David

156 6 0
                                    

Happy Reading

___________________________________________

Jam sudah menunjukan pukul 20.00. Dan devi baru saja sampai di mansion nya. Setelah dari tempat kejadian tadi devi tidak langsung pulang, melainkan mampir ketaman untuk menenangkan pikiran dan jadilah dia lupa waktu.

Devi memarkirkan motornya di tempat biasa. Disna juga terdapat banyak motor ya punya siapa lagi kalo bukan teman-teman abangnya. Devi berjalan menuju pintu rumah lalu mendorongnya.

"Assalamu'alaikum" ucap devi setelah menutup pintu.

"Dari mana aja lo? Pulang sekolah jam segini baru balik?" bukannya mendapat salam malah disuguhi pertanyaan dan tatapan tajam dari abang ke 2 nya.

"Tad-" belum sempat menjawab sudah di sela duluan sama abang ketiga nya. "Pasti dari ngeja**ng kan lo?". "Dasar murahan"
Lanjutnya.

Devi yang sudah lelah dan dituduh pun menggeram marah.
"Iya gue habis ngejal*ang, masalah buat lo?" kesal devi.

Plakk

Wajah devi bertoleh ke kanan dan sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar. Devi terkekeh dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Lo-" belum selesai melanjutkan ucapannya. Seseorang lebih dulu meneriakinya.

"DEVAN" ucap seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah david abang tertua mereka. "Apa yang sudah kamu lakukan devan, dia perempuan kenapa kamu bermain tangan apalagi dia adik kandung kamu" lanjut david sambil berjalan menghampiri devi yang memandangnya dengan air mata yang masih membendung. Devan hanya mamandang datar kakaknya itu. Tapi beda dalam lubuk hatinya, dia juga merasa bersalah.

"A-abang" ucap devi lirih langsung berhambur kepelukan abangnya dan menumpahkan tangis yang sedari tadi ia bendung. Membuat david mematung tetapi cepat-cepat dia sadar dan menenangkan devi

"Sutt, sutt sudah ya ayo kita kekamar kamu" ucap davod menenangkan. Devi hanya menangguk dan enggan meelpaskan pelukannya.

David menggendong devi ala koala. "Kamu keterlaluan devan". Setelah mengatakan itu david pergi dari sana menuju kamar devi.

Devan memperhatikan tangannya yang digunakan untuk menampar devi.

"Udhlh gk usah merasa bersalah dia pantas dapetin itu"-davin. Devan tak menggubris dia langsung meniki tangga menuju kamarmya meninggalkan teman-temannya.

"Lah kenapa tuh anak"-yoga

Mereka hanya diam, dengan pikiran masing-masing.

_kamar devi_

"Kamu kenapa baru pulang, hm?" tanya davi seraya mengusap lembut kepala devi.

"A-aku mandi dulu bang" devi beranjak dari pangkuan david menuju toilet. David yang ditinggal. Tersenyum senang kini adiknya mau menerimanya bahkan mau memeluknya.

Selang 15 menit devi keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah segar.

"Abang kapan pulangnya, kenapa gak ngabarin devi?" tanya devi berturut sambil kembali duduk di samping abangnya.

"Abang seneng deh". Bukannya menjawab david malah berkata lain. Devi yang mendengar menautkan alisnya.

"Seneng?, abang seneng kalo aku di gampar?" tanya devi ngegas.

"E-eh enggak gitu, maksud abang tuh abang seneng deh bisa dipeluk sama kamu"

"Emang devi gak pernah peluk abang?"

David menggeleng. "Jangankan peluk noleh abang aja kamu enggak"-ucap davi diakhiri lirihan.

"Hmm, maafin ya bang sama sikap devi dulu"

Transmigrasi Bad girl (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang