Prolog

5.2K 799 153
                                    

⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

                                  —————

"Gimana ya, cara mendapatkan hati seseorang yang kita cintai walau gak merasa pantas sih sebenernya. Gak dari ahlak, gak dari ilmu, berbanding jauh deh pokoknya," curhat Nawra.

"Ya kan masih ada waktu untuk kamu memperbaiki diri, Ra," ucap Salwa.

"Kamu terlalu Masya Allah buat aku yang Astagfirullah," sambung Nawra sembari melihat Ustadz Adnan yang kebetulan terlihat melintas di kejauhan.

"Heh ... istighfar, Ra! matamu dijaga! ingat, bukan mahram!" timpal Nadia sambil menghalangi pandangan Nawra dengan wajahnya.

"Ih ... Nadia! sekali-kali knapa si? lagian tadi kan emang gak sengaja lewat loh, seriusan deh." Nawra terlihat kesal kepada Nadia.

"Ya, kan aku sebagai temen yang baik menghalangi kamu Ra, biar nggak dapet dosa."

"Eh, ssttt! tuh Bu Jihan dateng," ucap Salwa lalu menarik Nawra dan Nadia ke dalam kelas.

Bu Jihan yang telah mendengar keributan mereka dari tadi, menghampiri mereka bertiga di dalam kelas.

"Hei, kalian ini ya! jangan karena lagi jam kosong terus bisa ribut seenak hati! Saya sampai nggak fokus ngajar. Bahkan suara kalian itu sampai di kelas yang paling ujung, ada ustadz Adnan lagi ngajar di situ, gak malu kalian? dan kamu Nawra, jangan mentang-mentang bapakmu yang punya sekolah ini, jadi bebas teriak sana sini ya!" Emosi Bu Jihan semakin tinggi.

Nawra,Salwa dan Nadia hanya bisa menunduk dan merasa bersalah atas keributan tadi.

My Crush My Ustadz [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang