LIMA

4.8K 902 56
                                    

Bukan itu jawaban yang DInda duga.

"Sudah malam, Din. Saya pamit pulang. Terima kasih undangannya. Sampai bertemu besok di syuting lanjutan." Begitu saja. Adam pun berbalik untuk melanjutkan langkah ke mobilnya. Meninggalkan Dinda dengan lebih banyak pertanyaan.

***

Sebenarnya di hari Sabtu, Dinda tidak selalu datang ke Light on the Ground. Tapi khusus hari ini, Dinda bangun pagi-pagi seperti hari Senin sampai Jumat, lalu berangkat menuju kafe kesayangannya.

Sesuai rencana, kru dari MBTV sudah mulai bersiap untuk syuting. Tatiana ataupun Bastian sendiri belum terlihat keberadaannya. Para karyawan sudah hadir, mereka ikut gugup sekaligus bersemangat untuk syuting hari ini karena sedikit banyak, mereka juga akan tersorot. Terutama Uya, yang akan membimbing Tatiana dan Bastian membuat kopi. Memimpin semua kegiatan ini, adalah Star.

"Sediain beberapa gelas cadangan aja, Ya. Supaya Tatiana atau Bastian bisa coba beberapa kali," adalah kalimat Star ketika Dinda menghampirinya.

"Pagi, Star. Gimana?"

"Aman, Din. Aman. Tinggal beresin, atur peralatan, MBTV siap syuting. Kita tinggal nonton," jawab Star. "Lo udah sarapan? Di dalam ada mac & cheese. Gue bawa dari rumah. Ivan juga lagi makan."

"Oh ada Ivan? Gue ke dalem deh ya."

Dinda membiarkan Star berkoordinasi untuk mempersiapkan semuanya, dia sendiri masuk ke ruangannya, lalu mendapati Ivan sedang makan sambil menghadap laptop.

"Hai, Van. Tumben ke sini?" Dinda menaruh tas dan ikut menyalakan laptop.

"Iya biar nanti begitu selesai langsung pergi. Sarapan, Din." Ivan menyodorkan mangkuk pyrex. Dinda mengambil piring kecil dan garpu.

"Mau jalan kalian?"

"Ke rumah Star."

"Ke Bogor? Wah, salam ya."

Ivan mengangguk.

Usai sarapan, Dinda kembali keluar. Kali ini ada personil tambahan dari LBD, Citta, yang datang bersama dengan Tatiana dan asistennya. Tatiana sedang diberi pengarahan oleh MBTV ketika Bastian tiba. Anak muda ini tampan dengan ekspresi kekanakan. Pakaiannya sederhana tapi rapi dan cocok. Begitu Bastian masuk, menyapa semua orang satu per satu, Dinda bisa melihat Tatiana tersipu di tempatnya.

"Kayaknya nggak perlu banyak episode pun Tatiana udah terpukau deh sama si Bastian." Dinda berbisik pada Star yang duduk di sebelahnya. Mereka memilih duduk di salah satu pojok, di belakang deretan kamera.

"Exactly. Liat aja tuh mukanya udah mesem-mesem." Star melirik Tatiana. "Tapi Tatiana emang gampang jatuh cinta. Kita harus mastiin si Bastian emang orang yang tepat."

"Lo jadi love consultant juga sekarang?" Dinda mengangkat kedua alis, pura-pura terkejut.

"Hasil ngobrol sama Citta. Eh, bosnya Citta dateng nggak? Kalian ngapain abis dari rumah gue?"

Dinda kembali menatap ke depan. "Tanya Citta dong kalau soal bosnya. Kemarin kami cuma ngobrol aja kok."

Star menunggu Dinda melanjutkan. Dinda diam tiga puluh detik. "Tapi Star..."

Nah. Star mengenali nada suara ini sebagai tanda Dinda ingin bercerita. Maka cerita Dinda pun mulai mengalir. Hingga kalimat Adam yang menyatakan bahwa dia tidak percaya perempuan.

"Gue penasaran alasan dia ngomong gitu."

"Gue juga. Tapi itu pasti sesuatu yang berat banget sih Din. Kalau gue liat, dia tiba-tiba bangun LBD out of nowhere, jauh dari bidangnya dia. Kayaknya ada hubungannya sama sikap dia ini. Major life event yang mengubah hidup seseorang. Coba tanya Citta."

Love Is Blind (Date) - END (KARYA KARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang