01

2.7K 98 67
                                    

●Jangan lupa tekan tombol Votenya "⭐".


~Happy Reading~

"I want more whiskey please." Pinta seorang gadis sembari menyodorkan kembali gelas kosong yang baru saja ia teguk isinya.

Lelaki bartender di hadapannya sedikit membulatkan mata.

"Apa Nona yakin ingin meminta tambahan whiskey?" Tanya bartender itu nampak ragu lantaran melihat kondisi gadis cantik di hadapannya yang sudah terkulai lemas di atas meja bar dengan wajah memerah serta bulir keringat yang mulai bermunculan.

"Aku hanya meminta tambahan whiskey. Apa susahnya sih!" Omel gadis bermata biru itu.

Sang bartender segera menyiapkan permintaan pelanggan barunya yang terus-terusan meracau tidak jelas.

"Ini Nona. Silahkan."

Gadis itu kembali menegakkan tubuhnya. Ia mengambil gelas berisi whiskey itu dan meminumnya dengan sekali tegukan.

Ia mendesah lega diikuti kedua matanya yang memejam erat lantaran rasa pusing serta mual tak karuan telah menghampirinya.

Sementara bartender bertubuh tinggi itu masih pada posisinya memperhatikan gadis di hadapannya dengan raut muka keheranan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa masalah yang sedang di alami oleh pelanggannya ini, sampai-sampai ia telah menghabiskan 8 gelas whiskey padahal sebelumnya ia hanya meminum sampai 2 gelas whiskey saja. Tidak lebih.


"Hmmp." Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan saat ia hampir saja memuntahkan isi perutnya.

Ia segera bangkit dan langsung berlari menuju toilet terdekat. Beruntungnya toilet di tempat ini sangatlah sepi alias tidak ada orang sama sekali karena ia memang sengaja memesan ruangan VVIP supaya lebih privat.

Nafasnya memburu, kedua tangan lentik itu mencengkram erat sisi wastafel. Setelah rasa mualnya hilang, kini giliran rasa panas yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.

Namun rasa panas kali ini terkesan berbeda. Bahkan beberapa titik sensitif di tubuhnya terasa meremang hingga membuatnya gelisah seolah ia tengah terangsang dan membutuhkan sentuhan sebagai obatnya.

Ia menatap wajahnya melalui pantulan cermin. Wajah ayu itu telah berkeringat, surai pirangnya ikut lepek dengan dress malamnya yang sedikit berantakan.

Gadis itu mengerang frustasi. Ia ingin melampiaskan rasa aneh ini namun tidak bisa. Ia tidak mengerti lantaran baru pertama kali ia mengalami hal seperti ini.

Tap... Tap... Tap...

Suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer itu menyita perhatian sang gadis.

Ia menoleh ke arah sumber suara dan sedikit terkejut saat mendapati seorang pria dengan pakaian jas formal nya tengah berjalan ke arahnya sembari menatap bingung dirinya.


"Hei, apa kau baik-baik saja?" Tanya pria bertubuh tegap itu sembari menyentuh kedua bahu gadis di hadapannya yang terbuka.

Tubuh gadis bernama Zeya itu seketika meremang saat mendapat sentuhan dari telapak tangan pria asing tersebut.

Ia serasa ingin melayang saja saat menghirup parfum beraroma musk dari tubuh pria di hadapannya yang semakin membuat Zeya kehilangan kewarasannya.

𝐃 𝐀 𝐃 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang