TLWBB - 05🍼

1.1K 67 7
                                    

Untuk seminggu ke depan, SMA GandaTua diliburkan karena kasus bunuh diri yang dilakukan Cecilia, dari hasil pemeriksaan murid SMA tersebut adalah korban pemerkosaan.

"Huft, bosen banget," keluh Aodra menyelonjorkan kakinya disofa ruang tengah, sembari bersandar memejamkan mata.

Tak lama suara derap langkah kaki terdengar semakin dekat.

"Gue mau ngomong."

Aodra yang baru memejamkan matanya terpaksa bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ngomong apa?" tanya Aodra.

Pasalnya sejak kejadian dot malam itu dan kejadian bunuh diri Cecilia, mereka berdua tidak berinteraksi lebih tepatnya Rendra yang menghindari Aodra.

Rendra duduk disamping Aodra dan menatap gadis itu lekat, "lo ... Lo gak akan bilang ke orang-orang 'kan tentang gue?"

Aodra mengerutkan keningnya pelan, "santai kali, gue jaga rahasia lo tapi lo berhenti jaga gue. Gimana?"

"Gak bisa gitu dong, masa gue lepas tanggungjawab. Uncle Dem sama Papih udah percayain lo ke gue, gak bisa gitulah!" bantah Rendra tak terima.

"Gue punya alasan Ren," kata Aodra menghela napasnya.

"Dia lagi? Sebenarnya dia siapa sih, apa hubungannya sama Mortal enemy?" tanya Rendra penasaran.

"Lo pengen tau banget?" tanya Aodra.

"Jelas, lo nyadar gak. Berawal dari seseorang yang incer lo itu, Mortal enemy yang ngusik Edgar Gang, terus sekarang kasus yang sama kayak rumor 2 tahun lalu," jawab tegas Rendra, semuanya seolah bersangkutan bahkan kejadiannya hanya berjarak hari.

Aodra membisikkan tentang orang yang mengejarnya dan itu kontan membuat Rendra terhenyak tak percaya.

"Anjrit! Gila lo, mana mungkin!" umpat Rendra.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, Mortal enemy udah pasti suruhan dia. Tapi buat kasus kemaren, itu gak waras banget sih," monolog Aodra.

"Kepikiran gak kalo ini ada sangkut pautnya sama dia?"

Aodra mengerutkan keningnya, "setau gue, selicik dan se-obsesi apapun Max. Dia gak akan ngusik apapun dan siapapun kecuali itu mempersulit dia buat dapetin gue."

"Ada kemungkinan besar, Mortal Enemy nyerang markas itu inceran utamanya gue?" Aodra mengangguk.

"Terus gue harus gimana? Pusing ih, bikinin gue susu dong gue belum nge-dot dirumah cuma kita doang," pinta Rendra memelas.

Aodra yang tengah menyeruput minuman dengan tiba-tiba menyemburkannya.

"Apa? Gak mau, enak aja!" tolak Aodra.

Rendra mendadak lesu, "yahh, gue kan pengen, Ra."

"Bikin sendiri lah, sana," Aodra menunjuk arah dapur dengan dagunya.

"Gak bisa Ra, bikinin dongg. Rendra lemes kalo gak nge-dot," lirih Rendra.

Aodra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "berhenti aja bisa gak?" tanya Aodra.

Rendra menggeleng, "gak bisa Aodra, lemes Rendra-nya," rengek Rendra memelas mencebikan bibirnya.

"Yaudah, oke. Gue bikinin," pasrah Aodra merasa gemas dengan Rendra yang merengek dengan muka melasnya.

'Kangen banget sama lo yang dulu, tapi gue gemes sama lo yang sekarang,' batin Aodra melangkah menuju dapur.

Tak butuh waktu lama Aodra balik ke ruang tengah dengan botol dot berisi susu di tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TARENDRA 「Living with big baby」[Slowly Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang