Tekan bintang dan follow yaw bestie~
.
.
.
"Kamu bisa berbicara dengan hewan?!" Pekik Jimin kepada Jungkook.Kedua saudara itu kini sudah berada di dalam ruangannya Jimin.
Setelah kejadian di kandang anjing beberapa waktu yang lalu membuat Taehyung berfikir 100x untuk menarik Jungkook keluar dari kandang anjingnya.
Peringatan yang ia dapati dari pelindungnya yang tak kasat mata membuat dirinya penasaran dengan sosok pria manis berhati iblis tersebut.
Sungguh, Taehyung dibuat tak habis fikir bagaimana bisa Jungkook berinteraksi dengan para anjing-anjingnya, yang padahal anjing-anjingnya itu hanya menurut kepada Taehyung dan jangan lupakan, anjing-anjing itu dalam kondisi kelaparan, tidak mungkin ada orang baru yang telah masuk ke kadang tersebut akan dapat kembali melihat sinarnya mentari pagi.
Namun kali ini Taehyung dibuat tertegun dengan interaksi para anjing-anjingnya yang kelewat akrab dengan anggota barunya. Padahal para anjingnya itu tidak pernah sama sekali bersikap manja seperti itu kepada Taehyung. Selalu menyeramkan dan senantiasa menggonggong.
Tidak dengan perilakuan mereka kepada Jungkook, yang dimana semua anjing-anjing itu meloncat girang dengan merengek manja sambil menjilat-jilati tubuh Jungkook dengan brutal.
"Tidak kok," Jawab Jungkook dusta tanpa menghentikan jilatannya terhadap permen lolipop yang tersedia di meja kantor Jimin.
"Lalu mengapa kau tidak di hap sama anjing-anjingnya pak ketua?!"
"Bahkan ku lihat kau dengan anjing-anjingnya itu terlihat sangat akrab."
"Berlari kejar-kejaran sambil kau tertawa bermain dengan mereka."
"Bagaimana bisa? Aku melihat tampang mereka saja sudah membuat ku merinding,"
"Namun kau? Sampai bersunda gurau seperti itu sangat tak masuk diakal Kookie." Jimin memijit pelipisnya sambil merebahkan punggungnya di atas sofa yang berdekatan dengan ranjang tidur tempat Jungkook menyandarkan punggungnya di headbed.
"Mereka anjing pemakan daging manusia asal kau tau."
"Mustahil mereka menolak asupan manusia pemberian dari majikannya." Sambung Jimin frustasi dengan kenyataan yang sulit di logikakan.
Suasana ruangan itu menseyap untuk beberapa waktu. Jungkook hanya fokus dengan dunianya sendiri menikmati rasa manis yang keluar dari permen lolipop miliknya.
Hingga akhirnya Jimin menyampingkan posisi rebahnya menghadap Jungkook yang sedang bersantai di ranjang tidurnya.
"Apa mungkin karena kau juga pemakan manusia mereka mendeteksi bahwa kau juga kaum yang sama seperti mereka?"
Pertanyaan Jimin langsung direspon oleh Jungkook. "Entah." Ujarnya sambil mendelikkan kedua bahunya.
"Cth, lalu apa doooooong?" Rengek Jimin menggerasakkan rebahannya karena kesal tak mendapatkan jawaban atas kefrustasiannya terhadap respon anjing-anjingnya Taehyung kepada keponakannya itu.
"Bagaimana bisa kau tidak dimakan hah?! Aku ingin melihat kau dimakan supaya kau tau bagaimana rasanya dagingmu di koyak-koyak!" Geram Jimin terlampau emosi, sampai-sampai ia tak sadar bahwa uneg-unegnya selama ini terceplos begitu saja.
Kedua mata Jungkook sontak melirik Jimin datar sesaat kedua telinganya mendengar perkataan sang kakak.
Kontakan kedua matanya dengan Jungkook membuat dirinya tersadar. Sontak Jimin mengatupkan kedua bibirnya sejenak, hingga setelah beberapa detik bertatapan ia pun bangkit dari posisi rebahnya.
"Apa? Kau tak terima aku ngomong seperti itu hah?!" Bentak Jimin berusaha tetap tegar walaupun ia sedang bergemetar kecil takut jika sang adik menyerangnya.
"Jujur saja aku dendam kepadamu!"
"Nih!" Lengan baju di tangan kirinya pun ia tarik ke atas.
"Gigitanmu saat kita berantem membuatku trauma kau tau!" Nafas Jimin kali ini benar benar memburu dengan tatapan yang begitu tajam kepada Jungkook.
Jungkook yang melihat jelas bekas jahitan di lengan kiri kakaknya hanya bisa mengigit bibir bawahnya menahan gelak tawanya akibat memori lucu yang terlintas diotaknya disaat ia pernah bertengkar hebat dengan sang kakak sampai-sampai ia mengkoyak daging otot lengan Jimin tanpa belas kesihan.
Di masa itu Jimin langsung memberontak kesakitan di lantai sedangkan Jungkook hanya terdiam santai mengunyah daging lengan sang kakak lalu ia telan dalam posisi duduk bersilah menontoni reaksi kesakitannya Jimin.
Menyadari ekspresi sang adik yang tengah menahan gelak tawa membuat Jimin berani untuk melangkah mendekati Jungkook tanpa ragu.
"Bisa-bisanya ya kau tertawa disaat aku tersulut emosi," Ujar Jimin sambil terus mendekati Jungkook.
Jungkook pun yang sudah tak tahan lagi akhirnya tertawa sambil menunggu sang kakak naik ke atas ranjang.
"Hahahaha..."
"KURANG AJAAAAAR!" Dengan segala emosi yang membara Jimin pun meloncat ke atas ranjang dan.....
Brak!
"KOOKIE SAYANG KAKAAAAAAAAK!"
Hanya dengan satu tarikan dari tangan Jungkook membuat sekujur tubuh Jimin terpeluk erat oleh sang empu yang dimana hal itu membuat seluruh emosi membaranya Jimin luntur seketika.
Cup!
Cup!
Cup!
Cup!
Ribuan kecupan Jungkook penuh menghujami wajah tampan Jimin. Bahkan bibir cherry Jungkook tanpa gengsi mengecup bibir tebal sang kakak hingga ke mata-mata.
Penuh sudah wajah Jimin dengan cipratan air liur sang adik. Apakah dia marah? Tentu saja tidak, karena tingkah Jungkook yang seperti inilah yang membuat Jimin cinta mati kepada keponakannya yang selalu bisa meredakan emosinya dalam sekejap.
Tingnong!
Kegiatan mesra antara kedua saudara sepupu itu tiba-tiba terhenti sesaat mereka mendengar satu suara bel yang entah itu benar atau halusinasi.
Kepala Jungkook dan Jimin pun menoleh menatap pintu. Menunggu suara bel yang mereka dengar barusan untuk memastikan apakah mereka salah dengar atau tidak.
Tingnong!
Tingnong!
Oke, kali ini mereka tidak salah dengar. Suara bel tersebut membuat Jungkook melepaskan pelukannya sambil bertanya kepada sang kakak.
"Siapa kak?"
Jimin hanya mendelikkan kedua bahunya. "Entah,"
"Kakak bukain dulu ya sayang ya?"
Cup!
Satu kecupan Jimin berikan di dahi Jungkook. Dan Jimin pun mendapati anggukan dari sang adik. Keduanya tersenyum hingga suara bel itu kembali terdengar.
Tingnong!
Tingnong!
Tingnong!
Tingnong!
Tingnong!
Sungguh brutal sang tamu menekan bel pintu hingga membuat Jimin bercak kesal.
"Cth, Iyaaa tungguuuu!" Pekik Jimin sambil bergegas ke arah pintu. Oke, sepertinya pria itu lupa bahwa ruangannya kedap suara.
Ceklek
Pintu besi nan tebal itu pun terbuka, menampakkan wajah datar terbalut aura gelap yang membuat Jimin sejenak mematung.
"Eh? Kenapa Tae? Tumben sekali kemari..."
"Mana adikmu? Aku ingin memperkosanya."
HEH! ALAMAAAK! APA-APAAN INI?! DATENG-DATENG LANGSUNG NGAJAK PROT-PROT ADEK ORANG😭
DITEKAN BINTANGNYA BESTIE😙
⏬⭐⏬
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO 21+ (TAEKOOK)
Fanfiction"Desahan dan jeritan kesakitanmu itu bagaikan lagu yang indah di telinga ku~" "Dan hanya tanda kepemilikanku lah yang boleh ada dikulitmu." Darah serta daging manusia merupakan kebutuhan yang sangat wajib bagi Taehyung dan Jungkook, bahkan melebihi...