5

210 24 14
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Hidup shouta penuh

Aku terbangun dan melihat eita memelukku dengan erat sementara aku terdiam soal kejadian dua hari yang lalu.

"Wanita muda itu memperlakukanku seperti mainan." Lirihku.

"Hahahaha kan aku memang mainan." Tawaku.

"Shouta!" Panggil Eita.

"Pagi eita!" Sapaku.

"Sudah membaik?" Tanya Eita.

"Santai saja aku kan kuat." Ucapku sambil tersenyum.

"Lepas dong pelukannya aku mau mandi." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Eita.

Aku turun dari atas kasurku dan langsung berlari pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diriku.

Di kamar mandi aku terdiam saat melihat tubuhku dan membenturkan kepalaku ke dinding kamar mandi.

"Aku tidak berguna!" Kesalku.

"Sayang kenapa?" Tanya Kaachan.

"Tidak apa-apa kaachan!" Pekikku.

Aku membersihkan diriku dari sabun dan meringis saat air mengenai bekas luka ku membuat aku terdiam sejenak.

"Aku hanya seorang budak pemuas nafsu wanita kurang belaian saja." Lirihku.

"Maaf sayang sepertinya aku akan meninggalkanmu." Lirihku.

Aku keluar kamar mandi dan ke kamarku untuk berganti baju santai lagipula aku  izin tidak ke sekolah beberapa hari.

"Istirahatmu sangat nyenyak ya nak." Ucap Kaachan.

"Hehehe begitulah." Tawaku.

Aku makan sarapan dengan tenang dan berebutan ayam goreng terakhir dengan erika sementara papa malah tertawa melihat hal  itu.

"Oi shouta mengalah dengan adikmu." Ucap Eita.

"Tidak mau!" Pekikku.

"Astaga anak ini." Ucap Kaachan.

"Biarlah nanti juga ada yang mengalah." Ucap Papa.

Aku melepaskan ayam goreng tersebut membuat erika terjungkal ke belakang membuat aku tertawa.

"Hahahaha." Tawaku.

"Argh niichan menyebalkan!" Kesal Erika.

"Bwleh!" Ledekku.

✔️ Semi Eita Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang