Unterschied 5. [Tato]

22 6 0
                                    


1358 words!

🌙 Hpy rdng...

Seusainya kelas Shella langsung cepet melesat ke starbucks yang bertepatan gak jauh dari kampus. Karna janjinya dengan seseorang yang harus Shella tepatin.

Sebenernya Shella bisa santai-santai aja, tapi setelah dapet chat dari Tio bahwa si temannya yang bernama Archandra itu sudah menunggunya cukup lama, Shella harus rela lari-lari.

Sesampainya di tempat tujuan keadaan cukup ramai, tapi karna angkatan tangan seseorang yang buat cewek itu menuju ke arahnya.

"Duh, sorry banget kalau lama. Dosennya korupsi waktu tadi" Ujar Shella gak enak. Cowok dengan topi hitam itu cuman ngangguk.

"Santai"

Shella mangut. "Kaka mau aku traktir apa, btw?"

Tampa sahutan, Chandra mengangkat cup yang berisi Iced Americano yang sisa setengahnya. Duh, bisa-bisanya cewek itu gak liat. "Loh? Tapi kan aku--"

"Panggilnya lo-gue aja" Karna gimanapun Chandra cowok. Ada sedikit rasa canggung jika dia harus aku-kamuan dengan sosok cewek, apalagi yang baru dikenalnya.

"Gak bisa Ka, aku udah kebiasaan pake panggilan aku-kamu sama siapa aja. Asal Kakanya gak baper aja si"

"Lo SMT berapa?" Chandra nanya.

"Baru SMT tiga si Ka, Kaka seumuran sama Bang Tio kan? Makanya aku panggil Kaka" Cewek di depannya ini rupanya memakai senioritas. Padahalmah Chandra santai-santai aja mau dibangsat-bangsatin juga.

"Iya, panggil gue sesuka lo aja"

"Jadi gimana? Aku traktir- itu-- gimana?" Tampa disadar raut wajah Shella yang cengo jadi kocak banget. Chandra yang punya humor jongkok ketawa di buatnya.

"Ahahaha santai. Lo anggap omongan gue tadi pagi yang minta traktiran itu serius?" Yang di balas anggukan Shella.

Chandra melepas topinya, mengacaknya sebentara sebelum dia pake lagi. Diem-diem dia ngebatin, aduh anak siapa si ini polos banget.

"Gue cuman becanda. Gih sana pesen gue tungguin" Selorohnya santai sembari nyeruput minumannya.

"Serius?"

"Bener"

"o-oke bentar"

Karna Shella haus juga jadi dia beranjak buat pesen karna dia haus juga. Lari-lari dia coy masalahnya. Gak nyampe 5 menit tuh cewek udah balik lagi ke mejanya. "Kaka udah nunggu berapa lama di sini?" Tanyanya, Shella pengen tau aja.

Chandra menyingkap lengannya yang tertutup hoodie itemnya, untuk mengecek arlogi pukul berapa sekarang, gak ada maksud lebih. Tapi sayangnya Shella udah dibuat salah fokus sama tato berbentuk menyerupai gitar? Yang tercetak jelas di kulit tangan cowok itu.

Shella baru sadar kalau cowok itu memiliki tato, maklum Shella liatnya hoodie-an mulu. Eh, pernah deng liat kaosan waktu sama-sama beli nasi goreng itu yang berujung ketuker, tapi kan keadaan waktu itu gelap gak keliatan atuh.

Aduh kenapa Shella jadi keliatan kampungan pisan, kaya yang baru pertama aja liat cowok tatoan. Tapi gak tau kenapa cowok di depannya ini keliatan lebih, lebih keren? dengan tangan hoodie yang tersingkap, memperlihatkan arloginya plus tatonya itu.

Eling Shel!

"Setengah jam lah kira-kira" Sahutan yang membuat fokus Shella teralih. Cewek itu mengangguk-angguk sambil meringis.

"Maaf ya"

"Gue bilang santai aja, lagian juga gue seringan nongkrong di sini"

Shella geleng. "Bukan itu"

Únterschied ✔ [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang