Tujuh

78 5 0
                                    

"Rin~ akhirnya kita bertemu~ sudah kubilang kita memang ditakdirkan untuk bersama~"

"Sudah kubilang untuk tidak memanggilku seperti itu!" ucap Suna dengan kesal.

"Tidak akaan~~ hihihi."

Atsumu yang baru saja keluar dari ruang inap Osamu langsung melihatnya pun merasa kesal, bisa-bisa nya wanita yang membuat adiknya tersiksa ada disini dan berbicara dengan manja seperti itu.

Menjijikkan.
Itulah pikiran Atsumu ketika melihat
Yūki.

.
.
.

"Tsumu, kenapa diluar sangat berisik?" tanya Osamu kepada Atsumu yang baru saja datang.

"Hanya ada tikus kotor yang tiba-tiba muncul, apa itu menggangu mu?" Atsumu segera duduk disamping adiknya itu dan memegang piring yang berisi bubur.

"Aku ingin pulang.."

"Habiskan dulu bubur mu, setelah itu kau akan diperiksa dulu baru pulang."

Osamu memakan buburnya dengan tenang dan sesekali menatap Atsumu, Atsumu yang menyadarinya hanya tertawa kecil.

Setelah menghabiskan buburnya, Sakusa muncul seorang diri, Sakusa bilang dia sudah menyuruh seseorang untuk membawa Yūki keluar dari rumah sakit, sementara itu Suna pergi setelah mendapat telepon.

"Samu..." gumam Suna memperhatikan Osamu dari luar kamarnya.

Sementara itu Yūki yang merasa dirinya telah dipermalukan menjadi tidak waras dan menghancurkan barang-barang yang ada dikamar nya.

"Benar... karena jalan*g itu... Rin jadi mencampakkan ku... sialan!! Aku harus membalasnya..!" Yūki terus menggigit kuku nya dan menelpon seseorang.

"Aku ingin kau menculik seseorang.."

.
.
.

Hari sudah malam dan besok Osamu akan pulang, dia sangat senang karena akhirnya bisa keluar dari rumah sakit.

Tepat tengah malam, seseorang yang seperti dokter memasuki kamarnya dengan perlahan dan memberinya suntikan bius lalu mengangkat nya dan keluar dari jendela.

Beberapa saat kemudian Atsumu terbangun dari tidurnya di sofa untuk pergi mengambil air minum, tapi langsung panik saat melihat Osamu tidak ada dikasur nya dan selang infus yang bergelantungan serta bercak darah.

"SAMU!"

Sakusa langsung memeriksa cctv dan yah sepertinya cctv itu telah dirusak.

"Kenapa... Omi katakan padaku..."

"Tenang Tsumu, kita akan menemukan nya.."

Atsumu merasa dirinya sangat tidak becus dalam menjaga adiknya, padahal dia sudah berjanji tapi kenapa ini terjadi? Apa salah adiknya?

Kabar penculikan Osamu telah sampai kepada Suna, diruangan yang gelap dan penuh dengan asap rokok, Suna duduk di kursi nya dan memperhatikan fotonya berdua dengan Osamu.

"Samu..." tangan Suna mengelus layar ponsel nya dan mendekatkan ponsel itu ke bibir nya dan menciumnya sekilas, "....aku akan menemukan mu.."

.
.
.
.

'Sakit.. kepalaku rasanya ingin meledak... Tsumu..'

"Waahh sepertinya kau sudah sadar."

'Sepertinya aku baru saja mendengar suara perempuan, siapa itu?'

Tanpa menunggu Osamu mengembalikan kesadaran nya sepenuhnya, Yūki menendang perut Osamu dengan keras.

"AKHH!"

"Benar.. Hahaha... HAHAHAHAHA! RIN ADALAH MILIKKU! KAU TIDAK BERHAK!! Yaa.. kau harus mati disini.."

Yūki terus saja menyiksa Osamu bahkan sampai menggunakan benda tajam.

"Oohh... sekarang aku melihat nya.. kau cantik yaa.." dengan wajah penuh senyuman, Yūki mengarahkan pisau itu ke wajah Osamu dan menggores nya dengan perlahan.

"Ukhh..."

"MATI!"

"Nona."

Yūki menghentikan gerakannya saat mendengar suara pelayan dari luar ruangan.

"Tuan Suna telah datang."

"SUNGGUH?! HAHAHAHA! RIN DATANG MENEMUIKU! KYAAA"

Dia langsung saja keluar dari ruangan itu dan pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri dari darah untuk menemui Suna.



TBC.

My Grey - SunaOsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang