✧*St8 -Luten*✧

974 47 4
                                    

"Tenn. Gua suka sama lu, pacaran yuk." Lucas menggenggam kedua tangan Ten. Deburan ombak membuat suasana semakin romantis.

Namun, Lucas tak kunjung mendapat jawaban dari sang lawan bicara. Suara kicauan burung terdengar sangat nyaring, lama kelamaan matahari semakin turun.

"Aduh gua bingung bilangnya, sorry banget Lucas." Ten melepaskan tangannya dari Lucas. "Gua straight."

•✧•

Hubungan Lucas dan Ten menjadi sedikit canggung semenjak saat pengakuan cinta Lucas waktu itu. Mereka tidak bermusuhan, tidak juga ada dendam.

Mereka tetap teman dekat, atau mulai renggang sih. Ten yang menjaga jarak dari Lucas. Bukannya Ten homophobic ya, tapi dia emang merasa tidak enak aja sama Lucas. Mau bagaimana lagi, emang dia straight.

Malam ini circle mereka berdua, yaitu Johnny, Yuta, Taeil, Lucas, Hendery, dan Ten berencana pergi clubbing bersama. Naas, mobil Ten rusak karena rem nya blong, beruntung dia belum berangkat tadi.

Jadi Taeil yang menjemputnya. Sesampainya di sana, mereka memesan minuman beralkohol sekaligus makanan makanan ringan yang cocok untuk hungover. Semakin larut malam, semakin tipis juga kesadaran mereka.

Banyak uke maupun yeoja yang sudah mengerubungi circle mereka ini. Seorang yeoja mendekati Ten dan duduk di pangkuannya. "Hai, nama ku (y/n). What's yours?"

"Ten," jawabnya singkat. Ia menengguk alkohol lagi dan menyenderkan kepalanya di sofa. Layaknya yeoja biasa yang ada di bar, (y/n) mulai menggoda Ten dengan segala cara.

Ten sadar akan hal itu, tapi dia bukan pria yang suka main sana sini. Dengan lembut Ten melingkari tangannya di pinggang (y/n) lalu berkata, "Jangan memancing, temani saya saja disini, (y/n)."

Dan baperlah (y/n) dengan tindakan manis nya, bukannya mendengarkan Ten. Ia malah semakin menggoda karena ingin mendapatkan Ten. "Heumm, ayolah, let's get a room." (y/n) mengeluarkan nada manjanya.

*WHY DO I TORTURE MYSELF?!🤌

"No, (y/n)." Ten menolak untuk yang kedua kalinya. (y/n) tidak menyerah, ia dengan gerakan sangat mulus menarik Ten seakan akan ingin mengajaknya menari di dance floor. Sebenarnya hanya untuk pancingan saja.

Lucas yang hatinya panas daritadi, menggenggam gelas erat erat. Bagus gelas itu tidak pecah. Seorang uke duduk disamping Lucas, ia bersandar di bahu tegas Lucas dan mengajaknya bersulang.

Lucas menggubrisnya, ia ikut bersulang. Hanya saja pandangan matanya terus tertuju pada sang pujaan hati. Hatinya sedikit potek, menyaksikan Ten menari erotis didepan matanya bersama orang lain.

"Gua beneran ga ada kesempatan, ya?" monolog Lucas dalam hatinya. Uke di sebelah Lucas menyadari keadaan calon 'klien' nya itu.

"Ekhem, aku Jungwoo." Jungwoo mengulurkan tangannya, dibalas oleh Lucas. Mereka berjabat tangan dan Lucas memberi tahu namanya. "So, tell me, you're in love with that guy? (jadi, coba beritahu aku, kamu mencintai pria itu?)"

Lucas tak merespon kali ini. Jungwoo yang merasa di cuekin, mendusal ke leher Lucas. Ia berbisik di telinga Lucas, "Kau bisa menggunakan tubuhku dan menjadikannya bahan imajinasi sex. menyenangkan bukan?"

"Dia ga mungkin mau, Jungwoo." Johnny menepuk pahanya. "Lebih baik kau kesini." Johnny mengeluarkan senyum mautnya yang membuat dia 3x lipat lebih tampan. Jungwoo? tentu saja mengangguk dan patuh dengan perintah Johnny.

Ten dan (y/n) berjalan ke arah. Lucas yang melihatnya langsung buru buru menghampiri mereka berdua, ia menarik Ten dan melepaskan tangan (y/n) darinya.

"Excuse me?!" ucap (y/n) dengan nada kesal bercampur marah. "Ada apa ya, tuan?" (y/n) melingkari tangannya di lengan Ten.

"Saya ada urusan dengannya, tolong pergi." Lucas tanpa basa basi menarik Ten tapi tentu saja ditahan (y/n).

"Dia mau ikut denganku, tuan!" ucap (y/n), ia menahan lengan Ten agar Lucas tidak membawanya pergi. "Iya kan, oppa Ten?"

"Cas, lepasin tangan gua." Ten berkata dengan lembut. "Gua cuma mau temenin dia ke toilet, nanti gua balik."

"Dia kan bisa sendiri Ten!" Lucas tetap menahan tangannya Ten agar tidak dibawa pergi oleh (y/n). Ten mengusap kepalanya yang pusing, serasa direbuti oleh 2 anak kecil.

(y/n) memasang wajah kesal. "Yaudah si! ngapain juga anda ngurusin?! kan dia yang nganterin ke toilet!" Udah jahat, nyolot lagi, minta ditabok emang.

"(y/n), udah sana ke toilet sendiri, pusing saya denger kamu teriak teriak. Nanti balik aja ke table kita, Lucas juga jangan kaya anak kecil ribut disini." Ten meninggalkan mereka berdua dan kembali ke sofa.

"Ck!" (y/n) yang misinya digagalkan Lucas langsung pergi sambil menghentakkan kakinya.

"Mampus lu!" Lucas tersenyum puas, ia kembali ke sofa juga dan duduk di sebelah Ten. Ia memeluk Ten seakan dia kekasihnya malam ini. "Ten, lu kenapa? murung banget? apa bener kata anak sebelah lu ditolak kakak kelas?"

Ten bukannya merasa kesal, malah tertawa. "Jangan diperjelas dong, kan malu keliatan bucinnya." Ten secara tak sadar memainkan rambut Lucas.

"Gua juga bucin sama lu sih, tapi nanti makin jauh lagi kalo keliatan bucinnya. Sorry ya, udah bikin pertemanan kita renggang."

"Ga usah merasa bersalah, rasa suka kan wajar. Gua juga gitu sama si kakel." Setelah ucapan Ten, mereka berdua malah hening dan hanya mendengarkan dentuman dentuman lagu di club. "Cas, ga niat ngajakin gua pacaran lagi?

"Kalo diterima, ya 10000% mau lah." Lucas menegakkan badannya dan menatap mata Ten. Semangat sekali dia, kaya dikasih lampu hijau.

"Jangan deh, nanti takutnya gua jadiin lu pelarian. Tunggu gua move on dulu, ya?"

"Ten, ini seriusan atau lu lagi mabok? jangan kasih gua harapan palsu dong, ntar gua patah hati gimana?"

"Pengen move on ke lu nya sih, seriusan." Ten malah berbaring di sofa dan menggunakan paha Lucas sebagai bantalan. "Kalo udah mau balik, gendong gua ya, ngantuk."

Lucas senyum senyum sendiri sambil mengelus rambut Ten. Perutnya terasa seperti banyak kupu kupu. Dia juga jadi kaya orang bodoh, melepaskan jaketnya tapi bingung mau ngapain. Mungkin kepanasan gara gara terbakar api asmara.

"PJ ga sih?" ucap Hendery.

"Belom jadian anjing." Lucas dengan ketus menyauti Hendery.

"Oh, ya berarti gua masih bisa nih nembak Ten." Hendery tersenyum jahat.

"Maju lu sini! gelud kita!"

Meja itu dipenuhi gelak tawa akan kelakuan lucu Lucas. Akhirnya cinta Lucas terbalas setelah lama menunggu dari bangku SMP. Makanya, setia kaya Lucas sampe crush luluh.

•✧•

On the other side,

kakak kelas yang menolak Ten ternyata ada di bar tersebut, namanya Moonbyul. Ternyata, Ia bersama dengan Hwasa, kekasihnya.

Hwasa yang melihat Ten menerima Lucas sangat kesenangan."GEMESS BANGET TOLONGG." Hwasa memeluk Moonbyul sambil tertawa sendiri. Shipper berat ceritanya.

"Ya kamu gemes, aku keringet."

"Kok gitu?!" tanya Hwasa.

"Ya orang kamu yang rencanain buat dia confess ke aku! aneh aneh aja bocah." Moonbyul mencubit hidung Hwasa.

"Hehehe, gapapa, aku tau kok kamu setia sama aku." Hwasa mengecup pipi Moonbyul.

-The End-

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

Gemes gemes.
Yok Lucas balik yuk
aku kangen kamu,
emang kamu ga kangen Ten?
canda Cas WKWK.

Kalo beneran ya gapapa si😎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ten Uke Universe pt.2 (Allxten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang