𝟣𝟢

1K 191 16
                                    

┏━━°⌜ 글쎄, 난 멀리 ⌟°━━┓

𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞

┗━━ °⌜예, 확신합니다 ⌟° ━━┛

Hari berganti, setelah mengetahui tentang [Name] yang sudah tidak takut akan anjing gyeong jadi lebih memerhatikan sahabatnya itu, "hei, tangan mu gak papa kan?" tanyanya.

Mereka berdua sedang berjalan menuju sekolah, hari ini keduanya mengantar adik gyeong terlebih dahulu untuk membayar janji kemarin.

"gak apa-apa." balas [Name] singkat.

"hei, [Name]?" panggil gyeong tiba-tiba.

[Name] kemudian berdehem membiarkan gyeong melanjutkan pertanyaanya, "apa kau benar baik-baik saja?"

Gadis itu terlihat bingung lalu mengangkat tangan dan menujukkanya ke gyeong, "lihatkan? Aku tak apa." ucapnya, padahal tanganya dipenuhi sama plester masih aja bilang gak apa-apa.

"bukan― ah sudahlah, kalau gue angkat topik ini ujung-ujungya lu pasti bilang gpp juga." ucap gyeong memijit batang hidungnya.

"tapi aku memang gak papa. Gyeong, kau tak perlu khawatir." balas [Name] datar, memangnya ada yang berbeda darinya? Menurut dia sih gak ada.

Setelah pembicaraan itu selesai keduanya tak membuka suara sama sekali, aura disekitar mereka menjadi sedikit lebih gloomy dari biasanya.

Sesampainya disekolah mereka berdua berpisah, gyeong ada sedikit urusan dengan wali kelasnya sedangkan [Name] langsung pergi ke kelasnya.

"pagi jay." sapa [Name] yang sudah duduk di tempat duduknya, melambai ke kecil ke arah jay dengan tangan penuh plester.

Melihat kondisi tangan [Name] jay pun menjadi khawatir, ia menarik perlahan tangan [Name] dan mulai mengeceknya dengan perlahan dan jay juga bertanya kenapa tangan gadis itu bisa begini dengan gerakkan tubuhnya.

"ini? Aku digigit anjing." jawab [Name] dengan tenang, seakan itu hal yang normal.

Jay tambah khawatir, apa lagi dia takut dengan anjing.

Lelaki itu pun bertanya apa [Name] akan baik-baik saja, "ini sudah aku beri antibiotik." balas [Name], menarik tangannya dari sentuhan jay dan menggerakkanya dengan tujuan memberitahu kalau tangannya itu tidak dalam kondisi yang serius.

Jay tentunya masih kurang percaya dengan dan meminta [Name] untuk pergi ke dokter bersamanya agar gadis itu bisa di cek, dia hanya takut [Name] terkena rabies.

"tak perlu jay, jangan khawatir." balas [Name] lagi, menurutnya luka gigitan itu cukup diberi antibiotik saja lagipula luka begini sudah sering didapatnya.

Butuh beberapa waktu untuk meyakinkan jay agar tidak memaksa [Name] pergi ke dokter bersamanya, diakhir jay juga masih meminta [Name] agar lebih hati-hati.

"pagi [Name]!" sapa hyungseok yang baru datang sambil menunjukkan senyumannya.

"ah, pagi hyungseok." ucap [Name], kalian pasti bingung kok si belek namanya di ucapin dengan bener ama si [Name], itu semua karena pas jay nyeritain anak baru dia disuruh tulis namanya sama jay biar tahu dan akhirnya [Name] hafal.

Senyuma hyungseok luntur dikala melihat kondisi tangan [Name], "tangan mu kenapa?" tanyanya, ia menaruh tasnya di atas meja dan segera berdiri di samping meja [Name] sambil melihati tangan gadis itu dengan raut wajah yang khawatir.

𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang