Penuhi aku dengan cinta utuh,
Tahan raga ini agar tak runtuh..
.
.Seharusnya ia sadar bahwa mereka tidak sedekat itu untuk bisa saling berbagi kehangatan lewat sebuah pelukan di satu ranjang.
Itu yang Jaehyun fikirkan di pagi hari saat ia terbangun dan membuka mata. Sudah satu jam sejak ia memikirkan bagaimana bisa ia berada begitu dekat dengan pria dihadapannya ini? Pria yang bahkan belum genap dua hari ia kenal dan itupun hanya dipertemukan lewat sebuah ketidaksengajaan.
Ia akui bahwa Johnny memang tampan, kedua matanya bahkan sangat sulit untuk mengalihkan pandangannya setiap kali ia melihat bentuk yang mungkin nyaris sempurna itu. Dan dekapan hangat ini, juga aroma lelaki ini nyatanya benar-benar membuatnya mabuk bukan main.
Tapi sekali lagi, apakah mereka pantas??
Hubungan keduanya bahkan tidak atau belum lebih jauh dari sebatas hubungan dua orang yang saling mengenal, tapi hal yang terjadi sekarang menggambarkan sesuatu yang intim yang Jaehyun fikir sangat tidak layak untuk dua orang asing melakukannya.
Dengan perlahan dirinya bergerak untuk melepas diri dari dekapan lengan kekar itu, fikirannya harus stabil meski nyatanya hatinya tak ingin. Bagaimanapun rasa hangat itu tak boleh membuat raga dan jiwanya terlena, Jaehyun harus tau itu.
Dirinya bangkit dan pergi menuju wastafel di sudut ruangan untuk membasuh wajah, ini masih jam 6 pagi dan dirinya harus segera bergegas pergi sebelum pria itu terbangun dan sadar akan pergerakannya.
Mengemas barang dan merapihkan pakaiannya, dirinya menghampiri pria itu untuk yang terakhir kalinya. Ya, Jaehyun fikir ini harus menjadi kali terakhir mereka bertemu karena entah kenapa rasa tak nyaman dalam dirinya tiba-tiba muncul naik ke permukaan dan membuat rasa cemas itu datang.
Jaehyun terlalu takut untuk harus merasakan cinta.
"Johnny hyung, Jaehyun akan pulang. Maaf telah mengganggu istirahatmu, selamat pagi dan selamat tinggal." Ucapnya mengelus lembut rahang tegas itu dan kemudian pergi, ia harus melupakan rasa ini. Dirinya harus melupakan sesuatu yang akan menjadi awal kehancuran itu kembali.
Ya, sesuatu yang akan menghancurkannya.
Lagi.
Setelah punggung itu menghilang dibalik pintu, kedua mata yang sedari tadi terpejam terbuka. "Selamat pagi Jaehyun. Dan sampai jumpa, bukan selamat tinggal." Ucapnya dengan ekspresi datar yang terlihat cukup menganggu.
Dirinya sedikit tidak nyaman dengan perkataan pria manis itu. Selamat tinggal?? Bahkan jika Johnny sudah mengatakannya sejauh apapun Jaehyun pergi ia pasti akan dengan mudah menarik bocah itu untuk kembali dalam genggamannya.
Tidakkah ia bersikap seenaknya? Bagaimana bisa saat ini ia terlihat seakan sebegitu keras menginginkan sosok asing itu untuk ia jadikan sebagai cintanya? Bolehkah ia berfikir bahwa ini hanya sekedar rasa suka yang tak akan berlangsung lama? Hanya ketertarikan yang dilandasi oleh rasa banyak terimakasih karena sudah menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drowned Me : JohnJae
Fantasy'Kau karya Tuhan paling sempurna Tuhan tak memberimu itu sebagai dosa Jung Jaehyun, kau permata semesta.' - Bukan cerita romansa sepasang kekasih yang dimabuk cinta, bukan juga drama penuh konflik tak berujung jua. Ini hanya tentang Seo Johnny dan J...