Selamat membaca, semoga kalian suka..
Vote dan komen ya🤍
Raina menatap jengah pada guru di hadapannya. Omelan panjang lebar dari gurunya, sudah ia dengarkan sedari tadi. Salah gadis itu juga karena lupa membawa buku PR nya.
"Oke bu, saya bakal keluar." Final Raina yang mendapat gelengan kesal dari guru perempuan itu.
"Lain kali, siapkan pekerjaan rumah dengan teliti, Raina," peringat guru mapel matematika tersebut.
Raina mengangguk, berusaha tetap sesopan mungkin. Gadis itu lalu keluar meninggalkan kelas.
Guru itu memang menyuruh Raina untuk keluar, dan hormat pada bendera hingga jam istirahat tiba.
"Kelakuan Raina tadi jangan ditiru ya anak anak, karena itu akan mempengaruhi nilai kalian. Dan sekarang, kalian lanjut mengerjakan tugas halaman 121 tadi," titahnya pada para murid.
"Baik bu..." jawab murid-murid serempak.
***
"Haduh, cuaca kok panas banget ya. Mendingan gue ngadem aja deh di perpus, sambil baca novel," gumam Raina mantap. Bukannya ke lapangan, ia malah melenggang pergi ke perpustakaan.
"Kenapa sih gue semalem sampe kelupaan bawa tuh tugas, jadi gini kan nasib gue. Tapi gapapa deh, gue juga gak akan jalanin tuh hukuman," monolog gadis itu, seraya membolak balikkan buku yang tersusun rapi di rak buku.
Pandangan Raina langsung tertuju pada buku yang membuat matanya tertarik. Ia jadi penasaran, dengan isi dari buku tersebut.
Tanpa basa basi, gadis itu langsung mengambil buku tadi.
"Menarik," gumamnya tersenyum tipis.
Setengah jam telah berlalu.
"Yang namanya Erlan, lo sinting banget sih jadi cowok. Gue tandain lo, ya!" geram Raina memaki salah satu karakter cowok dalam cerita tersebut.
"Ngantuk banget rasanya. Mending gue tidur ajalah, daripada ngamuk gak jelas. Lagian, itu kan cuma cerita karangan penulis," Raina lalu memosisikan dirinya untuk tidur. Ia lelah berteriak sedari tadi.
Untung, saat ini, perpustakaan sedang sepi. Sedang sepi, bukan berarti tak ada orang sama sekali. Disini ada, tapi hanya beberapa. Mereka juga fokus terhadap bacaan masing-masing. Membuat keadaan disini menjadi hening. Hanya Raina sih yang mengumpat sedari tadi. Bar bar, memang.
Buku yang tadi dibacanya, malah ia gunakan sebagai bantalan untuk tidur. Dasar, emang gak ada akhlak.
Beberapa saat kemudian, Raina sudah tertidur pulas.
Dari arah lain, ada seseorang yang memperhatikan gerak gerik Raina.
"Cewek sinting. Buku bukannya dibaca, malah dibuat tidur," ucap cowok itu tak habis pikir.
***
"Eungh,.." suara lenguhan gadis yang baru bangun dari tidurnya.
Dia membuka matanya, yang sedikit sulit untuk dibuka itu. Ia mengamati sekitar, belum sadar, jika dirinya sudah berada di tempat yang berbeda.
"Jam berapa sih? Kenapa petugas perpus pada gak bangunin gue sih!" kesal gadis itu. Pasalnya, ia tidak dibangunkan sama sekali, oleh orang yang berada di perpustakaan.
"Gue dimana, anying. Kok kaya di klinik?!" gumam gadis itu setelah menyadari ada yang aneh disini. Dan, kenapa dia bisa berada di tempat asing ini?
Perasaan dia sehat sehat saja, bahkan tidak ada yang sakit sama sekali. Ia meraba raba tubuhnya. Benar, memang tidak ada yang sakit.
"Nadin! Lo gak kesepian kan, di UKS sendirian?" tiba tiba, terdengar suara gadis, yang teriakannya membuat sakit telinga. Gadis itu nyelonong masuk ke dalam UKS, dan menghampiri brankar yang ditempati oleh Raina. Ya, ini adalah UKS. Bukan klinik yang sempat diduga oleh Raina tadi.
"UKS? Nadin?" pikir Raina bingung, ia lalu mengamati sekitar. Dan benar, bahwa dia ada di UKS, bukan di klinik. Tapi, apakah UKS sekolahannya direnovasi, kenapa bisa berubah begini?
Dan, ia tak salah dengar kan, jika gadis tadi memanggilnya dengan sebutan Nadin?
"Ck, gak usah lebay deh. Masa, gara gara gak disemangatin ayang, lo jadi pura pura pingsan kaya tadi." Celetuk gadis lain yang berjalan kearah mereka, ia lalu menepuk nepuk bahu Raina.
"Pingsan? Perasaan, gue dari tadi di perpus deh. Terus, kalian siapa?" tanya Raina polos.
"Kumat deh," ucap salah satu dari mereka, sambil memutar bola matanya malas.
Apakah ini karma instan Raina, karena tidak menjalankan hukuman dari guru?
-TBC-
Sabtu, 19 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadine (transmigrasi)
Teen Fictionᶜᵉʳⁱᵗᵃ ᵗʳᵃⁿˢᵐⁱᵍʳᵃˢⁱ ˢᵉᵗᵉˡᵃʰ ᵇᵃᶜᵃ ᵈⁱᵘˢᵃʰᵃᵏᵃⁿ ᵛᵒᵗᵉ ʸᵃ Gimana sih, rasanya masuk ke dunia novel? Inilah yang dialami oleh Raina Elmira saat ini. Gadis itu masuk kedalam cerita novel yang sempat ia baca di perpustakaan sekolah. Sebagai tokoh figuran lah...