part 10

61 66 142
                                    

Matahari tepat di atas ubun ubun kepala . Sinarnya terik menembus jendela jendela ruang kelas. Hawa panas menyelimuti tubuh. Angin sepoi sepoi menggerakkan dedaunan di depan gedung sekolah. Sungguh terik matahari di siang ini.

"Arghhh pusing gue. Mana panas banget lagi" erang ganendra saat keluar dari ruang laboratorium tempat nya tadi bergelut dengan cairan cairan aneh yang membuat kepala nya ingin meledak saat itu juga.

"Yeh Lo mah mendingan anjir nilai Lo lumayan bagus. Lah gue? Anjir anjlok gitu" timpal madhava sambil mengacak frustasi rambut hitam nya.

" kalo pak Jordan lagi nerangin tu dengerin. Perhatiin ini mah apa? Malah becandaan mulu" sindir delaney saat pacar nya itu ngeluh nilainya anjlok.

"Ishh makin down deh gue" dengus madhava. tanpa melihat sang kekasih nya itu ia langsung melengos pergi karena kesal.

"Anjir baperan" celetuk ganendra melihat sahabatnya itu melengos pergi saat terkena sindiran dari pacarnya itu, seraya mendudukkan tubuhnya di kursi deket ruangan laboratorium.

"Ndra si dhava kemana?" Tanya Revano yang baru saja keluar dari ruangan laboratorium. Lalu mendudukkan tubuhnya di samping ganendra yang sedang menyandarkan tubuhnya pada sisian kursi seraya memejamkan kedua mata nya.

"Tau tuh. Kantin kali" jawab ganendra asal.

"Katanya sekarang jamkos. Bu Ajeng ngak masuk" ucap Revano tiba-tiba. Seraya mengambil hp nya yang ada di saku celana sebelah kiri nya.

"Bagus deh. Gue capek. Males juga gue belajar. Apalagi sama Bu Ajeng" saut ganendra seraya membenarkan posisi sandarannya. Namun masih tetap tidak membuka kedua matanya.

"Kumpulan kuyyy. Udah lama nih" ajak Revano pada temannya ini.

"Di rumah gue aja kalo gitu. Kalo diluar gue ngak bisa" Ucap ganendra beralasan.

"Kenape? Biasanya Lo ngak mau ngumpul di rumah Lo" setau Revano teman nya ini tidak mau jika kumpul kumpul di rumah nya itu. Karena temannya itu tidak mau rumahnya menjadi ancur berantakan karena ulah manusia yang tak berakhlak.

"Kakak gue nitipin dua bocil sekaligus sama gue. Mana ayah sama bunda mau ke Bogor. Yaudah lah gue ngalah" ucap ganendra memelas. Ia membayangkan bagaimana nanti ia akan kerepotan mengurus dua bocil yang super duper aktif. Membayangkan nya saja membuat nya pusing. Apalagi jika sudah kejadian.

"Ouh yaudah nanti gue kabarin yang lain. Gue cabut duluan" pamit Revano seraya beranjak dari tempat duduknya tak lupa ia menepuk pundak tegap Sabahat nya itu.

"Yoi" saut ganendra.

10 menit berlalu, namun queenzy tak kunjung keluar dari ruang laboratorium membuat Ganendra mendengus malas. Kemudian ganendra dengan ogah-ogahan masuk keruangan yang membuat kepala pusing.

"Yang udah belum sihh? Lama amat" celetuk ganendra tanpa melihat ada siapa saja di dalam ruangan tersebut.

"Yang yang yang kepala kamu peyang? Ngak liat kamu? Di ruangan ini ada siapa?" Sindir pak Jordan dengan menatap tajam ke arah ganendra yang melihat nya syok.

"Eheheh bapak lagi apa pak? Kok belum balik balik juga pak dari sini? Kan udah abis pak waktunya" secara engga langsung ganendra mengusir guru IPA nya sekaligus wali kelasnya itu dengan sindiran halus yang membuat orang orang yang di dalam ruangan tersebut menggelengkan kepalanya.

couple goals [On GOING]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang