Aku menghela napas sepanjang mungkin setelah tugas terakhirku sudah selesai semua.Lalu sejenak, aku menegakkan punggungku yang nyaris saja bongkok mirip seperti nenek-nenek, kemudian aku mulai merenggangkan semua otot-ototku.
Huh ya ampun, akhirnya beres juga, ternyata letih sekali ya membersihkan kamar mandi dalam sehari.
Bukan hanya satu kamar mandi saja, bahkan sampai di lantai 3. Pantas saja aku mandi berkeringat sekarang.
"Habis ini aku harus kerja, kalau aku gak bawa uang, ayah bisa-bisa hukum aku lagi."
Setelah mengusap keringatku di dahi, aku cepat-cepat mengambil gagang pel dan menaruhnya kembali seperti semula.
Bruk!!!
Tapi baru saja aku keluar dari toilet, seorang gadis yang entah itu siapa, menabrak bahuku cukup hebat ketika dia memasuki toilet.
Aku menoleh ke belakang, tapi sayangnya aku hanya bisa melihat punggungnya saja.
"Maaf ya aku gak sengaja nabrak kamu."
Meskipun bukan aku yang salah, tapi aku meminta maaf kepadanya duluan.
Gadis itu tidak menjawabnya sama sekali, sebelum akhirnya dia mulai membalikkan badan menghadap ke arahku secara perlahan.
"Oh jadi ini petugas baru pembersih toilet yang seharian ini dibicarain satu sekolahan?"
Gadis itu bertanya sinis dengan senyuman miringnya, namun aku yang tidak paham kenapa tiba-tiba ia bertanya seperti itu, langsung mengerutkan kening.
"Iya aku petugas baru, tapi maaf, kamu siapa ya?"
"Kalau lo penasaran siapa gue, kenalin gue Alesha, ratu pembully di sekolah ini.." gadis itu memperkenalkan diri, tanpa ragu menjulurkan tangannya ke arahku.
Setelah mendengar kata pembully yang keluar secara enteng dari mulutnya, awalnya aku agak terkejut, namun aku tetap berpikir positif.
"H-halo salam kenal Alesha, a-aku Hana."
Aku tersenyum kikuk, lalu ikut menjulurkan tanganku dan segera menjabat tangannya yang sangat putih.
"Oh jadi nama lo Hana, salam kenal juga ya."
Gadis itu kelihatan senang sekali, namun tak berapa detik kemudian, tanganku tiba-tiba diremas olehnya.
Aku terkejut dan kesakitan, mencoba untuk melepaskan tanganku, tapi tenaganya lebih kuat dibanding aku.
"Hahaha, sakit ya? Lagian kan gue udah ingetin dari awal, gue itu sering bully di sekolah ini, lo-nya tambeng sih, atau mungkin aja lo itu tuli ya?"
Alesha tertawa keras, saat dia melihat wajahku yang kesakitan, remasannya malah semakin mengencang.
"Ih ternyata tangan lo kasar juga ya. Oh iya gue lupa, lo kan habis bersihin tai yang ada di wc!"
"Aku mau pulang, tolong lepasin aku.." Pintaku sambil meringis pelan.
"Apa lo bilang?! Mau pulang?!! Memangnya gampang apa lo bisa lepas dari gue?! Lagian kan kerjaan lo belum selesai, jadi gak boleh pulang lah!!"
Gadis cantik itu dengan sengaja mengibaskan rambutnya ke arah belakang, lalu mendengus geli.
"Aku udah selesai Alesha... Toiletnya udah bersih, kalau kamu gak percaya coba liat ke dalam."
Rasa sakit masih terasa di tanganku, mungkin tulang tanganku bisa remuk kapan saja.
"Ohhh udah selesai ya? Mana coba gue mau liat."
Tanpa melepaskan tanganku, Alesha menarikku paksa, dan mulai memasuki toilet lebih dalam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BEAUTIFUL DESTINY - ||HWANG MINHYUN||
Ficção AdolescenteDi kisah ini, kau akan menemukan banyak sekali tentang arti kehidupan