BEST 1| *☾ 𝕋𝕙𝕖 𝕄𝕠𝕠𝕟 𝔹𝕠𝕒𝕥 ☽* |2

682 96 98
                                    

Kemudian Ice dan Gempa melanjutkan perjalanan mereka bersama lumboat.

"Kak Ice. Ikan itu sedang apa?"

Ice melihat ke arah yang ditunjuk Gempa. Terlihat seekor ikan besar menggerak-gerakkan stik yang menyala.

"Dia ikan polisi, jadi dia mengawasi lalu lintas."

"Ooh."

"Apa di sini ada sarden?" tanya Gempa lagi.

"Tentu saja.

"Ayahku kadang memasak sarden untuk sarapan."

"Sepertinya enak. Tapi jangan berkata seperti itu jika kau bertemu sarden. Mereka bisa pingsan. Ini juga berlaku untuk ikan lainnya," pesan Ice.

Gempa mengangguk-angguk kemudian menatap sekelilingnya dengan dahi berkerut.

"Mengapa aku tidak melihat manusia lainnya?" tanyanya.

"Tempat ini pinggiran kota tempat tinggal ikan, manusia ada di pusat kota," jelas Ice.

"Kamu mau ke sana?" tawar Ice.

"Mau!" sahut Gempa.

Ice mengangguk lalu memberitahu lumboat tujuan mereka berikutnya. Lumboat bersuara tanda dia akan melakukan perintah.

"Kita akan menaikkan kecepatan berkendara, pegangan yang erat."

"Siap!"

Lumboat berbelok demi mengambil jalan pintas yang lenggang. Dia lalu menaikkan kecepatannya perlahan. Setelah melalui jalan ditengah padang anemon, kini mereka akan memasuki goa karang.

"Wah!"

Gempa terkesima ketika memasuki goa. Bagian luarnya seperti batu karang biasa sedangkan pada bagian dalam goa seperti dinding dari kristal es. Dinding goa berkilau dengan warna biru muda transparan yang permukaannya terdapat sedikit gradasi pelangi akibat pembiasan cahaya. Tak hanya itu, di dalam goa ini juga ada beberapa manusia bernetra aquamarine yang berlalu lalang.

"Ini pertama kalinya aku melihat banyak orang bermata aquamarine."

"Semua manusia di sini bernetra aquamarine."

"Wah, terbaik! Penduduk di sini punya mata yang indah dan berkilau."

Mendengarnya Ice tertawa kecil. Dia lalu menepikan lumboat ke dinding goa.

"Bukan kami saja. Lihatlah."

Tunjuk Ice pada dinding goa. Awalnya Gempa merasa bingung. Namun begitu melihat cermin itu dia terkejut karena netra emasnya sekarang bersinar.

"Di tempat ini. Semua benda yang menyerap cahaya berpotensi memancarkan cahaya. Termasuk mata manusia."

"Apa tempat di sini bisa terang bukan karena ada lampu?" tanya Gempa.

"Benar," jawab Ice. Ekspresi heran terlukis di wajahnya.

"Aku kira karena ada listrik," balas Gempa sambil matanya terus mengobservasi goa yang memang sangat terang. Tidak ada hal lain di sana selain isi goa yang indah. Karena memang goa itu berfungsi serupa terowongan biasa.

"Memang ada listrik di sini. Tapi bukan sebagai alat penerang. Kami membutuhkannya untuk hal lain," Ice memacu lumboat lebih cepat ketika mereka akan tiba diujung goa.

"Omong-omong, kau cukup cerdas untuk seorang anak kecil. Aku senang tidak perlu menjelaskan panjang lebar."

"Hmph! Aku bukan anak kecil lagi!"

"Oh ya berapa umurmu?"

Gempa mengangkat lima jarinya dengan dagu terangkat. Seketika raut Ice berubah datar.

BEST (BoBoiBoy Elements Story Tell)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang