Bet - NoRen (2/3)

1K 128 7
                                    

Bet

- Happy Reading -

.

★★★

.

Setelah kejadian Renjun jatuh pingsan dan mengalami pendarahan di hidungnya. Juga malam dimana Jeno mengantarnya pulang, entah mengapa sekarang Jeno jadi sering berada di sekitar Renjun saat mereka berada di sekolah.

Pada awalnya, Renjun merasa risih dengan keberadaan Jeno karena perbedaan mereka yang sangat kontras. Cukup banyak murid di sekolah yang tak jarang berbisik dan bergosip ketika mereka sedang bersama.

Namun di sisi lain Renjun juga merasa senang, karena orang yang dia kagumi ingin berteman dengannya dan tidak mempermasalahkan penampilan juga statusnya yang selalu menjadi bahan ejekan murid lainnya. Bahkan Jeno tidak peduli jika orang-orang mulai menggosipkan mereka. Setidaknya, Renjun lah yang berpikir se-naif itu.

Hari Sabtu adalah jadwal Renjun untuk pergi ke perpustakaan kota dan ia berencana untuk pergi ke sana. Ia sudah bersiap-siap.

Hari ini Renjun mengenakan turtle neck berbahan rajut dilapisi jaket yang terlihat kebesaran di tubuh rampingnya, juga jeans hitam yang membungkus kaki jenjangnya, tidak lupa dengan sneakers putih sebagai tambahan. Rambut hitamnya masih terlihat berantakan karena belum di sisir.

Renjun memperhatikan bayangan yang terpantul di cermin seukuran tubuhnya. Hanya berpenampilan sederhana seperti itu saja, aura mempesona darinya selalu terpancar. Renjun mengerang kesal karena tidak bisa menyembunyikan sosok itu tanpa kacamata bingkai tebal dan fashion kuno-nya.

Renjun selalu berusaha untuk menyembunyikan jati dirinya kalau ternyata si culun ini adalah anak dari pengusaha sukses yang bergerak di bidang telekomunikasi. Ia bahkan selalu menyembunyikan sosok aslinya yang begitu mempesona. Perpaduan antara tampan, cantik, menggemaskan, dan sexy itu menyatu dengan sangat ekstrim.

Renjun menyembunyikan jati dirinya bukan karena ingin menipu semua orang di sekelilingnya, Renjun hanya tidak ingin dipandang karena status dan juga penampilannya. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa embel-embel status keluarga. Renjun ingin orang yang berteman dan dekat dengannya bukan karena penampilan dan juga statusnya.

Dan itu terbukti karena tidak ada yang mau berteman dengannya, yang mereka tahu Huang Renjun hanyalah sosok Culun yang tidak berstatus. Ia benci dengan orang yang seperti itu. Membenci orang-orang yang berpikir bahwa penampilan dan status adalah segalanya, terutama orang yang memanfaatkannya.

"Ish! Ini terlalu mencolok" gumam Renjun sambil melepas pakaiannya dan mencari sebuah kemeja putih di dalam lemari pakainnya yang terisi oleh pakaian branded.

Setelah menemukan apa yang ia cari, Renjun segera memakai kemeja itu dan tidak lupa untuk mengancingkan sampai kancing teratasnya. Ia mengambil kacamata berbingkai tebal berwana coklat. Ya, karena kacamatanya yang berbingkai hitam itu sudah retak. Padahal Renjun sangat menyukai kacamata itu. Tidak lupa, ia mengganti juga celana jeans hitamnya dengan celana bahan. Lalu mengganti sneakers nya dengan sepatu pantofel hitam.

Renjun menatap bayangannya yang terpantul di cermin kemudian tersenyum puas melihat penampilan kuno-nya yang terlihat begitu culun. Aura yang terasa begitu kental darinya. Ia menyisir rambutnya yang berantakan dengan membelah tengah dan membubuhkan sedikit minyak untuk memberikan efek basah pada rambutnya.

"Inilah si culun Huang Renjun yang biasanya" Ucap Renjun tersenyum lebar pada bayangannya.

Kemudian Renjun mengambil tas selempangnya yang tergeletak di atas tempat tidur lalu berjalan keluar kamar. Bersiap meninggalkan apartemen mewah yang selama ini ia tinggali sendiri ketika kedua orang tua dan kakaknya tinggal di New York.

Our Precious Renjun | (Renjun X Everyone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang