Beomgyu membuka pintu kamarnya. Dan menemukan Taehyun yang sedang duduk di kasurnya.
Kelihatannya Taehyun kayak lagi murung gitu. Beomgyu pun memutuskan untuk duduk di samping Taehyun.
"Dek.. Lo kenapa?"Tanya Beomgyu.
Tanpa aba-aba Taehyun langsung saja memeluk Beomgyu. Beomgyu pasti kaget dong tapi ya langsung balas peluk Taehyun.
"Gue tidur di sini ya."Ujar Taehyun.
Beomgyu kebingungan. Tumben sekali.
"Iya."Balas Beomgyu seadanya.
Taehyun pun langsung berbaring di kasur. Tak lupa juga menarik Beomgyu untuk berbaring di sampingnya.
Beomgyu menghadap ke atas dinding kamarnya lalu memiringkan badannya dan menoleh ke arah Taehyun. Ya, sekarang Taehyun dan Beomgyu lagi saling tatapan.
Sebenarnya Taehyun itu ganteng. Kadang juga kayak cool boy gitu. Tapi balik lagi bahwa dia abangnya Taehyun. Otomatis jaga perasaan. Beomgyu masih tau batasan.
"Cantik."
Mendengar gumaman dari Taehyun. Beomgyu seketika tersadar dari lamunannya. Beomgyu memutuskan mengabaikan gumaman dari Taehyun kemudian memejamkan matanya. Sedangkan Taehyun masih saja menatapnya.
Merasa kalau Beomgyu sudah tertidur. Taehyun mencium kening Beomgyu.
"Gue cinta sama lo Gyu. Gue.. Gue ga akan biarin orang lain ganggu rencana gue buat nikahin lo sekalipun itu mama."
Taehyun pun memeluk tubuh Beomgyu. Memejamkan matanya dan ikut tidur juga.
Suasana di meja makan sekarang sangat canggung. Biasanya mama dan papa bakal buka obrolan kalau Taehyun biasanya juga suka ikut ngobrol tapi sekarang malah sunyi. Dari Beomgyu yang ga sengaja nguping obrolan mama dan Taehyun yang melibatkan dirinya. Suasana jadi beda.
"Ma, pa, Gyu. Taehyun duluan.".
Taehyun pergi dari meja makan. Beomgyu sontak melotot. Lah? Dia ditinggal. Terus berangkat sekolahnya gimana dong? Kan biasanya selalu bareng Taehyun.
"Eh? Tyun ak-"
"Selesaiin makan dulu nak. Nanti papa yang anter kamu."
Beomgyu melongo sebentar kemudian tersenyum.
"Oke pa."
Kapan lagi dianter sekolah sama papa ya kan? Hahaha.
"Nak."
Beomgyu yang lagi fokus ngeliat ke arah jendela mobil sontak menoleh ke arah papanya yang sedang menyetir.
"Kenapa pa?"
"Kamu sayang sama mama dan papa ga?"
Beomgyu mengerutkan dahinya lalu menatap papa dengan tatapan bingung.
"Ya pasti sayang dong pa. Kenapa nanya kayak gitu?"
Papa terdiam sesaat. Lalu menoleh ke arah Beomgyu sekilas.
"Beomgyu gabakal ninggalin mama, papa dan adekmu Taehyun kan?"
"Apaansih pa? Emangnya aku mau pergi kemana coba?"
"Jadi Beomgyu gabakal ninggalin kami kan?"
"Ya gabakal lah. Masa ninggalin keluarga sendiri sih pa?"
Yang bisa Beomgyu lihat papa sekarang lagi menghela nafasnya lega.
"Baguslah."
Beomgyu menatap lamat papanya.
"Sebenernya.. Apa yang kalian sembunyiin dari aku?"
Grepp
Baru saja Beomgyu masuk kelas tiba-tiba disambut oleh pelukan dari Jeongin. Beomgyu pun membalas pelukan tersebut. Jeongin melepaskan pelukannya. Menatap Beomgyu dengan tatapan khawatir.
"Lo gapapa kan Gyu?"
"Ha? Apanya?"
"Tentang rumor kemarin. Mama papa lo ke sini kan?"
Beomgyu tersenyum.
"Tenang, soal itu mah udah beres. Postingan rumor itu juga udah dihapus dan pak kepala sekolah juga udah bantah kalo rumor itu ga bener."
"Tapi lo ga kena marah mama sama papa lo kan?"
"Engga. Malah ortu aku kayak biasa aja. Aku sejujurnya heran tapi yaudahlah yang penting ga kena marah hehe."
Jeongin tersenyum lega.
"Bagus deh kalo gitu."
Beomgyu menoleh ke seluruh arah dan kembali menatap Jeongin.
"Btw, Taehyun mana Ayen?"
"Gatau, tadi baru masuk kelas cuma buat taruh tas terus pergi keluar, mana mukanya kayak serem gitu."
"Oh.."
Beomgyu pun berjalan ke arah mejanya lalu menaruh tasnya dan duduk di kursinya. Kemudian menatap kursi yang berada di sebelahnya.
"Tumben banget Taehyun ga stay di kelas?"