9

550 48 5
                                    




Mereka kembali untuk menghabiskan minuman mereka; kemudian Chanyeol mengabaikan protes Sehun dan membawanya ke lantai dansa. Musiknya lambat dan romantis. Sehun bisa melakukan ini, terutama dengan Chanyeol yang memeluknya dengan hangat. Chanyeol menari seperti hal lain yang bisa dia lakukan, begitu kompeten memimpin dengan tegas.



"Bagaimana kau bisa begitu mahir dalam segala hal?" Sehun bergumam, menikmati musik lembut dengan tangan Chanyeol yang lambat meluncur ke atas dan ke bawah punggungnya. Chanyeol melepaskan pergelangan tangannya, dan Sehun menikmati merasakan otot bahu kerasnya itu di bawah jari-jarinya.


"Kau belum melihatku di mana pun kecuali di sini, pet. Pendapatmu mungkin sedikit berlebihan."



Entah bagaimana Sehun meragukan itu.



"Apa yang kau lakukan ketika kau tidak di sini?" Chanyeol tampak terlalu lugas untuk menjadi pengacara atau pengusaha. Mungkin-



"Aku seorang psikolog."



Sehun tersentak ke belakang dan menatapnya.  "Benarkah?"



Chanyeol tertawa terbahak-bahak. "Begitu banyak ketakjuban tidak benar-benar menyanjung."



"Tapi-"  Well, tidak heran Chanyeol bisa  membaca pikirannya seperti sebuah buku.  "Jadi  kau benar-benar tidak membaca pikiran?"



Chanyeol menarik punggungnya, membelai rambut Sehun. "Dalam jarak dekat, aku bisa benar-benar membaca pikiran. Emosi, lebih tepatnya, dan terbatas pada apa yang dirasakan orang pada saat itu." Tangannya meringkuk di bawah bokong Sehun, menekan Sehun ke kejantanannya, membuat kejantanan itu setengah terbangun oleh perhatiannya.  "Sejak aku bekerja dengan anak-anak kecil, jadi aku bisa mengetahui apa yang mereka rasakan dan itu penting."



Chanyeol. Bekerja dengan anak-anak. Dan Sehun benar-benar bisa mengerti itu; Sehun  tidak pernah bertemu dengan siapa pun lagi yang bisa menghibur, lebih bisa membuat seseorang merasa aman.


Tetap saja... "Aku sudah menemukan semacam terapi seks, mengingat ... ini." Sehun melambaikan tangannya ke ruangan.


"Konseling anak-anak adalah hadiahku untuk dunia." Chanyeol menyeringai,  menggosok ereksinya dan Sehun sampai  kaki Sehun terasa lemah. "Inilah yang  diberikan dunia padaku."


Tubuh Sehun bergerak ke dalam rasa sakit karena merasakan Chanyeol terhadap gundukannya, perasaan tangan Chanyeol di lekukan pantatnya. Bagaimana Chanyeol bisa melakukan ini padanya?


"Um-" Sehun sampai melupakan pertanyaan yang akan ia tanyakannya. "Dan kau, Sehun? Apa pekerjaan yang kau lakukan?"
Pertanyaan. Chanyeol menanyakan pertanyaan padanya.  "Aku seorang akuntan."


Tawanya yang lembut mengacak-acak  rambut Sehun.  "Aku seharusnya sudah mengetahuinya. Kau akan menjadi akuntan yang sempuma."


"Apa artinya itu?" Tanya Sehun. Tangan Sehun turun dari sekitar leher Chanyeol dan mendorongnya cukup jauh agar bisa  mengerutkan dahi ke wajahnya dan  memindahkan tangan Chanyeol yang menyiksa menjauh dari bokongnya.


Chanyeol menggenggam pergelangan tangan Sehun dan meletakkannya kembali di lehernya. "Tinggalkan tanganmu di sana, pet," ia memerintah. Dan kemudian Chanyeol meletakkan tangannya kembali, hanya saja  kali ini Chanyeol menyelipkan tangannya di bawah pakaian Sehun sehingga ia langsung menyentuh bokongnya.


Kaki Sehun berhenti seketika.



"Jika kau tidak menari, jari-jariku bisa  melakukan ini," Chanyeol berbisik,  menggerakkan satu tangan ke depannya,  meluncur di antara kakinya, di bawah Thong nya. Sehun tersentak ketika jari-jari Chanyeol menjelajahi lipatan diantara bokongnya.  "Menari atau nikmati?"


Club Shadowlands ( ChanHun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang