BAB 1

13.2K 499 0
                                    


Suasana pagi itu terdengar riuh dari siswa SMA Bakti karena kelulusan mereka. Setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun lamanya, Alina, Moreno, Galih, Rajata, Farhan dan Hilman merampungkan pendidikan SMA nya dengan nilai yang memuaskan. Mereka termasuk 6 siswa siswi terbaik yang dimiliki SMA BAKTI. Moreno merupakan siswa yang memiliki peringkat nilai tertinggi di sekolahnya.
 
“Habis ini, lanjut ke resto Papi gue ya. Kita makan sepuas puasnya!” Teriak Rajata. Anak pemilik resto terbesar dan ternama di Indonesia. Bahkan sudah punya cabang di Saudi Arabia dan Belanda.
 
“Kalo soal makan makan mah ayooo lah. Nggak akan nolak gue tuh.” Hilman langsung duduk di sebelah Alina yang sedang fokus membaca pesan di handphone nya. “Serius amat sih... si amat aja nggak serius banget.”
 
“Dih.. apaan sih. Ini lho mau ngabarin Mas Arbi kan kita mau makan makan. Ntar dicariin pula.” Jawab Alina sambil memasukkan handphone nya ke dalam tas.
 
“Okeh lah yang bakal punya calon seragam coklat. Aing mah takutt mau ganggu.” Ujar Hilman menggoda Alina.
 
“Rese lo.” Alina pun tertawa. Dan mereka semua pun tertawa.
 
Mereka bersahabat sejak pertama kali masuk di SMA BAKTI. Entah kenapa Alina langsung cocok dengan mereka berlima. Dan teman teman yang lain pun juga langsung cocok dengan Alina. Segala curhatan mereka pun semuanya tahu. Tidak ada yang mereka tutup tutupi selama mereka bersahabat 3 tahun ini.
 
“Jadi daftar Psikologi, Lin?” Tanya Moreno. Lelaki terpintar di kelompok mereka.
 
“Jadi lah. Udah lama banget gue pengen masuk sana.” Jawab Alina.
 
“Udah daftar tapi kan. Denger denger tes nya udah dari bulan April kemarin.” Lanjut Farhan.
 
“Iya udah. Alhamdulillah gue masuk donk.” Ujar Alina bangga.
 
“Tapi elo juga kan sama Moreno.”
 
“Iyalah... Farhan awalnya mau masuk hukum, gue seret aja masuk psikologi.” Ujar Moreno.
 
“Tau nih. Untung juga ketrima.” Jawab Farhan.
 
“Gilee.. cerdas juga otak lo.” Ujar Rajata.
 
“Yaelah.. masih belum sadar lu tong..?” Mereka pun tertawa. Persahabatan mereka bisa dibilang nothing to lose. Apapun kesedihan dan kesenangan, dirasakan oleh mereka juga.
 
“Kuy lah. Udah dateng tuh jemputannya.” Ujar Alina. Dan mereka pun berlalu ke mobil dan pergi ke resto punya orang tua Rajata.
 
Orang tua Rajata sangat menyukai kuliner yang ada di Indonesia. Meskipun Papi nya Rajata orang Belanda, tetapi kuliner Indonesia menjadi favoritnya setelah makanan yang asli dari Belanda sendiri. Mr. Erick Dominic Xavier sudah pindah kewarganegaraannya sejak menikah dengan Azkadina, Maminya Rajata. Kecintaannya akan kuliner Indonesia ia buktikan dengan membuka restoran bertema seluruh etnik di Indonesia. Menu makanan yang disajikan pun makanan makanan asli dari Indonesia.
 
Rajata dengan bangganya mempersilahkan sahabatnya itu masuk ke restoran milik Papinya. Azkadina dan Erick pun sudah menganggap sahabat Rajata adalah anak anaknya sendiri. Tangan yang direntangkan oleh Azkadina menyambut kedatangan sahabat sahabat Rajata.
 
 
“Tanteee... kita sudah lulus lho...” Sahabat Rajata itu pun meringsek masuk ke dalam pelukan Azkadina. Mereka pun sangat antusias menceritakan kelulusan mereka.
 
“Moreno Mi yang dapet peringkat terbaik.” Kata Rajata.
 
“Wah.. selamat ya Moreno, tante bangga sama kamu. Dan kalian semua tentunya. Ayok makan. Pasti kalian sudah laper semua kan.”
 
Rajata dan semua sahabatnya pun mengangguk dan langsung memesan makanan.
 
“Oiya tante.. ini ada titipan  dari mama. Mama sama papa baru pulang tugas dari Makassar kemarin.” Ujar Alina sambil memberikan oleh oleh dari mamanya.
 
“Waaah.. terimakasih sayang. Ini mie titi itu kan. Kapan kapan kita makan bareng lagi ya.” Kata Azkadina.
 
Alina tersenyum manis dan kembali memeluk Azkadina yang memang sudah ia anggap juga sebagai ibunya sendiri. Alina sering ditinggal orang tuanya. Tuntutan pekerjaan orang tuanya mengharuskan ia untuk hidup mandiri. Pekerjaan orang tuanya yang merupakan seorang Polisi mengharuskan Alina untuk benar benar paham dengan segala resikonya. Azkadina salah satu yang dipercaya Alina untuk bercerita tentang segala keluh kesahnya.
 
“Sudah pulang semua, gaes? Om sudah bikin makanan yang spesial untuk kalian. Langsung saja ya ke lantai atas. Tempat private khusus untuk kalian.” Ujar Erick membuat mereka tak sabar untuk langsung naik ke atas. Tempat private yang dimaksud adalah ruangan yang memang di bikin khusus untuk Rajata dan sahabatnya. Base camp mereka jika berkunjung ke resto Sabang Ke Merauke ini.
 
Erick dan Azkadina hanya tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah mereka. Erick pun mencium puncak kepala istrinya sambil berbisik, “I Love you, Swetheart."
 
“I Love you Too.” Azkadina pun tersenyum dan langsung melingkarkan tangannya ke pinggang suaminya. Mereka pun berjalan menuju dapur untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

◇◇◇
Masih awal awal yaa jadi masih sedikit sedikit nulisnya.. xixixi...
Tapi bakal terus update kok..😉

Jatuh Hati (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang