"Lepaskan aku-"
"Lepaskan dia." Kata sesosok yang menjulang di belakang penyerang Sehun. Sang pemilik. Sir. Kepalan tangan Sehun yang mengepal segera terbuka saat kelegaan memenuhi dirinya.
"Setuju adalah kata yang berlaku di sini, dan dia tadi tidak menyetujuinya," kata Sir dengan suara yang begitu halus dan dalam.
Si brengsek itu berputar, masih memegangi rambut Sehun. "Dia sudah setuju. Kau seharusnya melihatnya menonton cambukan itu. Dia menginginkannya."
"Sebenarnya, tidak. Dia tidak tertarik dicambuk dan tidak tertarik padamu." Tangan Sir Chanyeol melepaskan jari-jari yang membungkus rambut Sehun, dan
sedetik kemudian, Sehun terbebas.Kaki Sehun terlalu gemetar parah untuk bisa berdiri sendiri. Ia pun meringkuk di tempatnya dan memeluk dirinya sendiri. Pria lain muncul dengan lencana kuning di rompi kulitnya. "Ada masalah di sini?"
Si brengsek menunjuk pada Sir. "Dia mengganggu adeganku."
"Apakah kau baru saja menuduh Master Chanyeol menginterupsi suatu adegan?" Si tukang pukul itu terdengar kaget. "Master Chanyeol?"
"Dia tidak menginginkannya." Chanyeol mengulurkan tangannya pada Sehun, dan Sehun pun menggenggamnya. Tangan Chanyeol begitu keras, berotot, dan Sir Chanyeol menariknya berdiri dengan mudah sehingga itu terasa menakutkan. "Apakah kau baik-baik saja, little boy?"
Sehun menarik napas dan mengangguk. Jika dia mencoba untuk berbicara, suaranya pasti akan keluar rewel, jadi dia hanya menutup mulutnya.
"Kemarilah." Master Chanyeol melingkarkan lengannya di sekeliling Sehun, menyelipkan tubuhnya ke sisinya. Pria ini sangat besar, sehingga Sehun merasa kecil di sebelahnya. Mungil, lembut.
Pukulan si brengsek itu pada Sehun dicegat oleh Master Chanyeol, dan kemudian tukang pukul itu memegang si gendut pada kerahnya.
"Tandai dia untuk penangguhan satu bulan dan ulangi seluruh kelas pelatihannya jika dia mau kembali setelah itu," Master Chanyeol memberi tahu tukang pukul itu. "Sepertinya dia tidak memperhatikan waktu di sesi pelatihan."
"Dia bahkan tidak berbicara dengan pria itu dia tidak-" si brengsek itu memprotes.
Tukang pukul itu menyeretnya pergi dan berkata dengan suara kesal, "Master Chanyeol tidak hanya memiliki tempat ini, brengsek, tapi dia selalu tahu apa yang diinginkan sub. Selalu."
Sehun menggigil. Pria itu memanggilnya sub; itulah istilahnya untuk suatu makhluk yang selalu diperintah. Mengapa Sehun memikirkan istilah-istilah itu sekarang? Sehun berhasil menarik napas, mulai bernapas lagi. Sir memanggilnya sub. Tidak mungkin Sehun seorang sub. Tuhan, ia perlu pulang ke rumah.Sir tertawa kecil. "Hari yang berat, ya?" Ia memeluk Sehun, memegangnya dengan kuat. Tangannya menekan kepala Sehun ke cekungan bahunya. Menghibur Sehun. Dengan aman. Sehun setengah tertawa dan bergidik. "Dia akan m-men-mencambukku. Dan tidak ada yang akan menyadari... " Sehun meratakan suaranya. "Terima kasih."
"Sama-sama." Sir hanya berdiri di sana, memeluk Sehun, membiarkan orang-orang mengalir di sekitar mereka seperti air di sekitar batu besar. Tidak peduli. Tidak ada yang bisa mengganggu orang ini.
"Bagaimana kau tahu aku tidak menginginkan itu? Bukankah itu hanya... bermain atau sesuatu? Kau tidak sungguh... tahu-"
"Aku tahu, kitten." Suara Sir bergemuruh di dadanya saat dia mengelus rambut Sehun. Dekapannya mengharumkan- beraroma jeruk muda bercampur dengan musk unik pria membuat Sehun ingin semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Club Shadowlands ( ChanHun )
FanfictionTHIS IS REMAKE STORY BY CHERISE SINCLAIR Warning ⚠️ Mature content, Boyslove, include BDSM, slave etc, 🔞 Beberapa bagian cerita diubah, ditambah/dikurangkan dengan tujuan untuk penyesuaian.