-heran

"Lah gangaca, lu juga tumben disini bego" Jawaban dari Vero rasa nya agak sedikit ngegas ya pemirsah

"Sekolah lah ogeb"

"Sadar sekolah juga ternyata" Sindir Vero

"Bodoamat lah"

"Rey, bolos yuk?"

Dan Reyhan yang sedang fokus dengan Handphone nya pun tidak mendengar ajakan mereka. Kemudian, Vero menyenggol lengan Reyhan bermaksud agar Reyhan sadar kehadiran mereka. Dannnn berhasilllll, akhirnya Reyhan membuka Airphone nya dan melirik ke arah mereka dan malah mengangkat satu alisnya seolah bertanya 'ada apa?'

"Bolos yuk?" Ulang Vero sekali lagi

"Ayok lah" Ajakan itupun disetujuin oleh Rey, kemudian mereka membawa tas mereka dan berjalan keluar. Saat hendak membuka pintu, Reyhan dikagetkan dengan kedatangan seorang gadis yang sangat cantik menurut Reyhan, dan nampaknya Reyhan sangat asing dengan wanita itu. Apa dia murid pindahan? Itu yang ada dipikiran Reyhan. Dia menghentikan langkahnya dan berdiri didepan pintu sambil menatap Aluna dalam, mereka hanya saling menatap tanpa mengeluarkan satu katapun, sampai suara dari Faro membuyarkan semuanya.

"Weiii bengong ajaaaa, awas mau pada lewat tuh" Ucap Faro menghancurkan sesi tatap-tatap an mereka

"Iya nihhhh, Kek pelayan Alf***** aja diem d depan pintu" astaga Kana ini

"Emang pelayan Alf***** ngapain berdiri didepan pintu na? Minta sumbangan ?" Sahut Vero

"Nungguin karcis" jawab Kana ngasal

Dan bodohnya percakapan gak berfaedah itu terus saja berlanjut, hingga mereka tak sadar, Luna sudah masuk lebih dulu dan duduk dikursinya.

"Kayanya kita gajadi bolos deh" ucap Rey tiba tiba

"Lah kenapa? Ko berubah pikiran? ah gaasik si bos" Faro dan Vero cukup bingung dengan sikap Rey kali ini, begitupun dengan Alam. Mereka hanya saling menatap satu sama lain kamudian mengedikan bahunya tanda mereka saja tidak tahu.

"Yokkk duduk"

"Yaudah dah gagal maning kita" Faro menggerutu sambil berbalik untuk duduk kembali di bangku yang sudah lama dia tinggalkan.

" Tumben-tumbenan Rey gak mau diajak bolos" Batin Alam

Karena Alam sendiripun cukup bingung dengan sikap Rey yang menurutnya sangat tidak biasa, betah didalam kelas itu bukan tipikal Rey sekali, ah sudahlah daripada bingung mending turutin aja maunya dia, toh mereka juga gabisa nolak.

Rey yang duduk dibelakang terus saja melihat ke arah depan, tempat dimana Luna duduk. Rey terus memperhatikan Luna yang sedang fokus dengan novelnya. Karena Luna merasa ada yang memperhatikan, dia melihat kebelakang dan bummm benar saja, mata mereka bertabrakan saling menatap

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

Aluna langsung memalingkan wajahnya dan kembali fokus membaca novelnya, ngapain juga dia tadi harus nengok ke belakangan, ahhh sangat tidak penting. Harusnya tadi Aluna diam saja dengan rasa keponya. Sialan, lagian siapa si tu cowok, Aluna baru melihatnya kali ini. Kai rupanya cukup peka dengan postur tubuh Aluna yang kelihatannya tidak nyaman.

"Kenapa Lun? Ko kaya ga nyaman gitu?"

"Gapapa"

"Beneran gapapa?" Kai memastikannya sekali lagi

"Hm" cuma itu yang keluar dari mulut Aluna

"Kalau ada apa apa cerita aja ke gue, karena gue sahabat lu Lun"

"Iya"

Dan setelah itu mereka kembali fokus dengan kegiatan masing-masing sampai guru masuk kedalam kelas.

"Assalamualaikum anak-anak. Selamat pagi, bagaimana kabarnya?" Sapa guru itu ramah

"Waalaikumsalam Bu, Alhamdulillah baik buk" Jawab murid-murid serempak

"Alhamdulillah, baiklah kita mulai pembelajaran kita ya"

"Iya buk"

Bu Dinar melihat sekelilingnya kemudian dia membuka buku yang ia bawa tadi. Eh tunggu, ko berasa ada yang beda. Karena merasa ada yang janggal dia kembali melihat sekeliling dan betul sekali matanya fokus di satu titik yang sedang fokus memandangi sesuatu.

"Reyhan, tumben kamu masuk" Tanya bu Dinar, tetapi Reyhan sama sekali tidak mendengarnya

"Rey Husttt husttt dipanggil weiii" Faro dan Vero berbisik dibelakang Reyhan, tetapi nampaknya Reyhan sangat fokus dengan sesuatu, hingga suara dari bu Dinar mengagetkannya.

"REYHAN ARDIANSYAH NAFTA"

"Ah iya buk, ibu ngomong sama saya?" Astaga Reyhan ini macam orang linglung

"Kamu pikir ada orang disini yang namanya Reyhan kecuali kamu?"

"Jutek amat buk. Saya kan cuma nanya, ada apa bu?" Ulang Reyhan sekali lagi

"Tumben kamu ada dikelas"

"Mau rajin salah, Bolos salah, emang ya cewek itu selalu benar" Reyhan berbicara dengan nada dramastis

"Bukan begitu, cuma tumben aja. Tapi yasudahlah cape ibu ngeladenin kamu, udah tersangka tapi so so an jadi korban" Pasrah buk Dinar yang rasanya sudah malas berurusan dengan Reyhan.

"Baperan" cibir Reyhan dengan nada pelan

"Baiklah kita mulai pelajaran kali ini, coba buka buku hal 102, kalian pelajari lalu kerjakan Hal 103-106"

Pelajaran pun dimulai, sangat tentram rasanya. Karena keadaan kelas sangat hening dan sunyi, mungkin mereka sangat fokus dengan pembelajaran.








Dah next sampai bertemu di next part:v jangan lupa Tinggalkan vote.. Terimakasih

Tentang Aluna ( On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang