06. That Night

24 4 0
                                    

-•••●○■○●•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••●○■○●•••-

Pada malam itu sedih yang menyerang Alanna perlahan mereda. Jefran sedari tadi menemani Alanna.

Entah mengapa Alanna merasa nyaman berada di dekat pria itu. Sebelumnya hanya sahabatnya Alanna yaitu Natasha yang mampu membuat Alanna merasa nyaman untuk berbagi keluh kesahnya. Namun, rasanya bersama dia saat ini membuat Alanna sangat ingin mengeluarkan semua hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

"Kenapa ya jef, rasanya akhir-akhir ini hidup gue berantakan. Kayanya Tuhan benci sama gue".

"Jangan ngomong kaya gitu Anna,Tuhan ngasih cobaan karena sayang kepada hamba-Nya. Tuhan gak akan ngasih cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Lo kuat, kalo lo butuh orang buat cerita tentang semua masalah lo, gue siap jadi orang itu. Lo bisa ceritain semuanya sama gue".

"Thanks ya Jef...". Ucap Alanna

Alanna diam sejenak hingga akhirnya dia berbicara lagi.

"Gue kangen sama bunda Jef, bunda ninggalin aku beberapa waktu yang lalu karena penyakit jantungnya".

Mendengar itu Jefran sedikit tersentak, dan tidak tau harus merespon seperti apa.

"Yang bikin gue sedih, ternyata penyakit jantung bunda kambuh gara-gara ayah gue. Sampe akhirnya merenggut nyawa bunda".

Flashback on

Malam itu beberapa jam sebelum kecelakaan... Alanna yang baru saja pulang dari makam bundanya. Hampir seharian dia menghabiskan waktu disana, tanpa sadar Swastamita tiba, padahal baru satu minggu ia ditinggalkan tapi rasa rindunya sudah tak terbendung lagi.

*(swastamita adalah waktu di mana matahari menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat alias senja).

Ibunya meninggal karena mengalami serangan jantung, selain itu ibunya juga memang mempunyai jantung yang lemah sejak lahir.

Cklekk...

Bunyi suara pintu yang Alanna buka, suasana rumah sepi, ahh mungkin ayahnya masih dikantor. Alanna pergi ke arah kamar orangtuanya untuk memastikan apakah ayahnya benar-benar masih di kantor atau tidak. Namun, suara terdengar dari dalam kamar orangtuanya tersebut. Alanna berniat ingin menemui ayahnya. Tapi....

"Sayang kamu harus bilang sama saya". Ucap ayah Alanna

"Apa sayang??". Alanna berguman dalam hati. "Sebelumnya ayah belum pernah memanggil siapa pun sayang selain aku dan bunda".

Alanna pun bergegas pergi ke ruang baca.. ruangan itu milik mendiang ibunya. Memang ibu Alanna sangat suka membaca sehingga beliau membuat ruangan itu khusus.

Disana banyak sekali buku-buku yang masih tersusun rapi. Alanna ingat bahwa ibunya sering sekali menulis buku harian, beliau pernah memberi tahu Alanna dengan menulis buku harian dapat membuat hatinya menjadi tenang.

That Man | Jaehyun [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang