BAB 1

8 1 0
                                    

Aku tidak tahu berama lama aku tinggal bersamanya dan aku belajar melukis darinya,dia sanggat hebat dalam melukis tapi... aku selalu bertanya kenapa hanya menggambar sosok itu? Dan saat aku tanyakan ia hanya tersenyum sejak saat itu aku tidak pernah menanyakannya lagi.

Aku mengetahui bahwa tempat ini adalah rumah sakit jiwa 01 namun disini tidak ada pasien dan hanya ada ilmuwan dan subjek eksperimen penting termasuk aku, tapi walaupun begitu aku masih saja merasakan perasaan itu, sampai aku melukis sebuah rumah ditengah kota namun rumah itu berwarna hitam dengan dikelilingi Gedung putih dan perasaan itu masih ada sampai ayah mengizinkanku keluar dan menjual lukisan itu.

"lukisanmu cantik,kenapa hanya warna hitam dan putih?"tanya ayah lee padaku saat melihat lukisanku yang sudah selesai.

"tidak tahu,mungkin sama seperti ayah yang hanya menggambar sosok itu saja"jawabku masih dengan melihat lukisanku.

"tapi aku merasa ada yang kurang..."lanjutku.

"tambahkan sesuatu yang akan menjadi ciri khasmu menggunakan darah putriku dan keluarlah,lihatlah dunia luar"ucapnya.

"apa yang terjadi setelah itu?"tanyaku sambil melihat kearahnya.

"lukisanmu akan berada di tangan pemiliknya dan kau akan mendapatkan apa yang selama ini kau inginkan dan kau bisa Kembali"jawabnya dan pergi meninggalkan ku sendiri dengan lukisanku.

"sudah waktunya ya..."gumamku sambil menambahkan ciri khasku di lukisan yang berwarna putih namun,tulisan nya tidak terlihat jelas namun entah kenapa aku merasa bahwa lukisanku sudah sempurna.

Aku meninggalkan rumah sakit jiwa tempatku tinggal dan mulai mencari rumah yang akan aku tinggali sementara aku berada di kota.

Setelah mendapatkan rumah yang bisa ku sewa aku pergi menuju kota untuk mencari tahu dimana aku harus menjual lukisanku namun aku tidak dapat menemukannya.

Aku terus berjalan dan tanpa sengaja aku melihat seorang pria muda yang diganggu namun aku hanya melihatnya dan sampai para penggangu itu pergi,pria itu menanggis dan berniat melompat ke sungai dan entah kenapa aku menghampirinya.

"apa yang akan kau lakukan?"tanyaku dan dia terkejut melihatku yang tiba-tiba berada dibelakangnya.

"bukan urusanmu"jawabnya sambil melihat ke sungai dengan tatapan kosong.

"tentu saja dan aku juga tidak peduli,tapi apa kau tidak ingin balas dendam pada mereka!"seru ku sambil melihtnya.

Dia menoleh padaku dan aku melihat matanya yang penuh dendam dan pembalasan aku tersenyum saat melihatnya,entah kenapa aku merasa sedikit senang saat melihat apa yang terpancar dimatanya.

"bagaimana caranya?"tanyanya sambil memegang pundakku.

Aku tidak senang saat ia menyentuhku namun aku urungkan kekesalanku karena aku sedang merasa sedikit senang saat ini.

"pergilah ke tempat ini dan kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan"jawabku sambil memberikan kartu yang berisi alamat rumah sakit tempat tinggalku.

Aku pun pergi sambil tersenyum meninggalkannya yang sedang melihat kartu itu.

"rumah sakit jiwa sanatorium? Apa maksudmu"kata pria itu namun saat ia melihat kedepan ia sudah tidak melihat gadis yang memberikannya kartu itu dan memutuskan untuk pergi kesana.

Sesampainya dirumah aku segera mandi dan melukis Kembali kali ini lukisanku adalah sebuah rumah yang dikelilingi dengan warna hitam dan putih,apa yang aku gambar selalu mencul dalam mimpiku dan kata ayah ini adalah keinginan bawah sadarku yang dilukis dengan gambar rumah atau sebuah pintu.

Black red ink paintingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang