Prolog

49 5 0
                                    

Di halaman mansion terdapat enam anak sedang berlatih bela diri menggunakan benda tajam. Di awasi orang tua tentunya.

Dor

Dor

Dor

Bugh

Bugh

Tring

Syutt

Dor

Tring

Bugh

Bugh

Drttt drttt

"Anak-anak mama angkat telpon dulu, ya! Kalian boleh lanjut atau istirahat" ucap Celine. Anak anak itu mengangguk lugu. Celine melangkah menjauh dari mereka.

"Kalian ngerasa aneh ngga, sama mama Celine?" tanya Dianda dengan raut datar.

"Hah? Engga tuh" jawab mereka.

"Ya. kalo nerima telpon ngapain sejauh itu?" sahut El menyetujui pertanyaan Dianda.

"Aku mau kesana bentar" ucap Dianda. Perlahan ia mendekati Celine. Terdengar seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Jangan sampai ada yang tau!" ucap seorang lelaki didalam telepon.

"Ya. Aku selalu berhati hati. Tidak seperti kau yang ceroboh!" jawab Celine

"Aku ada rencana lagi. Akan lama jika di telepon. Temui aku nanti malam jam 22.00 di tempat biasa. Pastikan tidak ada yang tahu dan mengikuti mu! "

"Baik"

Tut

"Rencana apa, ma?" tanya Dianda. Terlihat Celine kaget dengan adanya Dianda. Ia gugup saat ditanya Dianda terlebih tatapan mengintimidasi seorang Dianda.

"E-engga buka apa apa! "

"Kenapa gue baru sadar?! Hiks" ucap Cesha. Ia duduk di kasur queen size nya dengan selimut yang menutupi paha. Wajahnya ia tutupi menggunakan tangan lentiknya.

"Harus nya gue sadar waktu itu! Dia"monolog nya dengan sedikit jeda.

Hiks hiks hiks

" DASAR PENIPU!"teriaknya. Ia menangis tersedu sedu. Tak tega, Revhy dan Liora memeluk Cesha dari sisi berbeda. Thanawat dan Gio merasa iri langsung memeluk Bara. Bara hanya diam membiarkan mereka memeluk nya.

DANGEROUS AREA || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang