SELFISHNEES LOVE
~Chapter 18~
--------------Vote, comment and read
Ok enjoy it
===============*****
Waktu dengan cepat berlalu. Tiba-tiba waktu sudah menunjukkan pukul 23:45, dan saat ini Rama sedang berada dalam dekapan Esa. Rasanya aneh, ketika kemarin Rama mencaci maki Esa dengan semangat, sekarang malah dia merelakan Esa bergelayut manja di tubuhnya. Esa memang memintanya untuk menginap di rumahnya. Rama pun akhirnya luluh juga dan pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti dan pamit pada ibunya.Rama menengok ke arah Esa. Esa sudah memejamkan matanya dan menyandarkan pipinya di pundak Rama. untuk sejenak Rama terdiam memandangi Esa, lalu ia kembali memalingkan wajahnya menatap langit-langit.
Hati Rama masih belum bisa tenang. Hubungannya dengan Esa mungkin sudah kembali normal, tapi dia masih memiliki tanggungan pada Nara. baru saja pada malam ulang tahunnya, Rama berani untuk mendekati Nara tapi keesokan harinya ia malah mencampakkannya seperti barang bekas. Bagaimana perasaan Nara? Rama masih ragu Nara akan menanggapinya serius, karena dia sendiri juga belum tahu, apakah Nara merasakan hal yang sama dengannya.
'Mungkinkah Nara mau menyukaiku?' pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa Rama pastikan. Padahal Nara belum tentu mau dengannya, tapi Rama malah bersikap seakan sok jual mahal kemarin. Nara mungkin jadi merasa illfeel dengannya saat ini. Rama menghela nafas panjang. Dia menoleh lagi ke Esa yang terlelap kelelahan. Dengan hati-hati ia melepaskan dekapan Esa. Ia sandarkan kepala Esa dengan lembut di bantalnya lagi. Esa tampak tidak melawan dan larut dalam lelapnya. Rama pun bangkit dari ranjang itu. Ia berjalan menuju beranda di depan kamar Esa. Dengan perlahan ia buka pintu geser dari kaca itu. Ia buru-buru keluar dan menutup lagi pintu itu supaya angin malam tidak terlalu lama masuk dan menganggu Esa.
Rama memandangi langit malam yang kelam dari sana. Tampaknya mendung masih enggan untuk pergi. Langit tidak lagi tampak hitam dan penuh dengan ketombe, tapi abu-abu seperti rambut yang tua. Ini pasti karena mendung. Cuaca yang benar-benar sesuai untuk suasana hati Rama.
Rama duduk di atas pagar beranda. Ia menengadah ke langit. Mencoba mencari bulan yang diculik awan mendung. Entah kenapa, setiap ia melihat langit malam, ia selalu teringat pada Nara. Senyumnya lembut dan indah bercahaya seperti bulan, dan tidak menyengat seperti matahari. Untuk sejenak Ia mengasihani dirinya sendiri. Hatinya sesak. Perasaan cintanya pada Nara sudah penuh sesak, seakan mau meledak. Rama tidak tahan untuk menahannya terlalu lama.
'Apa aku harus bicara dengan Nara? Minta maaf padanya? Dan berharap dia juga merasakan apa yang aku rasakan padanya'
Rama larut dalam pikirannya. Ia menimbang-nimbang usulan hatinya itu. Saat ia masih termenung, ia mendengar suara ranjang Esa. Rama menoleh ke dalam kamar, dilihatnya Esa sedang berganti posisi, dia tidak menyadari rupanya jika Rama sudah tidak disisinya lagi. Rama agak lama memandangi Esa. Kini wajah Esa menghadap ke arah beranda, ke arahnya. Rama bisa melihat wajah Esa yang terlelap. Wajah yang manis, polos seperti bayi.
Rama menghela nafasnya lagi. Ia memalingkan wajahnya dan kembali menatap langit.
Ia kembali teringat, bahwa dia tidak mungkin semudah itu mengungkapkan perasaannya pada Nara. Dia sudah memiliki ikatan dengan Esa. Rama tidak ingin gegabah. Ia tidak ingin kejadian pahit kemarin terulang kembali. Rama kini sudah memahami sifat Esa. Esa masih polos, dia akan bertindak sesuai kata hatinya. Dia masih labil seperti anak kecil. Dia akan merengek meminta lolipop yang ia mau dan dia akan menangis jika orang lain merebut permen lolipop yang sedang ia jilat. Begitulah Esa, Rama pun tak punya pilihan selain menurutinya. Mungkin selama berjalannya waktu, Rama bisa berbicara dengan Esa dan mengubah sifatnya, dan rama tahu itu akan memakan waktu yang tidak sebentar. Rama hanya perlu bersabar. Selama itu pula, mungkin dia bisa sedikit-sedikit mencari peluang untuk berbicara dengan Nara. dia perlu waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFISH OF LOVE
Teen Fiction"Kenapa? Harusnya kamu tanya ke kamu sendiri sa! Kenapa aku kayak gini! Aku udah ngelakuin semua keinginanmu kan? Aku dah mau jadi pacarmu, aku mau ngelayani kamu, nyuapin kamu, nyium kamu, meluk kamu! Bahkan aku sudah jauhin Nara buat kamu! Sekaran...