Photograph - GuanRen (1/1)

808 55 1
                                    


- Photograph -

- GuanRen -

- Kenangan yang bertumpuk dalam kepalanya bagaikan lembaran kertas pada sebuah buku -

« Happy Reading »

.

★★★

.



Rasanya Guanlin terlalu banyak mengingat.

Setiap kenangan bertumpuk dalam kepalanya seperti deretan buku di sebuah perpustakaan. Ada sebagian rak yang telah berdebu, sebagian lain masih terlihat rapi, dan sisanya berantakan karena sering dikunjungi.

Bahkan, mungkin terlalu sering.

Ketika matanya enggan terpejam, ia selalu menemukan pikirannya berpusat pada sudut itu. Membuka lembaran ingatan dan merangkainya kembali menjadi kenangan yang utuh.

Walaupun kenangan itu hanya berisi mengenai seorang pemuda, Guanlin tidak pernah bosan untuk mengulanginya. Membaca dengan teliti setiap adegan yang mungkin terlewatkan, mempelajari bagaimana sosok seorang Huang Renjun beserta keindahan yang tercipta bersamanya.

Guanlin membiarkan Renjun menguasai pikirannya. Karena sepasang mata teduh serta tawa yang mengalun dari bibir pemuda itu selalu berhasil membuat udara malam di musim panas terasa hangat.

Terkadang, ketika memori tentang Renjun berubah menjadi kepedihan di hatinya, Guanlin selalu mencoba mengalihkan perhatiannya. Ia memaksa pikirannya untuk berkelana dan menjelajah kemanapun, dimanapun, agar ia terdistraksi.

Tapi semuanya tetap mengarah ke sosok itu, hingga akhirnya Guanlin berhenti mencoba.

Ia membiarkan rasa kecupan Renjun tertinggal di dalam sistem peredaran darahnya, aroma peach dari tubuh pemuda itu melekat di indra penciumannya, serta sebuah kalimat yang berputar seperti kaset rusak selalu terngiang di telinganya.

'Wait for me to come home'

Namun, menunggu Renjun bukan hanya perkara waktu.

Menunggu Renjun sama dengan kehilangan senyuman itu ketika ia tidak sengaja menghanguskan omelet mereka. Menunggu Renjun sama dengan kehilangan kesempatan untuk mencuri kecupan ketika ia berpura-pura terlelap, dan menunggu Renjun sama dengan kehilangan sentuhan dari pemuda itu ketika harinya sedang buruk.

.

★★★

.


"Jangan pergi" Guanlin mengecup leher Renjun sembari memeluk pinggangnya.

Renjun duduk di pangkuan Guanlin, dengan menghadap ke arahnya dan lengan yang melingkar di lehernya.

"Hanya satu bulan, sayang." Ujar Renjun meyakinkan.

"Satu bulan itu lama, Ren." Sangkal Guanlin gusar.

Renjun meresponnya dengan tawa indah. Ia membawa Guanlin ke dalam pelukannya, mengusap rambut lelaki itu pelan. "Kau tahu aku harus pergi, ini menyangkut pekerjaanku."

"Berlin adalah tempat yang jauh." Gumamnya, masih belum mengalah.

"Kamu sudah memilikiku selama dua tahun ini, sayang. Berlin hanya meminjam ku selama satu bulan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Precious Renjun | (Renjun X Everyone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang