01

426 33 5
                                    

Dua gadis remaja sedang berdiri diatas atap gedung yang tinggi milik perusahaan Manoban's Group yang didirikan oleh Marco Brchusweiler Manoban ayah dari seorang Lalisa Manoban, ia membawa seorang yang sangat begitu ia cintai.

Disana mereka menikmati semilir angin yang bertiup pelan menyapa wajah keduanya, terlihat langit senja yang akan segera diselimuti oleh kegelapan.

Lisa, menikmati momen indah ini bersama kekasihnya. Ia tersenyum dan bahagia memiliki seseorang yang begitu sangat mencintainya.

Ia memeluk kekasihnya Choi Miyeon dari belakang, rasanya begitu menenangkan sedangkan miyeon pun ikut merangkul erat kedua lengan lisa.

Dari belakang lisa mencium pipi milik miyeon, gadis itu tersenyum bahagia kala mendapat ciuman kecil itu kemudian ia melepaskan pelukan lisa. Lalu ia membalikkan badannya kebelakang dan memeluk tubuh jangkung yang tengah terdiam.

Keduanya pun saling berpelukan, sebelah tangan lisa menepuk bahu miyeon pelan. Badanya terasa sesak kala miyeon memeluknya dengan erat, terdengarnya suara isak tangis. Ceruk lehernya pun basah, ia pun memeluk tak kalah erat dari miyeon.

Diantara pelukan itu keduanya masih saling diam, lisa membiarkan gadisnya untuk tetap memeluknya. Di elus pelan kepalanya, kemudian ia melepas pelukannya perlahan ia mengusap air mata yang membasahi pipi mungil miyeon lalu dicium keningnya dengan lembut.

Setelahnya ia menatap lekat wajah cantiknya, setiap sisi dan sudut wajah itu ia perhatikan. Lalu berhenti tepat menatap kedua mata yang begitu menenangkan baginya, tangannya menangkup kedua bahu milik miyeon.

Gadisnya pun perlahan meneteskan airmatanya kembali, ia sangat tau jika seseorang yang kini ada dihadapannya akan membuat keputusan terberat untuk keduanya.

Kemudian ia menganggukkan kepalanya, memberi isyarat pada lisa agar ia segera berbicara atas apa yang ingin ia sampaikan.

Melihat isyarat yang diberikan miyeon ia berusaha untuk tetap memberikannya senyuman, ia dengan lembut membelai pipi gadisnya.

"Aku sudah menjadi beban untukmu, aku tidak baik untukmu. Aku merasa disini hanya kau yang memperjuangkan hubungan ini, aku sama sekali tidak baik untukmu." Suaranya terdengar berat.

Miyeon menggelengkan kepala saat mendengar kata-kata dari seorang yang sangat ia cintai. Ia mencoba untuk tidak menangis lagi.

"Tidak, kau bukan sama sekali bukan beban untukku. Jadi jangan mengatakan hal itu li" Sanggahnya dengan sedikit parau, ini sangat menyakitkan sangat.

Lisa segera merangkulnya mendekap pelan tubuhnya, gemetar tubuh miyeon benar-benar ia rasakan.

"Kau terlalu baik untukku yang tidak pernah sempurna, kau sangat cantik jadi maaf. Kau bahkan merelakan segala hal yang tidak pernah aku lakukan, kau sangat cantik jadi sungguh maaf." Ia berucap menangis, ini sangat menyakitkan akan tetapi lebih menyakitkan lagi ketika melihat seorang yang ia cintai menahan beban yang membuatnya sakit.

Miyeon melepas pelukannya, ia menarik kepala lisa dan menangkup wajahnya kemudian ia mencium bibir manis milik kekasihnya. Ciuman itu, dihujani air mata keduanya lalu tangan lisa memegang pinggang miyeon secara posesif tanpa melepas ciumannya.

Selang beberapa menit pagutan ciuman itu berakhir, keduanya kehabisan nafas. Miyeon kembali menatap gadis yang sangat ia cintai ini.

"Tidak li, kau sangat sempurna untukku. Percayalah aku sangat bahagia bersamamu. Tidak apa-apa li, aku melakukan itu karena aku mencintaimu sangat mencintaimu" Tangisnya pun pecah ia tidak ingin berpisah dengan lisa hanya karena keadaan yang tidak memahaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear lisa (JENLISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang