7

167 20 4
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Shouta benci

Aku saat ini sedang keluar sebentar dari rumah sambil menyamar untuk menghindari touchan.

"Aman." Ucapku.

"Oi!" Panggil Seseorang.

Aku tidak membalikkan badanku aku tahu kalau itu suara touchan dan aku langsung pergi begitu saja karena malas berurusan dengannya.

Tiba-tiba ada yang memukul kepalaku membuat aku kehilangan kesadaranku.

Saat aku membuka mataku aku terdiam karena aku sudah dirantai tak lama ada suara pintu terbuka ternyata itu touchan.

"Nah mesin uangku kau harus bekerja." Ucap Touchan.

"Lepaskan!" Kesalku.

"Aku akan melepaskanmu kalau sudah menghasilkan uang." Ucap Touchan.

Tak lama ada seorang wanita masuk dan yah aku disiksa kembali oleh wanita tersebut karena aku hanya diam saja dan tidak memuaskannya.

"Sakit lagi." Batinku merasakan alat kelaminku sakit kembali.

"Kau ini lembek sekali sih tidak memuaskan sekali padahal punyamu besar."

"Namun kau malah berjalan mengangkang begitu!" Ledekku.

"Ck bayarmu setengah dari perjanjian!"

Wanita tersebut pergi namun jalannya mengangkang membuat aku tertawa remeh.

"Kau bilang tidak memuaskan namun kau minta lebih tadi dasar pembohong." Ucapku.

Tak lama touchan datang dan aku hanya menatap bosan ada seorang wanita lain yang harus aku puaskan lagi.

"Seluruh tubuhku remuk kembali." Batinku.

Entah sudah berapa orang wanita yang kupuaskan dan kulihat touchan melepaskan rantai ku lalu langsung melemparkanku begitu saja ke luar rumah.

Aku hanya memakai celana pendek saja dan merasakan tubuhku sangat remuk sekali bahkan ada bekas luka cambukkan di punggungku karena touchan bilang aku harus memuaskan wanita kurang belaian.

"Hpku mana ya." Ucapku.

Aku bersender di dinding dan kulihat tubuhku sangat berantakan sekali di tambah alat kelaminku sakit sekali.

"Sakit sekali." Ringisku.

Aku menghubungi nomor darurat dan menunggu hingga tak lama ada suara yang seseorang di seberang sana.

✔️ Semi Eita Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang