Votenya jangan lupa
Happy reading....
Musim hujan telah datang. Dari semua musim yang ada, musim hujan adalah musim yang paling tidak disukai oleh Sana. Bahkan bisa di bilang jika musim hujan termasuk dalam salah satu mimpi buruknya.
Seperti saat ini, Sana menutup kedua telinganya sendiri menahan takut. Dirumah sendirian, dengan hujan deras mengguyur diluar serta kilat dan petir yang menyambar.
Deru mesin mobil terdengar, Sana sejenak bisa bernafas lega mendapati anak-anaknya sudah pulang. Wanita itu melompat turun dari ranjang ingin segera meminta pelukan dari anak-anaknya.
Namun baru beberapa kakinya melangkah, Sana dibuat kembali berjongkok dan menahan jeritannya saat tiba-tiba kilat menyambar. Setelah guntur terdengar baru Sana kembali beranjak.
"Ma, tolong ambilin handuk!" teriakan dari Minju membuat Sana kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil apa yang dibutuhkan sang anak.
Sana keluar sudah membawa sebuah handuk ditangan, dia meringis sedih melihat Minju dengan rambut dan seragam yang sudah agak basah berjalan melewatinya.
"Astaga kamu ke hujanan, ini Dek handuknya.." Minju menggeleng kemudian menunjuk arah belakang.
"Buat kak Hye aja." setelah mengucapkan itu Minju langsung berlari ke kamarnya.
Sana kembali menatap kearah pintu rumah, mendapati Hyewon memeluk dirinya sendiri dengan keadaan tidak jauh beda dari adiknya tadi.
"Astaga Kakak!" pekik Sana, bergegas memakaikan handuk tadi ke tubuh Hyewon yang sudah mulai menggigil. "Kok bisa basah semua sih?" Sana menuntun Hyewon ikut mengantar ke kamar anaknya.
"Tadi pas nunggu jemputan tiba-tiba aja hujan, kita gak sempet neduh Ma."
"Ck, paman Han gimana sih? Kok bisa telat jemput kalian. Awas nanti ya..." gerutu Sana, dia bersumpah akan melapor supirnya itu ke Tzuyu supaya dimarahi.
Salah siapa udah bikin anak-anaknya jadi kehujanan begini. Kalo Sananya yang kehujanan sih Sana masih oke oke aja gak bakal maen adu ke Tzuyu, tapi ini dua malaikat yang dibuat kehujanan, jelas Sana gak bakal terima gitu aja.
Sana mengekori Hyewon sampai ke dalam kamarnya
"Langsung mandi sekalian ya Kak."
"Iya Ma." Hyewon langsung masuk ke dalam kamar mandi seperti perintah Sana.
Sementara Hyewon membersihkan diri, Sana masih berada di kamar putri sulungnya itu. Mondar mandir sembari sesekali menggigit kuku jarinya di depan pintu kamar mandi.
"Mama.." Minju muncul entah dari mana. Anak itu sudah berganti pakaian dan langsung memeluk Sana dengan erat. "Dingin Ma." adunya.
Sana mengusap lengan Minju yang melingkar erat pada perutnya. "Bajunya ganti yang panjang ya."
Minju melirik penampilannya sendiri, iya sih emang dia cuman pake kaos tipis sama celana pendek sepaha doang. Pantes dingin.
"Hehehe iya juga ya. Eum bikinin coklat panas dong Ma." pinta Minju.
Sana mendengarkan putri bungsunya, tapi pandangannya tetap tidak ia lepaskan dari pintu berwarna putih yang masih tertutup itu.
"Iya bentar ya Dek." Minju memanyunkan bibirnya saat Sana melepaskan tangannya dari perut sang mama, gadis itu memperhatikan gerak gerik ibunya.
Tok tok tok...
Pintu kamar mandi tersebut Sana ketuk dari luar.
"Kak, jangan lama-lama. Dingin loh Kak, ayo keluar." ucap Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
sepenggal cerita Chou
Fiksi PenggemarKeluarga Chou memang selalu harmonis, mau bukti? "Sana, udah sepi nih. Yuk hehe..." "Sabar... jangan sampe ada kerutan di muka cantikku ini." "Hmm laper, ada makanan apa ya?" "Cuman aku anaknya Papa sama Mama, kak Hye anak pungut."