539 words!
🌙 Hpy rding...
"Lo lagi deket sama Ka Chandra gitarisnya Sagitarius itu?"
Pertanyaan sepele tapi nyatanya bisa ngebuat Shella yang lagi asik nikmatin chatime di hari yang terik ini, terbatuk-batuk ria.
Pertanyaan itu barawal dari cewek berambut sebahu di sampingnya. Namanya Tere, mereka klop karna sama-sama berasal dari kota Kembang.
"Dih lebay banget lo gitu ajak keselek. Jadi bener dong?"
"Kepo amat, urus aja tuh percintaan sama mantan yang gak kelar-kelar"
Kepalan mendarat di atas kepala shella. "Shell! Jangan ngalihin topik ah! Soalnya beberapa hari yang lalu ada yang dapet gambaran, cewek lagi di bonceng si Kating ganteng itu di--"
"Iya, iya It's me" Karna Shella memang rutin pulang dianter Chandra.
"Seolma jinja!" Sambil nutupin mulut. Lebai banget emang.
Shella muter bola mata. "Emang kanapa atuh? Aku gak pantes ya sekedar deket sama dia?"
"Ehhhhh! Enggak! Jangan mikir gitu. Maksud gue kenapa bisa ujug-ujug deket? Kapan deketnya?"
Shella sontak menggeleng. "Engga sedeket itu ko- eh, kenalnya dari Bang Tio. Kalau di ceritain panjang, males. Intinya ya gitu.." Mengedikan bahu acuh.
Ngangguk-angguk ngerti. "Yaudah gapapa. Cuman hati-hati aja, dia anak band" Tere bisik-bisik.
"Emang kenapa sama anak band?"
"Ceweknya banyak. Alusannya ada dimana-mana juga. Jadi jangan gede kepala dulu, selalu tanamin ini, lo itu salah satu bukan satu-satunya"
Shella muter bola mata. "Gak se-pd itu juga lagian!"
Ah masa 😁
🌙
Ka Archan
Udah kelar kelas?
Baru aja
Tunggu di parkiran fakultas lo
Kita pulang barengBoleh
ReadShella masukin hapenya lagi ke tote bag. Seudahnya jalan ke parkiran fakultas sesuai perkataan Chandra tadi.
Gak sampe 5 menit Chandra udah nunjukin batang hidungnya. Seperti biasa dia nyopot topinya yang langsung di pakein ke kepala Shella.
"Lama gak?" Seraya membuka maskernya.
"Gak terlalu" Nyahut sembari kecilin ukuran topinya. Karna topinya bisa nutupin muka kalau seukuran sama cowok itu.
"Langsung cabut?"
"Mau"
Dengan tangan yang bertumpu ke bahu Chandra untuk naik dan duduk di jok tinggi ducati si cowok. Maap-maap aja nih motor bukan pinjeman lagi, ducatinya udah keluar dari bengkel dari beberapa hari yang lalu.
"Aman?"
"Aman"
"Temenin gue makan dulu ya"
"Kenapa? Gak kedengeran"
Chandra ngurangin kecepatan motornya. "Temenin makan dulu, gue laper"
"Oh boleh-boleh, tapi sebelum itu mampir ke masjid terdekat dulu, ya? Ibu udah bawel banget nih" Shella setelah menerima rentetan Chat dari Ibunya.
"O-oke"
Sampai akhirnya ducati Chandra berhenti tepat di masjid terdekat di kampus mereka. Shella lebih dulu turun dan melepas topinya.
"Gue tunggu di sini"
"Eng.. Ka Archan.. gak sholat?" Shella takut-takut buat bilangnya.
Chandra tersenyum tipis. "Beribadah. Cuman tempat ibadah gue gak di sini, tapi di sana"
Pada sebuah gereja yang letaknya tidak terlalu jauh dengan masjid yang mereka singgahi sekarang.
Shella mengumpati dirinya sendiri.
"O-oh maaf Ka aku--"
Tepukan di puncak kepala Shella dapatkan plus senyuman Chandra.
"Santai. Gue tungguin di tenda biru mie ayam depan sana aja ya, gapapa?"
"I-iya"
Baru setelahnya Chandra ikun turun dari motor. Ngelepas helm fullfacenya, masang topinya kembali.
"Sholatnya yang khusu"
Di balas senyum tipis Shella sebelum cewek itu masuk ke dalam masjid. Ada rasa yang tidak bisa di jabarkan oleh Shella maupun Chandra tentang keduanya yang ternyata berbeda keyakinan.
🌙 Cut!
Tuhan memang satu kita yang tak sama ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Únterschied ✔ [Complited]
General FictionPertemuan membawa mereka pada sebuah hubungan mengandung banyak tanya, yang sudah diketahui betul tentang ending apa yang akan di dapat. #ChanyeolLokal