BAB 32

6.9K 293 1
                                    

“Bodoh!! Lo bener bener bodoh!! Lawan perempuan aja nggak becus!!” Bentak Vanita.

“Balikin? Lo minta balikin? Oke.. tapi gue bakal bongkar semua rahasia lo.” Ancam Leo.

“Sialan!!” Vanita memakai masker, kacamata dan topi. Ia menghindarin kejaran polisi karena ia telah ditetapkan sebagai DPO. Vanita terlihat kesal karena rencana nya gagal.

“Wanita itu masih bisa tersenyum. Awas aja kamu, Alina!”

Tanpa sepengetahuannya, Vanita telah diikuti oleh Arbi dan rekannya. Vanita juga terlibat dalam kasus perencanaan pembunuhan dan pencucian uang di kantornya dulu.

Kebohongan demi kebohongan yang dilakukan Vanita kini sudah terbuka karena salah satu pelaku perusakan mobil Alina tertangkap.
Arbi sendiri yang melakukan penangkapan Vanita. Tentu saja dibantu oleh rekan rekan sesama polisi.

Leo sempat melarikan diri ketika dikejar oleh polisi. Tempat persembunyiannya saat ini sudah diketahui oleh polisi. Polisi yakin Leo masih berada di tempat itu. Polisi pun melakukan penyergapan ketika kondisi sudah memungkinkan.

Leo sempat kabur membawa 15 kg sabu, 2 kg ganja dan beberapa butir ekstasi. Ketika polisi memburu ke persembunyiannya, Leo sudah berada di mobil dan kabur menabrak garasi rumahnya. Polisi pun langsung mengejar dan langsung mengikuti Leo. Sesampainya di tol, polisi menembak ban mobil Leo hingga mobil yang dikendarai hilang kendali. Leo pun akhirnya tertangkap berikut sabu, ganja dan beberapa butir ekstasi.

Leo tidak bisa berkutik lagi. Ia pun menyeret Vanita dalam kasusnya karena Vanita jugalah yang membantu Leo untuk membeli obat obatan terlarang itu.

“Dia juga pak yang sudah membantu saya membeli narkoba.” Ujar Leo ketika dipertemukan oleh Vanita.

“Bajingan lo!! Kasus gue di kantor itu juga gara gara elo. Gue terpaksa karena lo sering nyakitin gue!” Geram Vanita. Vanita semakin membenci Leo. Ia menyesal telah mengenal Leo.

Arbi melihat Vanita di dalam jeruji besi. Vanita memohon mohon kepada Arbi untuk segera melepas kasusnya. Arbi hanya tersenyum kecut.

“Terimalah konsekuensimu, mantan istri. Perempuan licik memang tempatnya disini.” Arbi tertawa dan meninggalkannya sendiri.

“Arbi.. tapi kita punya anak. Kamu nggak bisa biarin aku disini.” Arbi pun sontak membalikkan badannya dan kembali mendekat kepada Vanita.

“Anak kita memang nggak tahu kelicikan ibunya. Dan gue pastikan, dia juga nggak akan mengenal ibunya. Bilang gue egois. Tapi gue mau melindungi dia dari wanita busuk kayak elo.” Arbi pun kembali meninggalkan Vanita.
“Arbi!!! ARBII!! Gue nggak salah, brengseekk!!! Bebasin gue Arbi!!” Vanita memukul besi yang mengungkungnya.

Di lain tempat, Yuga sedang melakukan persiapan pernikahan dengan Alina. Banyak surat surat yang harus mereka penuhi sebelum melalukan sidang nikah dinas di kantornya.
Alina kewalahan mengurusi beberapa berkas yang diperlukan. Untungnya Yuga sabar menghadapi sikap Alina yang saat ini sering mood swing.

Malam harinya, Yuga mengajak Alina makan malam. Setelah melalui satu hari yang sangat melelahkan, Alina setuju dengan usulan Yuga untuk mengisi perutnya. Alina memilih makan fastfood karena ia juga sudah sangat lapar dan malas untuk memilih menu makanan yang lain.
Sampailah mereka di tempat makan fastfood besar di Palembang. Masih ada keganjalan dalam diri Yuga. Yaitu tentang siapa yang menyelamatkan Alina dalam kecelakaan beberapa waktu silam.

“Alina.. ada yang mau Mas bicarain sama Alina.” Yuga membuka pembicaraan mereka. Alina masih memakan ayam goreng favoritnya.

“Tentang apa Mas?”

Jatuh Hati (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang