0.5

966 143 6
                                    

Taehyun dan Hueningkai baru saja pulang dari sekolah. Mereka cukup terlambat, jadi hanya sempat membersihkan diri masing-masing. Setelahnya, para maknae ikut bergabung dengan ketiga anggota lainnya.

Soobin, Yeonjun, dan Beomgyu sudah berlatih lebih awal. Taehyun dan Hueningkai pun menghampiri mereka. Mempelajari koreografi nya, lalu mencoba sedikit demi sedikit.

Kelimanya berlatih dengan sungguh-sungguh. Namun entah kenapa, sedari tadi Beomgyu sulit sekali menghapal gerakan yang telah di contohkan. Maka dari itu, mereka terus mengulang. Hingga di percobaan yang entah keberapa kali, napas Hueningkai menjadi sedikit tidak beraturan. Bulir peluh pun mulai bercucuran dari permukaan kulitnya.

Lantas latihan mereka kali ini diakhiri detik itu juga. Takut jika Hueningkai mengalami dehidrasi atau semacamnya. Lalu Taehyun yang melihat partner nya sedang kesakitan, segera menghampiri dan menarik lengan Beomgyu keluar ruangan secara kasar. Bisa dipastikan, pergelangan tangannya memerah perlahan. Sedetik kemudian, tubuh Beomgyu dihempaskan dengan kuat hingga kepalanya terbentur tembok. Ingin meringis, tetapi takut Taehyun semakin marah padanya.

"Kalau tidak niat berlatih ya jangan berlatih. Kamu menyusahkan orang lain, tahu?!"

"M-maaf, Tae. Kepalaku sedikit sakit tadi, j-jadi.. jadi aku tidak fokus."

"Ck. Alasan! Berlatih sendiri sana. Dan jangan ulangi lagi kesalahanmu itu."

Usai mengatakan hal tersebut, Taehyun pergi meninggalkan Beomgyu begitu saja. Mau tak mau, Beomgyu kembali kedalam, ingin melihat keadaan Hueningkai juga. Dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah panik para Hyungnya.

Taehyun pun datang bersama botol minum dan beberapa camilan digenggamnya. Semuanya memperhatikan Hueningkai. Memijit, mengipasi, serta menyuapinya camilan. Beomgyu tersenyum. Syukurlah, banyak yang menyayangi Hueningkai. Hal itu bagus, 'kan?

Tapi kenapa hatinya malah sakit? Saat Beomgyu terluka, Soobin dan Yeonjun hanya panik di awal saja. Beomgyu bilang dia hanya membutuhkan plester kecil, setelah Yeonjun memberikan itu, semuanya kembali seperti semula. Yeonjun sibuk dengan ponselnya, dan Soobin sibuk membaca jadwal mereka.

Tangannya Beomgyu ulurkan guna menyentuh luka yang telah ditutupi plester kecil. Senyum manis tetap terpatri indah dibibir kecilnya itu. Namun perlahan, air mata mulai mengalir melewati pipi tirusnya tanpa permisi.

• Littlespace •

Malamnya, mereka makan bersama lagi tanpa Beomgyu. Ini yang kedua kalinya. Ketika ditanya kenapa, Beomgyu hanya menjawab, 'ingin diet.' Padahal jika diperhatikan, tubuh Beomgyu itu sudah kurus. Untuk apa diet? Apalagi yang perlu di kecilkan?

Tentu jawaban itu bukanlah alasan yang sebenarnya. Karena nyatanya kini Beomgyu sedang berada diruang berlatih. Tujuannya adalah menuruti ucapan Taehyun. Ia memang harus berlatih sendiri agar tidak menyusahkan siapapun lagi. Cukup Hueningkai, jangan bertambah.

Beomgyu tak ingin semakin dibenci, karena rasanya sakit sekali. Ia jadi merasa jika dirinya tak diinginkan disini. Haruskah ia menyerah sebelum berjuang? Ia terlalu takut menghadapi Taehyun. Auranya tak jauh berbeda dari sang Ayah. Maka dari itu, sebisa mungkin Beomgyu selalu menghindari lelaki bernama Kang Taehyun.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Sorot matanya berubah menyendu. Tak ada lagi keceriaan seperti tadi pagi. Yang ada hanya tatapan kosong dengan beribu rasa sakit didalamnya.

"Beomgyu, kamu... Menyedihkan."

Ucapannya terdengar begitu lirih. Matanya kembali mengeluarkan air mata, sedangkan bibirnya terus mengeluarkan tawa. Malam ini, Choi Beomgyu terlihat begitu menyedihkan, bukan?

Dengan langkah gontai, ia kembali memutar musik. Tubuhnya menari seirama dengan alunan musik tersebut. Tak peduli fakta bahwa ini adalah waktunya untuk beristirahat, Beomgyu terus menari tanpa mengenal kata lelah. Pikirannya sedang kacau, maka hatinya pun menjadi gelisah.

Beomgyu menari hingga berjam-jam lamanya. Kini udara sudah semakin dingin. Tubuhnya ikut sedikit menggigil, bibirnya pun membiru dengan perlahan. Telapak tangannya kaku, kakinya pun gemetar. Beomgyu itu sebenarnya tidak tahan dengan udara dingin.

Tetapi karena suasana hati dan pikirannya sedang buruk, Beomgyu tetap menari hingga dirasa kakinya sudah tak kuat lagi menahan bobot tubuhnya. Detik itu pula Beomgyu ambruk.

Tubuh kurusnya menggigil kedinginan diatas lantai, kepalanya pening akibat kelelahan dan benturan tadi. Matanya perlahan terpejam, dan bersamaan dengan itu Beomgyu kehilangan kesadarannya.

Sedari awal memang beginilah nasibnya. Selalu sendirian.

• Littlespace •

Hey-ho!! Aku kembali. Vote dan komen nya juseyoo (˘ ³˘)

𝐋𝐈𝐓𝐓𝐋𝐄𝐒𝐏𝐀𝐂𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang