[3]

195 37 0
                                    

Aku bersyukur masih mempunyai flashdisk yang hanya penuh dengan foto-foto konyol yang Wendy potret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bersyukur masih mempunyai flashdisk yang hanya penuh dengan foto-foto konyol yang Wendy potret. Mulai dari foto asal yang tidak fokus hingga yang lumayan bagus, semuanya termuat di sana. Aku melihatnya satu-persatu lewat laptop. Ini semua diambil menggunakan ponselku.

Alasan mengapa aku sampai menggunakan flashdisk hanya untuk menyimpan foto-foto tidak jelas ini, sebab penyimpanan ponselku selalu penuh bila sudah jatuh ke tangan Wendy. Dia memang bukan seorang fotografer yang bagus, seperti halnya aku. Namun apapun yang menurutnya bagus pasti harus dia abadikan dalam sebuah foto.

Beberapa ada fotoku yang diambil dengan asal-asalan, kebanyakan tidak fokus. Bahkan ada yang hanya menampakkan sekelebat bayangan. Aku tidak mengerti apa alasan Wendy melarangku untuk menghapus foto-foto ini bahkan hanya sekadar untuk memilah-milahnya.

Kuharap bukan karena dia ingin memberiku banyak kenangan karena tahu akan pergi.

Sekitar dua ratus foto diambil di waktu dan lokasi yang sama, dua ratus foto dalam satu hari. Namun perspektifku mengenai kumpulan foto ini berubah sekarang.

Mengapa segala yang menyebalkan berubah menjadi sangat berharga ketika Wendy sudah tidak ada di sini?

Seharusnya aku juga sesekali mengambil potret acak seperti yang dia lakukan. Memotret waktu yang sudah berlalu, agar ketika waktu-waktu seperti ini datang aku tidak kekurangan bahan kenangan.

Rupanya aku benar-benar melewatkan banyak hal.

Sekitar lima puluh foto atau lebih memuat kami berdua. Menggunakan berbagai macam filter yang lucu, namun aku yang selalu mati gaya ini tampak datar-datar saja sementara Wendy memasang pose yang heboh.

Dia pernah menyebutku robot yang selalu datar dan kaku. Menyuruhku untuk lebih pede berekspresi tanpa malu-malu. Tetapi ketika aku menunjukkan pose, Wendy malah menertawakanku. Tetap saja dia mengambil foto yang kuanggap aib itu dan menyuruhku untuk lagi-lagi tidak menghapusnya.

Kalau dilihat sekarang, foto aib ini tidak terlalu buruk namun tetap konyol. Setidaknya aku pernah tampak 'berwarna' di sebelah Wendy yang ceria.

Barangkali kamera ponselku juga rindu melihat wajah Wendy. Begitu banyak momen yang kamera itu tangkap selama beberapa tahun belakangan. Sekarang wajah yang setia dipotretnya menghilang, menyisakan aku yang tidak pandai berpose ini.

Lagi dan lagi malam ini serta ribuan foto tersebut membuatku berharap bahwa Wendy masih di sini.

Wish You Were Here ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang