Minggu siang, Chika sedang melukis di balkon kamarnya.
Serr
Pintu kaca balkon kamar Chika digeser seseorang. Chika sama sekali tidak menoleh, ia sudah tau siapa yang datang ke balkon nya ini.
"Chika."
Tuhkan, dugaan Chika benar. Ini suara kakaknya, Shani. Kakaknya itu duduk disampingnya lalu menatap lukisan yang ia buat.
"Gambar abstrak ya," terka Shani yang dijawab anggukan oleh Chika.
"Kenapa kesini, Kak?" tanya Chika tanpa menoleh.
"Tadinya Kakak mau ajak kamu ke supermarket, mama nyuruh kakak buat belanja bulanan," jawab Shani.
Chika sedikit mengernyit. "Diruang makanan, bahannya udah habis semua emang?"
Shani mengangguk. Memang dirumah mereka, tepatnya di dapur. Disediakan ruangan khusus yang didalamnya terdapat berbagai makanan serta bahan-bahan untuk memasak. Anggap saja itu adalah kulkas terbesar dirumah Chika ini.
"Kenapa ga bibi aja yang beli? Biasanya kan gitu," ucap chika lagi.
"Kakak sekalian beli makanan juga nih, kulkas dikamar kakak udah kosong. Stok sereal kakak juga udah dikit," jelas Shani.
Chika hanya menganggukkan kepalanya berkali-kali. Ia menyudahi aksi melukisnya lalu menyimpan beragam alat lukis nya itu dan masuk kedalam kamar.
"Ga sekalian dibawa masuk chik?" Tanya Shani menunjuk kotak alat lukis Chika.
"Ntar kak ayu yang beresin," ucap Chika.Lalu Shani pun ikut masuk kedalam kamar Chika.
Chika, gadis itu masuk kedalam ruang khusus ganti pakaian yang ada dikamarnya.
"Udah?" Tanya Shani ketika chika sudah keluar dari ruang ganti.
Chika hanya mengangguk. Ia mengenakan celana leajing hitam yang panjang semata kaki lalu memakai sweater oversize berwarna abu dark yang panjangnya hampir mendekati lututnya.
Ia mengenakan sepatu bermerk nike yang berwarna putih itu. Rambutnya, ia gerbang dan tidak mengucirnya.
"Bentar kak."
Chika menaikkan lengan sweater nya sedikit keatas lalu memakai jam mewah miliknya.
"Udah."
Shani hanya mengangguk. Lalu ia dan Chika pun keluar dari kamar.
Mereka berdua menuruni tangga yang besar dirumahnya sambil bercerita. Tapi, hanya Shani saja yang paling mendalami cerita-cerita mereka. Chika hanya diam mendengarkan.
"Mau kemana non?" tanya Pak Bayu, salah satu bodyguard papanya yang kebetulan sedang membuka pintu utama rumah mereka.
"Supermarket, Pak," jawab Shani dengan ramah.
"Oh kalau gitu, biar saya antar saja."
Shani menggeleng menolak tawaran dari pak bayu."Saya kesananya berdua aja sama Chika, naik mobil saya," tolak Shani sambil tersenyum.
"Oh gitu, yaudah saya ke kantor tuan besar dulu ya non," ucap pak bayu sebelum pamit.
Shani hanya mengangguk. Pak bayu membuka pintu utama rumah tersebut agar Shani dan Chika tidak membukanya lagi.
"Makasih ya pak," kata Shani sambil berjalan keluar diikuti oleh Chika.
"Iya non, Hati-hati ya."
Pak bayu pun masuk kedalam rumah dan menuju kantor Keynal yang terletak di lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YESSICA | CHIKARA
Teen Fiction[Upload ulang] "Tolong, kembali ke aku. Aku minta maaf, aku nyesel. ayo balik lagi, aku mohon." Yessica Tamara, sosok gadis yang memiliki kesempurnaan dalam dirinya. Yessica memiliki hobi melukis dan sangat suka hal yang berbau Musik. Namun, dibali...