05

1.1K 47 2
                                    

Hei guys, selamat berbuka puasa dengan yang manis-manis ya🥰.

Btw aku mau ngingetin kalau semisal kalian masih betah baca cerita ini sampai chapt sekarang, tolong jangan lupa divote ya. Kan vote itu gratis+gampang (tinggal tekan tombol bintang yang ada di bawah).

Karena vote dan komen dari kalian itu sangat menambah semangatku buat ngelanjutin cerita ini. Asal komenannya yang membangun bukan mengkritik ya.

So jangan jadi sider lagi ya! Nanti aku bakal lama up kalau banyak sidernya😀

~Happy Reading~

"Anak mama sudah pulang," Mina berujar riang saat melihat anak kesayangannya yang turun dari mobil berwarna silver entah milik siapa.

"Mama barusan nyampe?"

"Nggak, sudah daritadi. Daddy kamu tuh yang barusan nyampe. Dia tadi jemput kamu di sekolah tapi kata satpamnya sudah pada pulang soalnya guru-guru ada acara rapat."

Zeya ikut melihat ke arah Jay yang kini tengah bersandar pada pintu mobil Civic nya dan nampak tidak peduli dengan pembicaraan mereka karena ia lebih memilih memperhatikan ponsel nya.

Zeya pun menghela nafas, sepertinya Daddy kesayangannya itu sedang marah.

"Iya maaf ma gak ngabarin Daddy dulu soalnya aku tadi ketiduran di perjalanan."

"Memang kamu tadi diantar siapa?"

"Ohh itu guruku, Pak Sahya."

"Loh tadi katanya pada rapat?"

"Sebagian besar ma, bukan semuanya."

Jay yang mendengar itu seketika melirik ke arah Zeya (bombastic side eye😒).

"Ya sudah masuk dulu yuk." Mina merangkul bahu Zeya untuk masuk ke dalam rumah diikuti Jay.

Setelah berganti pakaian, Zeya bergabung dengan keluarga kecilnya untuk makan sore.

Namun siapa sangka saat Zeya menuangkan jus apel ke gelasnya, ia dikejutkan dengan tingkah Jay yang mencium mesra Mina sedangkan Mina berusaha untuk menghindar karena masih ada putrinya di meja makan ini.

Jay memang berhenti, namun ia justru menatap Zeya dengan smirk yang terpatri di wajahnya. Zeya yang melihat itu segera mengalihkan pandang dan meneguk cepat jus apelnya.

Zeya mengucapkan terima kasih kepada Mina saat mamanya itu membagi beberapa menu yang telah ia masak. Ditengah keheningan yang melanda suasana makan sore mereka, Zeya dikagetkan oleh salah satu kaki yang kini tengah menggerayangi betisnya.

Ia menatap Jay yang malah fokus pada makanannya seolah dia bukan sang pelaku.

Zeya mendadak gelisah karena merasakan elusan lembut pada betisnya yang cukup membuat dirinya gerah. Dengan cepat ia pun menyelesaikan makannya dan beranjak ke kamar dengan alasan mengerjakan tugas.

.

085-xxx-xxx

|Ini nomornya Zeya kan?


Iya, ini dengan siapa ya?|


|Saya Pak Sahya
|Save nomor saya ya

𝐃 𝐀 𝐃 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang