Chapter 3

407 33 0
                                    

Setelah Yibo menyatakan bersedia menjadi guru pembimbing Hao Xuan. Dengan kesepakatan tambahan yang hanya dia dan Zhuo Cheng yang tahu.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Setelah makan bersama tadi, Xiao Zhan dan Hao Xuan meneruskan menjawab latihan soal yang belum selesai. Namun dengan tambahan bantuan Yibo yang mengajari mereka cara menghitung cepat dari rumus yang ia ketahui.

Memang tidak salah, Zhuo Cheng memilih Yibo untuk menjadi Guru Pembimbing Hao Xuan. Selain sudah tahu kemampuan otak Yibo, ia juga tidak akan mengeluarkan biaya lebih untuk membayarnya.

Zhuo Cheng meletakkan ponselnya lalu meregangkan kedua tangannya ke atas. "Ahhh, sangat membosankan," ucapnya sambil menguap lebar.

Ia kini duduk di samping Hai Kuan, sesekali matanya melihat Hai Kuan yang sedari tadi diam mengawasi mereka yang sedang belajar.

"Dia ini manusia apa patung, sih?" batin Zhuo Cheng. "Tapi dilihat-lihat, dia tampan juga."

"Hei, apa kalian tidak bosan?" Zhuo Cheng bertanya pada ketiga orang yang sedang sibuk menulis.

Ketiga orang itu langsung mendongak ke arah Zhuo Cheng.

"Jelas sangat bosan. Mereka berdua terlalu pintar untuk otakku yang lemot ini. Huhu..." balas Hao Xuan dengan bibir cemberut.

"Dasar, adik kakak sama saja. Sama-sama bo--," ungkap Yibo terpotong setelah ia merasakan pukulan di lututnya. Itu Xiao Zhan, mengisyaratkan pada Yibo untuk diam, karena Hao Xuan kini sudah seperti mengeluarkan kilatan dari sudut matanya.

"Lebih baik kita melakukan permainan saja. Bagaimana?" celetuk Zhuo Cheng menyarankan pada mereka.

"Setuju!" jawab Hao Xuan bersemangat. "Zhan, ayo kita bermain dulu sebelum kau pulang. Kau mau, kan?" tanyanya.

"Tentu saja. Kita mau bermain permainan apa, Cheng-gege?" tanya Xiao Zhan dengan antusias.

Zhuo Cheng mendudukan dirinya di samping kiri Yibo. "Truth or Dare. Kau tahu permainan itu, kan?" Ia lalu mengambil pensil di tangan Yibo kemudian meletakkannya di tengah meja yang kosong.

Xiao Zhan menganggukkan kepala. Walaupun ia belum pernah memainkan permainan itu sendiri, tapi setidaknya ia tahu karena pernah melihat teman sekelasnya bermain itu.

Hai Kuan yang tidak tertarik, hanya terdiam dan fokus membalas pesan masuk yang ia terima di ponselnya. Tapi kemudian, tangannya sudah ditarik oleh Zhuo Cheng yang memaksanya untuk ikut. Dan akhirnya ia duduk diapit oleh kakak beradik itu dengan terpaksa. Kini mereka semua duduk melingkari meja persegi panjang itu.

Sebelum memulai permainannya, Zhuo Cheng menjelaskan peraturannya. Jika ada yang menolak untuk menjawab dengan jujur atau tidak melakukan tantangannya, mereka harus mencium salah satu dari pemain lainnya.

Mereka semua menganggukkan kepalanya mengerti, kecuali dengan Hai Kuan yang lagi-lagi hanya diam mengawasi Xiao Zhan.

Zhuo Cheng memulai putaran pertama, pensil itu berputar cepat setelah digerakkannya. Kemudian ujung pensil yang diraut itu berhenti dan mengarah ke Hao Xuan.

"Aku pilih truth," ucap Hao Xuan.

"Apa yang sering kau lakukan sebelum kau tidur?" itu suara Yibo yang sedang mengajukan pertanyaan.

Hao Xuan menjawab dengan santai. "Ah itu, jelas saja rebahan di kasur."

"Kau bohong! Sering kali aku melihatmu diam-diam membaca komik dewasa," ucap Zhuo Cheng tidak terima. Hao Xuan membelalakan matanya.

"Yak, jadi kau yang suka mencuri komikku?!" Hao Xuan berteriak sambil berdiri, ia lalu menghampiri Zhuo Cheng. "Sini kau, biarkan aku menciummu dengan tanganku." ucapnya kemudian memukul kepala Zhuo Cheng, namun setelahnya ia memilih untuk mencium pipi Zhuo Cheng sekilas.

Escape Plan | YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang