Chap 02- Unexpected event

9 14 4
                                    

"Ya Ampun anak ini! Dasar siput pemalas! Hei, bangun hei! Udah siang ini, kamu gak kerja apa?"

Entah saat ini aku sedang bermimpi apa, tapi rasanya ada yang memukul punggungku dengan sebuah benda.

Aku hanya melenguh pelan saja, tidak menanggapi orang itu dan melanjutkan mimpiku yang belum selesai. Tapi belum juga semenit berlalu, air dingin tau-tau sudah tumpah dengan begitu saja tepat di atas wajahku.

Aku kelabakan dan langsung membangunkan tubuhku karena terkejut, air itu masuk ke dalam lubang hidungku, sehingga aku terbatuk-batuk kemudian.

"Nah kan bangun juga anak ini! Giliran disiram baru bangun, dasar pemalas!"

Masih dalam keadaan batuk-batuk, aku menatap mereka berdua tidak menyangka. Ternyata mereka-lah yang barusan memukul punggungku dengan gagang sapu.

"Apa liat-liat? Udah berani kamu hah?!! Semakin lama anak ini makin ngelunjak ya!! Bangun siang mulu, gak tau diri!"

Aku menunduk seketika, saat dicaci seperti itu, aku sudah terbiasa terdiam, walaupun telingaku sakit mendengarnya.

"Ngapain bengong kamu, Hana?!! Kerja sana!! Kamu gak malu apa? Setiap hari udah dimasakin sama istri saya, tapi kamu selalu bawa uang sedikit!"

Entah salah aku apa, tapi pagi-pagi ayah sudah murka, padahal setiap hari aku hanya dikasih makan yang tidak jauh dari telur, ubi jalar dan singkong.

Sedangkan mereka selalu makan makanan yang berasal dari delivery. Kenapa ayah bisa berkata seperti itu?

"Kamu masih mau bengong juga, Hana?! Mau ayah siramin air lagi ke kamu ya? Iya mau kan?!"

Ayahku semakin tambah murka, awalnya ia sudah berniat mengambil baskom lagi, tapi aku buru-buru langsung berdiri.

"Jangan ayah! Ini aku udah berdiri kok! Maafin aku karena udah bangun terlambat, ayah..."

Setelah mengucapkan kalimat permintaan maaf itu, aku segera menyingsir dari sana, tanpa menunggu jawaban ayah, aku lalu masuk ke dalam kamarku untuk mengganti pakaian.

Tapi dalamanku jadi basah karena ayah, padahal aku hanya punya tiga baju saja, tapi yang keduanya belum kering karena dari kemarin hujan terus.

Dan alhasil hari ini, mau tak mau aku tidak mengenakan dalaman.

Setelah mengenakan baju, aku langsung bergegas keluar dari rumah, kemudian mengambil karung kosong yang digunakan untuk mengambil botol di tempat sampah.

Pekerjaanku sejak kecil memang seperti ini, pagi-pagi jam 6 sudah berangkat mencari uang untuk kedua orang tuaku. Bahkan setiap harinya aku tidak mandi sama sekali, karena aku tidak sanggup untuk membayar air.

Tapi tidak apa-apa, aku tidak masalah kok tanpa mandi, yang terpenting setiap harinya aku masih bisa makan.




« Love of Senior »









"Halo, Hana!! Selamat pagi!!"

"Pagi juga Kak Gauri!"

Aku tetap membalas ucapan darinya walaupun hari ini diriku sendiri tidak mood sama sekali, seperti biasanya, Gauri selalu datang tiba-tiba dari belakangku.

Aku tersenyum kecil, menyambut kedatangan Gauri yang wajahnya sangat ceria.

Kemudian dia berdiri di sampingku, memperhatikan kegiatanku yang saat ini sedang mengorek-ngorek bak sampah, mencari keberadaan botol plastik yang setiap harinya kami butuhkan.

Tapi saat kedua mata Gauri melihat ke arah wajahku, dia mengangkat kedua alisnya.

"Malam kemarin kamu habis ditampar lagi, Hana?"

OUR BEAUTIFUL DESTINY - ||HWANG MINHYUN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang