VOTE HEIY, TEKAN BINTANGNYA~
.
.
.
"Sudah, sudah.. cukup pelukannya." Jimin mengacau keromantisan kedua pria di hadapannya, dan hal itu membuat Jungkook cemberut kesal.
Dengan berat hati Jungkook pun turun dari gendongan Jaehyun dan menghentakan kakinya ke lantai, melampiaskan kekesalannya terhadap kakaknya itu.
Pria manis sekaligus tampan itu pun melenggang keluar dari ruangan Jimin dan hal itu membuat Jimin berteriak.
"Woiy! mau kemana?!" Jerit Jimin sambil berdiri di luar pintu ruangan pribadinya.
"Mau ke lantai 5 dulu." Jawab Jungkook datar.
Karena Jimin adalah manusia yang sangat mengenal tata letak gedung Black Hell, jadi ucapan Jungkook yang ingin pergi ke lantai 5 pun membuat jiwa Jimin kalang kabut.
"Eh, enggak, enggak, enggak!" Hadang Jimin secepat kilat, membuat Jungkook berdecak kesal.
"Cth, apalagi sih?! udah awas jangan ganggu Kookie, kak!" Kedua lengan Jungkook pun berusaha menyingkirkan tubuh Jimin dari hadapannya. Namun sayang, kekuatan Jimin lebih besar dari pada kekuatan yang ia punya.
Jimin melarang Jungkook ke lantai lima karena ruangan di lantai lima adalah tempat para rekan kerjanya Jimin yang merupakan pembunuh berantai memuaskan hasrat sex mereka terhadap jalang-jalang yang memang sudah di fasilitasi oleh Bos besarnya, yang bernama Kim Taehyung.
Jimin tak mau adik semata wayangnya ini menjadi anak yang kotor, cukup menjadi anak kotor yang berlumuran darah, jangan sampai kotor menjadi jalang.
Karena ia tau, Jungkook adalah anak yang tidak pernah di sentuh oleh siapapun. Dalam artian 'disentuh' adalah, tidak pernah terjamah oleh vagina ataupun penis. Ya, Jungkook belum pernah merasakan yang namanya sex. Karena hawa nafsunya hanyalah membunuh manusia, tidak ada yang lain.
"Awas gak!" Kini kedua mata Jungkook benar-benar melotot marah. Fix, firasat Jimin mulai merasa tidak enak dengan tatapan marah Jungkook kepadanya. Kerongkongan Jimin pun meneguk cairan salivanya lalu menghembuskan nafas pasrah lewat mulut dan menjatuhkan kedua bentangan lengannya yang sudah membuat keponakannya itu marah.
Melihat respon sang kakak yang seperti itu, ekspresi marah Jungkook seketika berubah menjadi menggemaskan. Pria manis itu tersenyum lalu memberikan kecupan manja di pipi mochi Jimin.
"Makasih~"
Setelah mengatakan kata-kata terima kasih, Jungkook pun kembali melangkahkan kedua kaki jenjangnya melewati tubuh sang kakak yang masih berdiri tegak membelakanginya.
Terdengar oleh kedua pasang telinga Jimin, suara pintu lift privatenya mulai terbuka, menandakan adik keponakannya mulai masuk ke dalam lift tersebut.
Secepat kilat Jimin membalikkan posisi berdirinya dan langsung meneriaki Jungkook dengan kata-kata ancaman.
"JAGA DIRIMU BAIK-BAIK! AWAS SAJA SAMPAI KAU PULANG DENGAN KONDISI KOTOR MAKA KAU AKAN MENDAPATKAN HUKUMAN DARIKU, MENGERTI KAU ANAK IBLIS?!"
Sontak kedua bibir Jungkook tertarik, ia tersenyum gemas melihat ekspresi marah kakaknya. Tanpa berlama-lama lagi ia pun membalas teriakan kakaknya itu.
"LARANGAN ADALAH PERINTAH BAGIKU. DENGAN SANGAT SENANG HATI KOOKIE AKAN MELAKUKAN LARANGAN MU ITU, KAKAK SAYANG~! BYE-BYE~"
TING!
Pintu lift pun hendak tertutup bersamaan dengan tawa Jungkook yang menertawai ekspresi marah Jimin yang sedang berlari berusaha menahan pintu lift itu agar tidak tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO 21+ (TAEKOOK)
Fanfiction"Desahan dan jeritan kesakitanmu itu bagaikan lagu yang indah di telinga ku~" "Dan hanya tanda kepemilikanku lah yang boleh ada dikulitmu." Darah serta daging manusia merupakan kebutuhan yang sangat wajib bagi Taehyung dan Jungkook, bahkan melebihi...