04

1K 59 15
                                    

Semoga masih ada yang baca setelah hampir 1 tahun nggak up😭🙏

~Happy Reading~

"Dijemput jam berapa nanti?"

"Jam 3 aja dad soalnya aku nanti gak ada kegiatan ekskul," ucap Zeya yang sedikit meringis saat berusaha turun dari mobil.

Jay yang melihat itu merasa cukup bersalah. Ia kemudian menahan lengan Zeya, "Sorry for last night."

Zeya yang mendengar ucapan maaf itu hanya tersenyum, "Gapapa Dad, aku baik-baik aja kok. Tapi aku berharap Daddy bisa lebih gentle saat melakukan nya."

Jay hanya mengangguk lalu mengecup kening dan kedua pipi Zeya. Setelahnya Zeya keluar dari mobil dan melangkahkan kaki ke dalam gedung sekolah.

.

.

"Zey lo kenapa sih?" tanya Viza yang merasa heran melihat cara berjalan Zeya yang terlihat tidak biasa.

"Kenapa apanya?"

"Itu cara jalan lo kok aneh gitu sih? Kayak orang habis ngewe aja lo."

Zeya mendelik mendengar ucapan frontal sahabatnya itu. Mana benar lagi.

"Eh s-sembarangan lo. Asal lo tau ya gue kemarin malam tuh habis jatuh dari tangga, kepeleset."

Kini Viza menatapnya tidak percaya, "Loh serius lo? Ya sorry gue tadi cuman ngasal ngomong kok."

"Makanya kalo ngomong jangan sembarangan. Dosa lo kalo gue sampai sakit hati."

"Iya-iya maaf deh, mending lo nanti gue anter ke uks aja sekalian ngehindarin Pak Sahya."

"Yee bilang aja lo lagi males sama pelajaran mtk siang-siang gini makanya nyuruh gue ke uks."

"Hehe iya tau aja sih lo," balasnya sambil menonjok pelan lengan Zeya.

"Jangan ngawur lo. Mending kita balik aja ke kelas soalnya Pak Sahya kalo ngasih ulangan tuh gak terduga tau, sukanya tiba-tiba."

"Bener juga sih. Ya udah lah ke kelas aja, tapi kaki lo gak parah kan?"

"Nggak lah udah gue obatin."

***

Benar dugaan Zeya. Guru tampan nan killer bernama Sahya itu tiba-tiba saja memberi mereka ulangan karena alasan bahwa beliau minggu depan akan ada urusan di luar kota sehingga tidak bisa mengajar mereka.

Kini Zeya benar-benar merasa muak. Sudah bagian bawahnya sakit, sekarang bertambah juga dengan kepalanya. Betul ulangan harian itu hanya terdiri dari 5 soal tetapi 1 soalnya bercabang, terbagi menjadi beberapa anak soal lainnya.

"Lo sih pake ngomong gitu, ucapan adalah doa tau," bisik Viza merasa kesal.

"Diem lo. Gue juga lagi pusing ini."

"Ekhem."

Tanpa mereka sadari bahwa Pak Sahya sudah berdiri di belakang Zeya, menatap tajam ke arah mereka berdua.

𝐃 𝐀 𝐃 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang