Chapter 3

329 42 3
                                    

Di pagi hari yang sejuk, angin menerpa hingga ke masuk dalam great hall, disitulah Harry berada hanya menyendiri dan merenung.

Tempat itu masih sangat sepi makanan pun hanya beberapa yang tersaji. Dengan berat lelaki itu menelan bacon yang hampir menyangkut dilehernya dan sulit di telan. Ia kemudian mengambil air yang berada digelasnya.

"Harry!"

Hermione tak sengaja mengagetkan nya hingga lelaki itu terkejut dan terbatuk-batuk.

"M-maaf Harry"

lelaki itu berdehem untuk mengembalikan suaranya seperti semula. "tidak apa-apa"

"Harry?"

"Ya?"

"kau tau Harry? Ronald, dia menciumku kemarin"

gadis itu tersenyum indah dan bercerita dengan malu-malu. Belum juga menjelang siang, dipagi hari ia mendapat berita yang menyesakkan. Matanya beristirahat sebentar dibibir itu. Senyum Harry sempat luntur mendengar kalimat itu keluar dari mulut gadis yang sangat dicintainya. Jelas-jelas perasaan itu bisa digambarkan bahwa itu sakit sekali. Lelaki itu tergagap binggung ingin mangatakan apa. Hatinya telah hancur dan dipatahkan oleh perkataannya.

Luka yang hampir sembuh dan menutup kini terluka dengan 1 goresan yang membuat luka itu membuka lebar lagi.

Harapan...

Apakah itu masih ada?

Kalimatnya membuat dirinya sangat pilu dan menderita. Saluran pernapasannya seperti ada yang menyangkut hingga membuat dirinya sulit menghirup udara. Ia merintih kesakitan mencoba menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya kemudian sebuah senyuman pun memaksanya untuk mendaratkan dibibirnya.

"itu sangat bagus Hermione.." kata-kata itulah yang meluncur dari mulutnya. Sedangkan hatinya merasakan hal yang berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan.

"thanks Harry" Hermione menatap mata Harry dan menangis tersenyum bahagia. Apakah lelaki itu bisa bahagia untuknya?

****

Hari yang sudah berlalu pasti akan terlewati. Hati yang hancur pasti akan pulih kembali. Tetapi nyatanya itu masih membekas-meninggalkan luka yang mungkin masih terjerat didalam batin.

Hampir 2 bulan berlalu luka itu juga tak kunjung pergi. Hermione dan Ron adalah pasangan romantis yang telah diketahui seluruh publik hingga wartawan ingin mencetak majalah tentang kisah cinta mereka.

Kedua sahabatnya itu besenang-senang mengelilingi Hogwarts, ke danau, bercerita, berciuman, dan tertawa bersama. Dihari itu, diwaktu yang sama, dan tempat yang sama sudah tidak ada lagi yang namanya Golden Trio.

Persahabatan mereka semakin longgar sejak Hermione dan Ron berpacaran hingga meninggalkan Harry dalam kehidupan mereka.

Dua hari yang lalu pelahap maut hampir menyerang mereka. Hermione dengan cepat berlari memasuki Hogwarts dan menghindari serangan mereka. Dan Harry? Ia berada di belakang Hermione.

Harry menoleh ke belakang, matanya sempat melihat Bellatrix Lestrange ingin melemparkan mantra ke arah Hermione. Dia tak akan rela satu mantra pun mengenai tubuh gadis itu. Gadis itu tak sadar bahwa seseorang telah melindungi dirinya. Harry rela menanggung rasa sakitnya hanya untuk Hermione.

Satu hantaman mengenai tubuh Harry, rasa sakitnya tak karuan. Tulang-tulang beserta isinya seperti diremukkan oleh sesuatu yang belum pernah dirasakan seumur hidupnya. Ini lebih menyakitkan dari mantra Crucio. Ia hampir menyerah dan tak mampu menahan rasa sakitnya. Lelaki itu mengerang kesakitan, keringat dingin, benda cair berwarna merah seketika meluncur dari lubang hidung dan mulutnya. Namun, ia bisa bangkit hanya karena Hermione. Harry merasa tak masalah jika nyawa yang harus ia taruhkan demi perempuan itu.

Could We Be Together?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang